Kesehatan

Pemeriksaan Molekuler dan Imunohistokimia untuk Kanker Paru Harus Ditanggung BPJS

Selasa, 28 November 2023 - 22:16 | 68.88k
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. (kiri) di acara konferensi pers. (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia) 
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. (kiri) di acara konferensi pers. (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia) 
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Roche Indonesia bersama dengan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan dan Cancer Information & Support Center (CISC) mengadakan diskusi dalam rangka memperingati Bulan Peduli Kanker Paru Sedunia. 

Kegiatan diskusi yang digelar Roche Indonesia dengan RSUP Persahabatan dan CISC menyoroti pentingnya akses diagnosis yang saat ini belum ditanggung oleh BPJS Kesehatan, khususnya untuk pemeriksaan imunohistokimia dan molekuler. 

Advertisement

Dalam dialog tersebut disampaikan perlunya peningkatan pemahaman masyarakat dan aksesibilitas terhadap pemeriksaan ini berperan penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker paru, menekan angka kasus kematian, dan beban pembiayaan kanker. 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. mengatakan, pemerintah telah secara aktif menerapkan transformasi sistem kesehatan, salah satunya dengan mendorong upaya deteksi dini secara terus-menerus. 

“Selain meningkatkan kualitas hidup pasien, upaya ini juga akan memudahkan identifikasi pengobatan yang tepat, sehingga beban pembiayaan perawatan kesehatan dapat tetap dikendalikan,” kata dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid dalam konferensi pers yang bertemakan Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker Paru di Jakarta pada Selasa (28/11/2023). 

dr. Siti Nadia Tarmizi juga menambahkan, kesadaran masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini sudah semakin meningkat. Meski demikian, pemahaman tentang pemeriksaan dengan metode Imunohistokimia (IHK), terutama bagi pasien kanker paru masih menemui tantangan. 

“Kolaborasi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat membuka akses tes yang lebih luas bagi masyarakat,” tambahnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pelayanan Medik RSUP Persahabatan dr. Erlang Samoedro, SpP(K) menjelaskan, pemeriksaan molekuler dengan PCR untuk deteksi mutasi gen dan pemeriksaan menggunakan metode Imunohistokimia (IHK) untuk melihat ekspresi protein dapat membantu dalam pemilihan terapi lanjutan yang tepat. 

“Sebagai upaya untuk penegakan diagnosis kanker paru, RSUP Persahabatan bekerjasama dengan Roche Indonesia menyediakan pemeriksaan ALK dan PD-L1 dengan metode Imunohistokimia (IHK) secara cuma-cuma, dan saat ini telah melayani 30–50 pemeriksaan dalam sebulan. Tentunya, pemeriksaan tersebut dapat membantu pasien untuk mendapatkan diagnosis yang terstandar sehingga pengobatan pun lebih cepat dan tepat,” jelas dr. Erlang Samoedro, SpP(K). 

Bicara mengenai BPJS Kesehatan, Pakar Onkologi Toraks RSUP Persahabatan dan Direktur Eksekutif Asosiasi Studi Onkologi Toraks Indonesia (IASTO) Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K) mengungkapkan bahwa saat ini, baru pemeriksaan EGFR yang telah dijamin oleh BPJS Kesehatan, namun terbatas pada jenis sel tertentu. Sementara pemeriksaan lain seperti ALK, PD-L1, ROS-1 belum dijamin. 

“Angka positif EGFR di Indonesia berkisar 45-50%, di mana masih ada sekitar 50% pasien BPJS yang mutasinya belum teridentifikasi sehingga kelompok tersebut kemungkinan besar belum mendapatkan terapi sesuai,” ungkap Prof. dr. Elisna. 

Sebelum memulai diskusi, dalam sambutannya, Director Diagnostics Division PT Roche Indonesia, Lee Poh-Seng mengungkapkan bahwa kanker paru merupakan kanker tertinggi ke-3 di Indonesia, namun memiliki angka kematian tertinggi. 

Ia menerangkan, Roche berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam melakukan diagnosis dini kanker paru dan membantu dokter dengan keputusan klinis mengenai target terapi kanker untuk manajemen pasien yang lebih baik. 

“Kami berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan terkait untuk mendorong akses yang lebih luas terhadap pasien kanker paru, memberikan mereka peluang lebih besar untuk bertahan hidup dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” tandas Lee Poh-Seng. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES