Peringatan Hari AIDS Sedunia, Dinkes Situbondo Terus Dorong Kesadaran Masyarakat
TIMESINDONESIA, SITUBONDO – Tanggal 1 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai Hari AIDS sedunia. Peringatan Hari AIDS sedunia menjadi momen penting untuk menyebarkan kesadaran tentang HIV/AIDS dan menunjukan solidaritas.
Pemerintah Kabupaten Situbondo melalui Dinas Kesehatan turut memperingati Hari AIDS sedunia dengan kegiatan sosialisasi dan edukasi HIV/AIDS di Alun-alun Besuki, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (1/12/2023).
Advertisement
Mengangkat tema “Bergerak bersama Komunitas”, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat masih menjadi prioritas utama dalam peringatan Hari AIDS sedunia 2023 di Kabupaten Situbondo.
Berbagai program dan kegiatan edukasi menjadi highlight utama dalam Peringatan Hari AIDS sedunia Kabupaten Situbondo.
Dinamika HIV/AIDS Kabupaten Situbondo
Mengutip data resmi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, dalam satu dekade terakhir (2013-2023) tercatat 1.461 orang dengan HIV/AIDS atau ODHA ditemukan di Situbondo.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 204 orang di antaranya meninggal dunia.
Lebih lanjut, melansir data yang sama dari Dinkes Kabupaten Situbondo, dari jumlah 1.461 ODHA, sebanyak 204 ODHA meninggal dunia, 952 orang yang jalani pengobatan antiretroviral, 21 ODHA stop berobat, 222 ODHA lost follow up (Putus komunikasi/ tidak terlacak).
Selain itu, sebanyak 422 orang ODHA tercatat rutin konsumsi obat dan jalani perawatan di fasilitas kesehatan setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Sandy Hendrayono menjelaskan, pemerintah melalui Dinkes memiliki komitmen bersama menyongsong Indonesia 2030 bebas penyakit AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM).
Maksud dari gerakan bersama eliminasi ATM 2030 adalah menghentikan pertumbuhan kasus baru penyakit ATM.
"Bukan artinya 2030 bersih ATM, tetap ada, namun tidak ada pertumbuhan kasus baru lagi," ungkapnya menjelaskan.
Sebagai salah satu penyakit tertua di dunia, penanganan serta pencegahan HIV memerlukan kerja sama lintas sektoral. "Dengan stakeholder dan OPD lain terkait," katanya.
Ditanya tentang populasi kunci penyakit HIV, Sandy menjelaskan, populasi kunci HIV di Situbondo meliputi Pekerja Seks Komersial (PSK), laki-laki seks laki-laki (gay), wanita pria (waria) dan pengguna jarum suntik (penasun).
Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo telah lakukan beberapa tindakan pencegahan serta pendampingan kepada ODHA Situbondo.
"Kita lakukan screening menyeluruh kepada populasi kunci serta kelompok beresiko. Nantinya kita data dan pilah pendekatan apa yang diperlukan," bebernya.
Terkait dengan penanganan serta perawatan Orang dengan HIV (ODHIV), diterjunkan pendamping sebaya HIV untuk tingkatkan peluang hidup ODHIV di Situbondo.
"Selain pengobatan, pendamping dan pemberian dukungan secara moral itu juga bagian penting untuk berantas HIV/AIDS. Jauhi penyakitnya, bukan orangnya," tandas Kadinkes Situbondo itu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Rizal Dani |