Kesehatan

Hari Jantung Sedunia: Lansia di Kota Tasikmalaya Antusias Ikuti Deteksi Aritmia

Kamis, 28 September 2023 - 16:50 | 84.81k
Sejumlah dokter saat mempergakan meraba nadi sendiri di momen Hari Jantung International di halaman parkir RS Tasik Medika Citratama (TMC), Jalan KHZ Mustofa 310, Cihideung, Kota Tasikmalaya, pada Kamis (28/9/2023.
Sejumlah dokter saat mempergakan meraba nadi sendiri di momen Hari Jantung International di halaman parkir RS Tasik Medika Citratama (TMC), Jalan KHZ Mustofa 310, Cihideung, Kota Tasikmalaya, pada Kamis (28/9/2023.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYALansia di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, bersama-sama merayakan Hari Jantung Sedunia dengan semangat tinggi melalui kegiatan edukasi deteksi aritmia yang unik, yaitu menggunakan metode "MENARI" (Meraba Nadi Sendiri).

Acara ini digelar di halaman parkir RS Tasik Medika Citratama (TMC), Jalan KHZ Mustofa 310, Cihideung, Kota Tasikmalaya, pada Kamis (28/9/2023).

Advertisement

Gelaran ini mendapat dukungan dari RS TMC, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) Kota Tasikmalaya, dan Persatuan Wredatama Seluruh Indonesia (PWRI) Kota Tasikmalaya. Antusiasme luar biasa terlihat dari kalangan lansia, terutama dalam mengikuti edukasi deteksi dini aritmia dengan menggunakan metode "MENARI."

Aritmia merupakan kondisi irama jantung yang tidak teratur dan dapat berdampak serius bagi penderitanya. Meskipun banyak orang di Kota Tasikmalaya, termasuk di seluruh Indonesia, menderita penyakit jantung, aritmia seringkali tidak terdeteksi secara dini. Untuk mengatasi masalah ini, sejumlah dokter spesialis yang tergabung dalam PERKI Kota Tasikmalaya memberikan edukasi kepada ratusan peserta lansia yang hadir.

Dalam salah satu talk show, seorang dokter menjelaskan bahwa gejala aritmia sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala hingga gejala klinis yang serius seperti detak jantung tidak teratur, sesak napas, pingsan, stroke, atau kejang. Namun, aritmia dapat dideteksi secara mandiri dengan metode "MENARI," yang merupakan singkatan dari Meraba Nadi Sendiri. Untuk melakukannya, seseorang dapat meraba denyut nadi di daerah pembuluh nadi yang berdekatan dengan tulang, seperti di leher, bawah siku, dekat pergelangan tangan, paha, dan kaki.

Langkah-Langkah Melakukan "MENARI"

Genggam pergelangan tangan, Rabalah dengan jari telunjuk, tengah, dan manis tonjolan tulang di bagian bawah pangkal ibu jari, Geser sedikit ke arah tengah pergelangan, Rasakan denyutan dan hitung dalam 30 detik dan Jika denyutan terasa tidak teratur atau jumlah denyutan di atas 50 atau di bawah 30, segera konsultasikan ke dokter umum di fasilitas kesehatan terdekat atau ke dokter spesialis jantung.

Lansia-Tasikmalaya-2.jpgH. Rahmat Kurnia salah satu peserta kegiatan peringatan Hari Jantung International saat diwawancara TIMES Indonesia di halaman parkir RS Tasik Medika Citratama (TMC), Jalan KHZ Mustofa 310, Cihideung, Kota Tasikmalaya, pada Kamis (28/9/2023).

Selama acara, beberapa dokter juga mempraktekkan proses "MENARI" dengan mendekati peserta lansia dan membantu mereka meraba denyut nadi di pergelangan tangan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang deteksi aritmia.

Penting untuk diingat bahwa jika ada kecurigaan terhadap denyutan yang tidak teratur, langkah selanjutnya adalah berkonsultasi dengan dokter umum atau dokter spesialis jantung. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti elektrokardiografi (EKG) atau pemeriksaan lainnya seperti Holter monitor, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kondisi jantung.

Gelaran talk show ini dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia mendapat respon positif dari ratusan peserta yang hadir. Salah satu peserta yang juga menjabat sebagai  Ketua PWRI Kota Tasikmalaya, H. Rahmat Kurnia, mengapresiasi kegiatan ini dan menekankan pentingnya aktivitas fisik bagi lansia untuk menjaga kesehatan jantung.

"Saya sangat mengapresiasi atas kegiatan ini, apalagi tadi dilakukan senam aerobik bagi para pensiunan dan kita berharap aktivitas ini menjadi satu upaya nuntuk selalu menjadi bugar, karena kalau bugar sudah tentu sehat," ungkapnya saat ditemui TIMES Indonesia, Kamis (28/9/2023)

Seorang peserta warga Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya bernama Idis (69) juga menilai kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit jantung. Ia mengungkapkan bahwa penyakit jantung sering kali dialami oleh orang-orang yang sudah mencapai usia lanjut, yakni antara 50-75 tahun. Dengan konsep "MENARI," mereka dapat mendeteksi secara dini kondisi denyut nadi mereka.

"Menurut saya ini acara sangat penting sekali, para pensiunan kan sudah lanjut usia yang rentan terhadap penyakit jantung, sampai saat ini pun para pensiunan tidak semuanya memeriksakan diri ke dokter secara kontinyu, dengan konsep menari kita dapat mendeteksi secara awal terhadap denyut nadi kita,"pungkasnya.

Acara ini menjadi bukti nyata betapa pentingnya edukasi deteksi dini aritmia dalam menjaga kesehatan jantung, terutama bagi lansia di Kota Tasikmalaya. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dari acara ini, diharapkan mereka dapat lebih baik dalam menjaga kesehatan jantung mereka sendiri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES