Apa Itu Ruptur Tendon Achilles? Begini Cara Penanganannya Menurut Ahli
TIMESINDONESIA, JEMBER – Ruptur tendon achilles merupakan pecah atau terpisahnya serabut tendon diakibatkan karena tarikan yang melebihi kekuatan tendon.
Cedera tersebut memengaruhi bagian belakang kaki bawah dan bisa terjadi pada siapa saja terutama bagi seseorang yang melakukan aktivitas tinggi dan menggunakan tendon achilles secara berlebihan seperti olahraga.
Advertisement
Tendon Achilles merupakan tendon terbesar dan terkuat di tubuh manusia yang memiliki fungsi untuk berjalan, berlari, dan melompat.
Memiliki peranan penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitasnya, menyebabkan tendon achilles menanggung banyak tekanan.
Tak perlu takut, dr. Nanang Hari Wibowo, Sp.OT, (K), Spesialis Ortopedi Sub Spesialis Pinggul dan Lutut Siloam Hospitals Jember membagikan beberapa tips dan trik dalam menangani cedera tersebut.
"Dalam penanganan pasien dengan gejala cedera tendon achilles, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yaitu pemeriksaan fisik dan diagnostik. Pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter dengan cara meraba kaki pasien, dan meminta pasien menggerakkan kaki secara pelan untuk mengetahui lokasi pembengkakan dan rentang gerak penderita," jelasnya dalam health talk bersama media, Selasa (25/7/2023).
Sedangkan pemeriksaan penunjang dilakukan melalui USG ataupun MRI.
Pemeriksaan USG umumnya dilakukan sebagai pemeriksaan dini dengan biaya yang relatif murah.
Apabila diperlukan pemeriksaan lebih mendetail mengenai cedera parsial, perubahan degeneratif otot, seberapa parah kerusakan otot, maka dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan MRI.
"Terdapat dua metode untuk penanganan cedera tendon achilles yaitu pengobatan konservatif maupun operatif. Tindakan dengan konservatif sangat bervariasi, secara klasik menggunakan gips panjang di kaki dengan lutut tertekuk/fleksi dan tumit di equinus selama 2-3 minggu, pemasangan gips pendek di kaki selama 8 minggu. Pasien tidak boleh menumpu beban selama 6 minggu pertama," tambahnya.
Kendati demikian, perawatan bedah (operatif) akan dilakukan jika penanganan nonbedah tidak dapat mengobati cedera atau jika terjadi cedera tendon yang parah.
Prosedur operasi melibatkan penyambungan kembali tendon atau penggunaan donor/graft tendon dari bagian tubuh lain untuk memperkuat area yang cedera.
Pemulihan pascaoperasi melibatkan imobilisasi dengan gips atau brace khusus yang memungkinkan tendon sembuh secara optimal.
“Gangguan pada tendon achilles lebih umum terjadi di sebelah kiri dari pada sisi kanan. Ruptur tendon paling banyak terjadi pada laki-laki dengan rasio antara laki-laki dan perempuan kira-kira 10:1," ujarnya.
Lebih lanjut, menurut dr. Nanang, ruptur tendon achilles dapat dikaitkan dengan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, gout, lupus eritematosus, rheumatoid arthritis, dan hiperparatiroid.
Mikro trauma yang berulang juga merupakan faktor resiko terjadinya ruptur tendon achilles.
Sementara itu, Direktur Siloam Hospitals Jember, dr. Rekki Budiono Susanto.,M.ARS mengatakan jika kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait cedera tendon achilles yang kerap terjadi.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat Jember untuk memanfaatkan fasilitas lengkap yang dimiliki Siloam Hospitals Jember.
"Disini kami miliki CT scan, MRI, mammografi, kamar operasi yang dilengkapi dengan equipment yang expert. Dan unggulan di Siloam adalah bedah ortopedi dan bedah saraf," terangnya.
dr. Rekki juga mengaku masih mengembangkan urologi di Siloam Hospitals Jember guna terus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat diwilayah sekitar. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |