Dampingi 65 ODHA, KPAD Kota Probolinggo Sebut Stigma Negatif Masih Jadi PR

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Komisi Penanggulangan AIDS Daerah atau KPAD Kota Probolinggo menyatakan bahwa stigma negatif terhadap penyandang HIV/AIDS, atau ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), masih tinggi. Ini merupakan tugas bersama untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat serta memberikan motivasi kepada ODHA agar tetap konsisten dalam menjalani perawatan.
Seperti yang ditegaskan oleh Ketua KPAD Kota Probolinggo, Sukardi Mito, ia berharap pada momen Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2023 ini, stigma negatif dapat semakin berkurang.
Advertisement
Pemikiran negatif yang muncul terhadap penyandang HIV/AIDS menandakan kurangnya kesadaran dan pemahaman warga. Hal ini dapat memperburuk kondisi psikologis mereka. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dan dukungan dari orang terdekat untuk memotivasi serta saling menyemangati para pasien HIV/AIDS.
"Untuk data yang kami tangani dan dampingi mencakup 65 ODHA. Dari keseluruhan, 90 persennya memiliki tingkat kesadaran yang tinggi," kata Sukardi.
Dengan demikian, selain saling memotivasi untuk menjalani pengobatan secara berkala, 65 ODHA tersebut juga tidak melakukan aktivitas seksual yang dapat menyebabkan penularan kepada orang lain.
Berbeda dengan ODHA yang tidak terdata. Bahkan, stigma negatif dalam masyarakat dapat memengaruhi ODHA sehingga mereka mungkin melakukan tindakan yang tidak seharusnya, seperti melampiaskan frustasi dengan cara keluar dari daerah.
Untuk mengurangi stigma negatif, menurutnya, terdapat komunitas kader HIV yang bertugas memberdayakan dan mendidik pasien HIV/AIDS.
Selain itu, Pemerintah Kota Probolinggo (Pemkot) telah menyediakan dua lokasi mentoring layanan HIV, yaitu di RSUD Mohammad Saleh dan Puskemas Kanigaran.
Dengan demikian, pasien atau warga dapat melakukan konseling, tes, serta pengobatan dengan pendampingan secara bersamaan.
Sebagai informasi tambahan, pada tahun 2021, sebanyak 4.000 orang telah diperiksa, dan ditemukan 43 orang yang positif HIV. Dari jumlah tersebut, 43 orang sudah mendapatkan penanganan, dan pasien yang telah diobati mencapai 110 orang.
Sementara itu, yang tidak terpantau atau Loss Follow Up sebanyak 39 orang. Pada tahun 2022, angka tersebut meningkat menjadi 150 Orang Dengan HIV (ODHIV) yang aktif menjalani pengobatan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Sholihin Nur |