Kesehatan

Nggak Melulu Soal Tulang, ini Masalah Kesehatan Jika Kekurangan Vitamin D

Rabu, 30 Agustus 2023 - 01:17 | 143.08k
ilustrasi makanan dan minuman mengandung vitamin D. FOTO: printerest
ilustrasi makanan dan minuman mengandung vitamin D. FOTO: printerest

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kekurangan vitamin D tidak selalu berhubungan dengan tulang dan pertumbuhan. Selama ini kekurangan vitamin D dapat berakibat pada tidak maksimalnya pertumbuhan tulang dan gigi pada anak, dan osteoporisis pada lansia. 

Bagi orang dewasa, kekurangan vitamin D bisa terindikasi dari gangguan tulang dan otot seperti sering merasakan nyeri termasuk juga radang sendi. 

Advertisement

British Medical Journal merilis penelitian yang dilakukan dalam 10 tahun terakhir. Faktanya dalam penelitian tersebut, kekurangan vitamn D juga berdapak pada kerontokan rambut, mudah batuk pilek, mood yang tidak stabil, hipertensi, penyakit jantung bahkan kanker. 

Vitamin-D.jpg

Tugas vitamin D selain menyerap kalsium dan fosfat, dan menjaga otot dan gigi tetap sehat, vitamin D juga bertugas membantu sistem kekebalan tubuh melawan bakteri dan virus yang menyerang. jadi vitamin D dapat menjaga kekebalan tubuh. Nah, ingat zaman covid-19 lalu? Kita dianjurkan untuk berjemur supaya memiliki daya tahan tubuh yang kuat berkat vitamin D dari sinar matahari. 

WHO merekomendasikan vitamin D dikonsumsi setidaknya 15 mikrogram (mcg) oleh anak-anak hingga dewasa. Sementara bagi para lanjut usia, asupan vitamin D yang dibutuhkan sebanyak 20 mcg per hari. 

Asupan gizi bervitamin D itu dapat diperoleh dari berbagai makanan dan minuman. Contohnya aneka ikan laut, ikan salmon, telur, minyak hati ikan kod, daging merah. 

Beragam sayuran berwarna hijau juga mengandung vitamin D, seperti brokoli, bayam, dan seledri.

Sementara minuman yang mengandung vitamin D di antaranya susu dan turunannya, termasuk yogurt dan keju. 

Vitamin-D-2.jpg

Sinar matahari juga mengandung vitamin D. Dikutip dari laman siloamhospital, waktu terbaik berjemur untuk mendapatkan vitamin D pada jam 10-12 siang. Pada kurun waktu tersebut, kebutuhan kulit untuk memproduksi vitamin D lebih cepat tercapai. 

Meski demikian ada risiko kerusakan kulit akibat sinar UVB juga menjadi tinggi. Apabila Anda memilih berjemur pada siang hari, sebaiknya batasi durasi berjemur selama 10 menit saja dan tetap menggunakan tabir surya dengan SPF 15. 

British Journal of Dermatology menunjukkan bahwa penggunaan tabir surya tidak berhubungan dengan defisiensi atau kekurangan vitamin D. Sebaiknya tetap gunakan tabir surya bila Anda memilih berjemur pada siang hari. Tabir surya dengan SPF 15 dapat menyaring 93% sinar UVB, sehingga kulit kita masih dapat menyerap sebanyak 7%. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES