Bupati Ponorogo Targetkan Penurunan Stunting 7 Persen

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Masalah stunting harus segera teratasi untuk menyiapkan generasi unggul dan kompetitif. Pemkab Ponorogo selama ini menerapkan pola penanganan yang terbukti ampuh menekan kasus anak balita gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi itu.
Prevalansi stunting di Ponorogo pada 2022 adalah 14,2 persen yang turun 5,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berani pasang target menurunkan angka stunting di angka 7 persen pada tahun 2023 ini dengan menggerakan semua lini, tanpa kecuali. Dengan mengerahkan tenaga kesehatan jemput bola untuk mendatangi setiap rumah tangga yang memiliki anak balita stunting.
Advertisement
"Bidan desa berperan penting dalam menekan kasus stunting karena berinteraksi langsung dengan masyarakat,’’ kata Bupati Sugiri Sancoko Senin (21/8/2023).
Menurutnya, saat ini Pemkab Ponorogo melalui Dinas Kesehatan berupaya menekan angka stunting dengan sejumlah program. Bulan timbang dilaksanakan setiap Februari dan Agustus untuk mendeteksi gangguan dan penyimpangan tumbuh kembang anak sejak dini agar mendapat tindak lanjut dengan cepat serta tepat.
"Bidan desa juga selalu hadir dalam posyandu balita di setiap dukuh, perannya perlu dimaksimalkan untuk menangani kasus stunting," jelas Bupati Sugiri Sancoko.
Perang menghadapi stunting di Ponorogo selama ini berlangsung masif dengan mengerahkan sekitar 751 tim pendamping keluarga (TPK). Tugas TPK adalah mendatangi langsung rumah keluarga yang memiliki anak balita (bawah lima tahun) yang berisiko stunting.
Ratusan anggota TPK itu juga memverifikasi dan mevalidasi data keluarga berisiko stunting. Bersamaan itu, Pemkab Ponorogo menambah locus penanganan stunting dari 15 menjadi 25 desa atau kelurahan dengan melibatkan camat, kades, serta lurah.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti kepada TIMES Indonesia mengaku bahwa penanganan stunting dilakukan sedini mungkin. Seperti halnya yang dilakukan kepada para calon pengantin sebelum menikah mendapatkan bekal tentang seluk beluk reproduksi. Mereka ikut dalam program kecapmanis akronim dari kelas edukasi calon pengantin menuju pernikahan sehat dan harmonis.
"Calon pengantin di Ponorogo mendapat bimbingan petugas dari Kemenag dan Puskesmas," ujar Dyah Ayu Puspitaningarti terkait penanganan stunting sedini mungkin yang bisa dilakukan. (adv)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.