Kesehatan

25 Orang di Pacitan Terjangkit Demam Berdarah, Awas Jaga Kebersihan

Kamis, 01 Februari 2024 - 15:43 | 44.02k
Kabid P2P Dinkes Pacitan, drg Nur Farida saat menunjukkan persebaran penyakit selama musim hujan. (FOTO: Yusuf Arifai/ TIMES Indonesia)
Kabid P2P Dinkes Pacitan, drg Nur Farida saat menunjukkan persebaran penyakit selama musim hujan. (FOTO: Yusuf Arifai/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan (Dinkes Pacitan) mencatat, sebanyak 25 orang sejauh ini terkonfirmasi terjangkit demam berdarah dengue atau DBD dan tengah menjalani perawatan di beberapa puskesmas.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan, drg Nur Farida menjelaskan, penyebab merebaknya penyakit DBD di tengah masyarakat adalah kebersihan lingkungan yang kurang terjaga.

Advertisement

"Kebersihan lingkungan yang kurang terjaga memicu nyamuk aedes aegypti cepat berkembang biak," katanya, Kamis (1/2/2024).

Menurut Farida, nyamuk aedes aegypti merupakan vektor utama penyebab DBD. Nyamuk ini senang berkembang biak di air stagnant yang terdapat di tempat sampah, genangan air, dan barang-barang bekas yang menampung air.

Selain itu, sampah yang dibuang tidak pada tempatnya dapat menimbulkan bau tidak sedap dan mencemari lingkungan hidup. Sampah tersebut juga bisa menjadi tempat berkembang biaknya kuman yang menjadi penyebab penyakit bagi manusia.

"Kuman-kuman tersebut dapat menginfeksi manusia melalui dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung," urainya.

Lebih lanjut Farida mengatakan, penularan berbagai penyakit lainnya juga bisa terjadi jika seseorang bersentuhan langsung dengan sampah terpapar kuman yang masuk ke dalam tubuh manusia lewat mulut. Bakteri ini merupakan jenis Salmonella.

"Jangan sampai terkena sampah yang terpapar bakteri, karena menyebabkan penyakit diare," terangnya.

Sementara itu, penularan penyakit dapat terjadi jika sampah sudah menjadi tempat berkembang biak hewan penyebar penyakit, seperti nyamuk, kecoak, lalat, dan tikus. Hewan-hewan tersebut dapat menjadi perantara bagi kuman penyakit hingga menyebabkan infeksi pada manusia.

"Banyak sekali penyakitnya, ada pes, leptospirosis, demam berdarah, malaria, dan cacingan," jelasnya.

Selain itu, Farida meminta kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan mengolah sampah secara tepat dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat atau PHBS.

"Mari kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyakit DBD. Buanglah sampah pada tempatnya, lakukan 3M Plus, dan rutin membersihkan rumah," tuturnya.

Pencegahan demam berdarah bisa dilakukan dengan menerapkan 3M Plus, yakni:

  1. Menutup rapat tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember, dan tempat penampungan air lainnya.
  2. Menguras bak mandi, ember, dan tempat penampungan air lainnya secara rutin seminggu sekali.
  3. Mengubur sampah bekas yang dapat menampung air, seperti botol bekas, kaleng bekas, dan ban bekas, ke dalam tanah.

Sedangkan Plusnya bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Penggunaan kelambu saat tidur untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk.
  • Pemeliharaan melalui tanaman pengusir nyamuk, seperti lavender, citronella, dan geranium, di sekitar rumah.
  • Pemasangan kawat kasa pada jendela dan pintu rumah untuk mencegah masuknya nyamuk.

"Dengan menjaga kebersihan lingkungan, kita dapat mencegah penyebaran penyakit DBD dan penyakit menular lainnya," pungkas Kabid P2P Dinkes Pacitan, drg Nur Farida. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES