Kesehatan

Pemkot Yogyakarta Sukses Turunkan Angka Stunting Menjadi 13,8 Persen

Rabu, 23 Agustus 2023 - 23:09 | 148.28k
Pemerintah Kota Yogyakarta berhasil menurunkan angka stunting menjadi 13,8 persen pada tahun 2022. (FOTO: Pemkot Yogyakarta)
Pemerintah Kota Yogyakarta berhasil menurunkan angka stunting menjadi 13,8 persen pada tahun 2022. (FOTO: Pemkot Yogyakarta)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota atau Pemkot Yogyakarta berhasil menurunkan angka stunting. Tercatat, pada tahun 2022 telah terjadi penurunan kasus stunting menjadi 13,8 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan angka nasional yang mencapai 21,6 persen. Capaian ini bahkan melampaui target nasional penurunan stunting 14 persen yang ditargetkan akan dicapai pada tahun 2024.

“Penurunan stunting di Kota Yogyakarta tahun 2022 mencapai 3,3 persen dari yang sebelumnya pada tahun 2021 sebesar 17,1 persen. Ini angka yang positif, karena target penurunan angka stunting nasional pada tahun 2024 adalah 14 persen, sementara Kota Yogyakarta sudah berada di angka 13,8 persen,” kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Iswari Paramita, Rabu (23/8/2023).

Advertisement

Paramita menambahkan, untuk menekan angka stunting, Pemkot Yogyakarta telah menyusun dua intervensi yang dibagi menjadi sensitif (70 persen) dan spesifik (30 persen), dengan memfokuskan pada lokasi tertentu yang menjadi prioritas.

“Intervensi sensitif berfokus pada penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi, serta akses pangan bergizi. Sementara, intervensi spesifik langsung menyasar penyebab terjadinya stunting yang didominasi oleh sektor kesehatan,” jelas Paramita.

Sebanyak 25 lokus telah didampingi oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di Kota Yogyakarta, ditambah dengan 165 Tim Penggerak PKK, 165 Kader KB dan 165 Bidang yang tersebar di 45 Kelurahan.

“Strategi penurunan stunting dilakukan bersama lintas sektor melalui pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), yang tidak hanya melibatkan Perangkat Daerah saja tetapi juga Polresta, Kodim, Baznas, Rumah Sakit Swasta, Kampus dan tentunya masyarakat, untuk mengintervensi perilaku hidup sehat, pemenuhan gizi, penyediaan sarana prasarana, dan sosial kependudukan,” ungkap Paramita.

Program-program seperti Bimo Kunting, Lele Cendol dan Kampung Sayur, Gemar Makan Berbahan Protein (Gembrot), Pemberian Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK), Ruang Laktasi Portable dan Dapur Balita Sehat telah dijalankan sebagai upaya penurunan stunting.

“Dapur Balita Sehat menjadi program pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi saat pandemi Covid-19 terjadi pada tahun 2020. Program ini disambut baik oleh masyarakat dan berjalan seiring dengan program Pemkot dalam upaya percepatan penurunan stunting menuju Kota Yogyakarta yang bebas dari stunting,” kata Ketua Pokja 4 TP PKK Kota Yogyakarta, Wieny Sumarah Asih.

TP PKK Kota Yogyakarta juga mengambil peran aktif dalam pemberdayaan masyarakat melalui program-program yang dilakukan oleh Pokja. Yakni, Pokja 1 menitik beratkan pada pendidikan pola asuh dalam keluarga. Sedangkan Pokja 2 peningkatan kesejahteraan keluarga dan pendidikan anak usia dini. Berikutnya, Pokja 3 pemberian penganekaragaman makanan dengan gizi seimbang. Selanjutnya, Pokja 4 pemberian edukasi pola asuh bayi dan balita

Dengan upaya yang telah dilakukan ini, Kota Yogyakarta berharap dapat terus menekan angka stunting hingga mencapai angka nol persen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES