Kesehatan

Dinkes Ingatkan Masyarakat untuk Waspada Gejala Cacar Monyet

Jumat, 20 Oktober 2023 - 07:46 | 84.04k
Foto yang diambil selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, yang diperoleh Reuters pada 18 Mei 2022. (FOTO: ANTARA/CDC/Brian W.J. Mahy/HO via Reuters/as.)
Foto yang diambil selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, yang diperoleh Reuters pada 18 Mei 2022. (FOTO: ANTARA/CDC/Brian W.J. Mahy/HO via Reuters/as.)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – style="margin-left:0; margin-right:0; text-align:start">Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta mengingatkan seluruh masyarakat tentang pentingnya waspada terhadap gejala cacar monyet, khususnya pembesaran kelenjar getah bening yang dapat menjadi salah satu indikator penyakit tersebut. Dalam upaya pencegahan dan deteksi dini, Dinkes DKI Jakarta telah memberikan peringatan terkait gejala-gejala cacar monyet kepada publik.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama, mengatakan, jika mengalami demam, lenting isi air, atau luka pada kulit, terutama jika disertai pembesaran kelenjar getah bening, segera kunjungi fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan laboratorium.  Hal ini diungkapkan dalam wawancara terkait gajala cacar monyet di Jakarta pada Kamis (19/10/2023).

Advertisement

Pembesaran kelenjar getah bening yang disebabkan oleh cacar monyet dapat muncul di beberapa bagian tubuh seperti ketiak, leher, selangkangan, atau lipatan paha. Untuk itu, masyarakat diharapkan segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala serupa guna mendeteksi penyakit dengan cepat dan mencegah komplikasi serius.

Selain itu, pemeriksaan laboratorium juga berperan sebagai alat pelacakan bagi mereka yang telah melakukan kontak erat dengan orang yang terinfeksi. Cacar monyet dapat menular melalui droplets seperti dahak, bersin, air liur, kontak kulit, luka, cairan tubuh, dan bahkan melalui kontak seksual.

Ngabila menjelaskan bahwa jika tidak ada gejala yang muncul pada kontak erat, pemeriksaan swab orofaring, tenggorokan, atau pemeriksaan darah mungkin tidak diperlukan. Namun, mereka harus tetap memantau gejala setiap hari.

Penularan cacar monyet memiliki masa inkubasi yang cukup panjang, berkisar antara tiga hingga 21 hari, sementara proses penyembuhan memerlukan waktu dua hingga empat minggu. Masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan diri dengan rajin menggunakan masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, serta menghindari kontak fisik dengan orang yang sakit.

Selain itu, menjaga hubungan seksual yang aman dengan penggunaan kondom juga dianjurkan. Masyarakat disarankan untuk menghindari kontak wajah dengan wajah, mulut, kulit, dan barang-barang yang biasa digunakan oleh penderita.

Dalam hal vaksinasi, monkeypox memiliki vaksin yang tersedia di Indonesia, meskipun jumlahnya terbatas dan ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi.

"Vaksinasi monkeypox sudah ada di Indonesia dengan jumlah terbatas dan diperuntukkan untuk kelompok berisiko tinggi," ucapnya.

Pemerintah juga melakukan pemantauan aktif terhadap kontak erat setiap hari dan melakukan investigasi kasus untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Kasus cacar monyet pertama di Indonesia terdeteksi pada Agustus 2022, dan sejak itu, Dinkes dan Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Pada tanggal 14 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan melaporkan adanya satu kasus baru cacar monyet di DKI Jakarta, dengan gejala yang mencakup demam, pembesaran kelenjar getah bening di lipat paha, lenting isi air, dan koreng yang menyebar di seluruh tubuh. Kasus ini merupakan yang kedua setelah kasus pertama terdeteksi pada Agustus 2022.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES