Penderita HIV AIDS di Kota Blitar Rata-Rata Usia Produktif
TIMESINDONESIA, BLITAR – Penderita HIV/AIDS di Kota Blitar terus mengalami penambahan tiap bulannya. Hingga akhir November 2023 ini tercatat ada 82 kasus Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di wilayah Kota Blitar.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kota Blitar dr. Trianang Setiawan mengungkapkan bahwa dari 82 ODHA tersebut, terbanyak mereka adalah pria yang masih di usia produktif.
Advertisement
"Kalau usianya rata-rata mereka itu masih produktif, kisaran umur 25 tahunan dan yang paling banyak itu pria," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Jumat (1/12/2023).
Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penularan HIV/AIDS ini seperti hubungan seksual yang tidak aman, berbagi jarum suntik dan alat-alat penusuk, transfusi darah, hingga transmisi dari ibu ke anak.
Pria berkacamata ini mengungkapkan bahwa penderita penyakit menular ini lebih banyak ditemukan oleh tenaga kesehatan yang ada di beberapa fasilitas kesehatan. Mereka yang mulanya datang ke layanan kesehatan karena mengeluhkan sakit kemudian dilakukan pemeriksaan.
"Kalau itu (faktor penyebab penularan) beragam sih. Paling banyak ditemukan itu dari populasi umum yang ditemukan teman-teman faskes," paparnya.
Melihat hal tersebut, pihak Dinas Kesehatan Kota Blitar pun melakukan berbagai pencegahan melalui edukasi. Trianang mengatakan terdapat sebuah program yang dicanangkan oleh Dinas Kesehatan bernama STOP (Suluh, Temukan, Obati, Pertahankan).
Dalam melakukan screening, pihak Faskes mencoba menggandeng WPA (Warga Peduli AIDS) yang ada pada masing-masing kecamatan di Kota Blitar untuk mencari masyarakat yang berisiko terhadap penularan HIV/AIDS ini. Sehingga diharapkan apabila ditemukan lebih dini nantinya dapat mempermudah dalam pengobatannya.
"Dalam menjalankan program STOP ini kita juga dibantu oleh WPA untuk memberikan penyuluhan hingga melakukan screening kepada masyarakat," ungkapnya.
Sampai saat ini telah tersedia 10 layanan kesehatan di setiap penjuru wilayah yang ada di Kota Blitar. Kesepuluh layanan kesehatan tersebut mencakup rumah sakit, puskesmas, serta klinik RSUD Mardi Waluyo, RSU Aminah, RSI Aminah, RSU Syuhada Haji, RSK Budi Rahayu, RSIA Tanjung Sari, Puskesmas Sukorejo, Puskesmas Kepanjen Kidul, Puskesmas Sananwetan, serta Klinik Siti Khodijahi.
Trianang menambahkan bahwa jumlah keberadaan layanan kesehatan ini lebih banyak apabila dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya tersedia 1 faskes saja, yakni RSUD Mardi Waluyo.
"Kalau dari layanan kesehatan sudah kita tingkatkan dari yang awalnya hanya ada di RSUD Mardi Waluyo kini sudah bertambah menjadi 10," jelasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |