ISPA Mulai Serang Warga Banyuwangi, Kemarau Ekstrem Jadi Pemicu
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Musim kemarau panjang yang tengah melanda, menjadi faktor utama masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur, terserang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).
Menurut Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, cuaca panas atau musim kemarau yang terjadi, membuat tingginya kasus penyakit ISPA hampir diseluruh Indonesia tak terkecuali di Bumi Blambangan.
Advertisement
Dari data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, pada bulan Agustus 2023, terdapat 1.962 kasus ISPA yang menyerang masyarakat Banyuwangi, dan khusus pada balita ada sebanyak 671 kasus.
“Karena saat kemarau dengan kondisi kering, banyak debu dan polusi masuk kesaluran pernapasan, menjadi penyebab meningkatnya kasus ISPA,” kata Amir, Sabtu (16/9/2023).
Amir menambahkan, pada musim kemarau yang kering dan tingkat kelembaban rendah, selain bisa menjadi pemicu tingginya penderita ISPA, juga berdampak pada banyaknya penyakit mata serta diare. Apalagi untuk masyarakat dengan mobilitas tinggi dan sering kontak dengan orang lain.
“Secara umum peningkatan ISPA tidak terlalu signifikan, tapi perlu kita waspadai karena faktor resiko utama sedang ada,” ucapnya.
Mengenai hal tersebut, Dinkes Banyuwangi berharap sekaligus mengimbau kepada masyarakat, untuk selalu waspada. Dalam hal ini, Amir mengatakan agar melakukan langkah-langkah pencegahan ISPA, diantaraya melalui penggunaan masker dan menjaga higienitas.
"Masker itu penting, seharusnya kita bisa menghindari ISPA melalui penggunaan masker, terutama dalam menghalau virus, bakteri dan debu, serta mencuci tangan" ujarnya kepada TIMES Indonesia.
Untuk diketahui, secara umum gejala ISPA bisa meliputi batuk, hidung tersumbat, bersin, demam, sakit kepala, nyeri tenggorokan atau nyeri telan, hingga kesulitan bernafas. Terlebih Amir juga mengingatkan kepada masyarakat, ISPA disebutnya dapat menjadi gejala awal dari Covid-19. Ia menuturkan, walaupun kini sudah tak lagi menjadi pandemi namun virus tersebut masih ada.
"Yang terbaru dari WHO merilis Omicron Subvarian Eris," ujarnya.
ISPA sendiri adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan. Kondisi tersebut menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, baik itu saluran atas dan saluran bawah dengan menyerang beberapa organ seperti sinus, faring, laring hingga hidung.
Penyakit ISPA juga salah satu penyakit yang menular dan rentan mengenai anak-anak, di mana imunitas mereka memang masih dalam perkembangan. Tidak menutup kemungkinan fase remaja hingga dewasa juga bisa terserang apabila tidak menjaga kebersihan diri atau higienitas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |