Masyarakat Banyuwangi Wajib Tahu! Ini Jam Sinar UV Ekstrem Paling Bahaya

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Mengawali bulan Oktober, cuaca panas masih terasa menyengat kulit di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Namun, yang perlu kita ingat adalah bahwa panas matahari tidak hanya memberikan rasa tidak nyaman, tetapi juga membawa risiko sinar Ultraviolet (UV) yang berpotensi merusak kulit manusia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami jam-jam bahaya sinar UV yang harus dihindari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, memberikan peringatan kepada masyarakat yang beraktivitas saat siang dan ditengah terik matahari, agar lebih memperhatikan kondisi lingkungan akibat cuaca panas yang sedang melanda.
Advertisement
Dijelaskan oleh Prakirawan BMKG Banyuwangi, Ibnu Haryo, di Bumi Blambangan sendiri diperkirakan cuaca panas atau musim kemarau masih berlanjut hingga Oktober ini. Sedangan prediksi masuk musim penghujan akan terjadi pada bulan November.
Di Banyuwangi, lanjut Ibnu, bulan ini ada potensi hujan yang akan membasahi tanah, hanya saja, peningkatan suhu udara panas dan kering masih tetap mendominasi.
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Ibnu Haryo, sedang memantau monitor guna mengecek suhu udara panas. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
"Jadi perlu diwaspadai masih adanya kekeringan dan suhu yang meningkat di siang hari," ucapnya, Selasa (3/10/2023).
Lebih detail, Ibnu menginformasikan, jika pada 23 September lalu, Indonesia mengalami fenomena Ekuinoks matahari. Ekuinoks sendiri adalah momen ketika Matahari melintas tepat di atas garis khatulistiwa Bumi. Lalu masuk di bulan Oktober Matahari bergerak ke wilayah selatan dan berposisi tepat di atas Pulau Jawa.
Oleh sebab itu, suhu udara khusunya di Pulau Jawa dipastikan meningkat. Kondisi suhu udara panas, Lanjut Ibnu, juga dikaitkan dengan adanya sinar UV yang dihasilkan dari Matahari. Pasalnya menurut pengertian BMKG, Sinar ultraviolet merupakan bagian gelombang elektromagnetik dari energi radiasi matahari pada pita 100-400 nm.
"Secara tahunan di Banyuwangi suhu maksimal yang tercatat mencapai 33 derajat Celcius. Sedangkan saat ini sudah 32 derajat Celcius, itu masuk kategori cukup panas," papar Ibnu.
Ia menyebut, paparan sinar UV paling tinggi terjadi antara pukul 12.00 hingga 14.00 waktu setempat. Nah, bagi masyarakat Banyuwangi, jam-jam itulah yang sebaiknya untuk dihindari terlalu banyak aktivitas diluar ruangan, terlebih hingga sampai terpapar langsung oleh Matahari.
Dengan begitu, masyarakat diimbau agar saat keluar pada jam tersebut dengan menggunakan busana yang nyaman namun tertutup dengan menghindari warna gelap, kemudian bila perlu menggunakan pelembab atau tabir surya, yang pasti tetap menjaga stamina dan kesehatan tubuh dengan banyak konsumsi air mineral.
"Karena dampak seringnya terkena sinar UV siang hari tidak baik bagi kulit dan yang perlu diwaspadai juga kekeringan dan kebakaran yang masih mengintai," kata Ibnu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |