Prevalensi Stroke Tinggi, RSUD Sleman Luncurkan Hospital Ready Stroke

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – RSUD Sleman menaruh perhatian serius terhadap penyakit stroke. Untuk mencegah masyarakat agar tidak menderita penyakit storke, rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Sleman ini mengenalkan Program Hospital Ready Stroke, Kamis (31/8/2023).
Program yang diluncurkan RSUD Sleman di Kapanewon Mlati ini mendapat respon positif Bupati Sleman Kustini SP dan masyarakat dari berbagai elemen. Sosialisasi ini dihadiri langsung oleh tim dokter penanganan Stroke RSUD Sleman yaitu dr. Dian Prasteyo dan dr. Eni Nurhidayati.
Advertisement
Wakil Direktur RSUD Sleman, Cholis Noor Mutaslimah menegaskan, stroke merupakan penyakit degenerative. Saat ini, banyak masyarakat yang berusia lansia hingga usia produktif menderita penyakit stroke. Dampaknya, mereka tidak dapat beraktivitas apalagi bekerja, sehingga penyakit tersebut dapat membuat ekonomi keluarga terganggu.
“Kamis, RSUD Sleman akan terus berupaya melakukan sosialisasi kepada kader kesehatan mengenai bagaimana cara mencegah hingga penanganan stroke. Sebab, penyakit ini tidak hanya berdampak kepada penderita namun bagi keluarga hingga Ekonomi. Karena itu, mencegah lebih penting dari pada mangobati,” terang Cholis.
Rencananya, sosialisasi pencegahan penyakit stroke ini akan dilakukan di 4 lokasi. Yakni, Kapanewon Sleman, Kapanewon Mlati, Kapanewon Turi, dan Kapanewon Tempel.
“Tidak hanya mengenai penyakit stroke, kami juga membahas cara pencegahan dan penanganan berbagai penyakit lainnya seperti kanker, jantung hingga gagal ginjal,” papar Cholis.
Bupati Sleman Kustini mengapresiasi sosialisasi pencegahan penyakit stroke yang dimotori RSUD Sleman. Untuk mencegah stroke, warga perlu melakukan terapi trombolitik atau trombolisis.
Kustini berharap seluruh stakeholder kesehatan dan masyarakat dapat bersinergi bersama dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat lainnya dalam upaya preventif penyakit stroke.
“Untuk mencegah stroke, maka kita harus memperhatikan pola makan dan pola hidup sehat,” tandas Kustini.
Pada tahun 2015, penyakit stroke menempati peringat tertinggi kedua penyebab kematian di dunia. Ironisnya, di Indonesia penyakit stroke menempati peringat tertinggi yang menyebabkan seseorang meninggal dunia. Pada tahun 2018, Kementerian Kesehatan RI melansir, prevalensi penderita penyakit stroke di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 10,9% atau diperkirakan mencapai 2.120.362 orang. Angka itu berdasarkan diagnosa dokter terhadap warga yang berusia > 15 tahun.
Karena itu, untuk mencegah penyakit stroke Kemenkes RI termasuk Pemkab Sleman dan RSUD Sleman gencar melakukan kampanye konsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kadar gula dalam darah, rutin melakukan aktivitas fisik dan cetk rutin kesehatan setidaknya 6 bulan sekali. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |