Kesehatan

Misi Akhiri AIDS Tahun 2030, Ini Tips bagi Penderita HIV/AIDS

Sabtu, 02 Desember 2023 - 20:25 | 53.08k
Wadir Pelayanan dan Penunjang RSUD dr Soegiri Lamongan dr. Abdur Rohman memberikan tips bagi penderita HIV/AIDS ketika ditemui diruangannya, Sabtu (2/12/2023), (FOTO: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
Wadir Pelayanan dan Penunjang RSUD dr Soegiri Lamongan dr. Abdur Rohman memberikan tips bagi penderita HIV/AIDS ketika ditemui diruangannya, Sabtu (2/12/2023), (FOTO: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Hari AIDS Sedunia Tahun 2023 menjadi momentum bagi Indonesia yang mengusung misi untuk mengakhiri HIV/AIDS di tahun 2030.

Untuk itu RSUD dr Soegiri Lamongan memberikan tips agar penderita HIV/AIDS bisa bertahan hidup dalam menjalani aktivitas selayaknya orang normal. 

Advertisement

Meski tips tersebut terbilang mudah dilaksanakan, tapi penderita HIV/AIDS harus selalu konsisten dalam menjalani beberapa hal agar sel pertahanan tubuh (sel CD4) yang berperan sebagai panglima perang pertahanan tidak mengalami penurunan jumlahnya. 

RSUD-3.jpg

Untuk diketahui bahwa, HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus patogen yang dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang. Virus ini menginfeksi serta merusak sel CD4 yang berperan penting dalam sistem imunitas tubuh. 

Apabila tidak mendapatkan penanganan lebih lanjut, HIV dapat mencapai stadium akhir dan mengakibatkan sangat lemahnya sistem kekebalan tubuh. Kondisi yang dialami penderita ini disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). 

"Para penderita HIV/AIDS itu sebenarnya bisa survival. Pertama, mereka harus menjaga nutrisi makanan yang dikonsumsi jangan sampai kurang atau keseimbangan gizi harus terjaga," kata Wadir Pelayanan dan Penunjang RSUD dr Soegiri Lamongan dr Abdur Rohman, Sabtu (2/12/2023). 

RSUD-2.jpg

Kedua, dr. ABR sapaan Abdur Rohman menjelaskan, penderita HIV/AIDS harus selalu konsisten melakukan gaya hidup sehat.

"Artinya, istirahat mereka selalu tercukupi. Kemudian menjaga kebugaran tubuh dengan olahraga secara rutin. Sehingga imunitas tubuh tetap kuat," ujarnya. 

Minum obat ARV (Antiretroviral) seumur hidup secara teratur, dr. ABR menyampaikan, merupakan upaya yang ketiga. Upaya ini, menurutnya, dengan tujuan untuk menekan jumlah virus patogen yang ada dalam tubuh supaya tidak berlebihan. 

"Bila virus HIV/AIDS bisa ditekan dengan baik, maka mereka bisa melakukan aktivitas seperti orang normal. Yang tak kalah penting lagi penderita tidak merasa dikucilkan dan masyarakat juga tidak mengucilkan dirinya," tuturnya. 

Oleh sebab itu pada peringatan Hari AIDS Sedunia 2023, dr. ABR menyebutkan, Indonesia memiliki komitmen kuat "Bergerak Bersama Komunitas Akhiri AIDS Tahun 2030". Dan komitmen kuat ini diambil dari tema global yakni, ''Let Communities Lead" atau "Biarkan Masyarakat yang Memimpin''. 

"Indonesia memiliki mimpi besar bebas dari HIV/AIDS di tahun 2030. Oleh karena itu kita tidak bisa sendiri. Jadi kita harus melibatkan banyak masyarakat yang peduli, satu diantaranya komunitas atau LSM. Karena mencegah lebih penting dari pada pengobatan," ucapnya. 

Diungkapkan dr. ABR, dunia telah lama menggaungkan agar jangan ada stigma di masyarakat bagi penderita HIV/AIDS. Jadi, menurutnya, penderita virus patogen ini juga harus diberikan edukasi atau sosialisasi agar tidak menulari orang lain terutama kepada pasangan.

"Meski penularan itu dipengaruhi oleh faktor penggunaan jarum suntik yang bergantian karena penyalahgunaan narkoba. Tapi yang paling dominan itu justru karena hubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS. Jadi ini harus kita cegah, supaya putus tidak ada penularan baru," tuturnya. 

Ditambahkan dr. ABR, RSUD dr Soegiri Lamongan sejak tahun 2010 telah melayani dan merawat penderita atau penyandang penyakit HIV/AIDS sebanyak 1063 orang. Sedangkan yang konsisten berobat sampai saat ini, menurutnya, mencapai 751 pasien. 

"Kalau yang meninggal dunia sejak tahun 2010 mencapai 210 pasien. Sedangkan penderita HIV AIDS yang lost follow up atau tidak mengakses ARV sampai dengan saat ini jumlahnya 102 pasien," ucapnya. 

Menurutnya, ini yang mungkin masih menjadi kendala bagi tenaga kesehatan. Karena penderita yang lost follow up itu selalu merasa sehat. Padahal, dr. ABR mengemukakan, pihaknya telah bekerja sama dengan sejumlah puskesmas di Lamongan untuk pengambilan ARV. 

"Kalau di RSUD dr Soegiri Lamongan, Poli VCT atau Poli Sakura merupakan layanan rawat jalan bagi penderita HIV/AIDS. Jadi mereka kita istimewakan karena aksesnya juga berbeda. Dengan tujuan agar mereka tidak merasa malu. Begitu juga mengenai akses pengambilan obat ARV," kata dr. ABR. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES