
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gangguan psikologis bisa memperberat gejala gastroesophageal reflux disease atau GERD.
Ini terjadi karena ganguan psikologis mengakibatkan ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh dan saraf-saraf di dalam tubuh khusus pencernaan. Atau dengan kata lain, perubahan hormon membuat ritme tubuh terganggu.
Advertisement
Karena itu, gangguan psikologis seperti kecemasan dan stres apabila tidak ditangani dengan benar bisa memperparah gejala GERD.
Penelitian menyebutkan, orang yang terkena GERD disertai gangguan psikologis biasanya sering berdebar-debar dan dalam beberapa kasus mengalami rasa nyeri yang berpindah-pindah, merasa tidak bertenaga, dan pekerjaannya tidak tuntas.
"Itu memproduksi hal-hal yang menyebabkan asam lambungnya meningkat, ini yang memicu terjadinya orang yang sudah memiliki GERD tadi karena pikiran yang berat," kata dr. Yongki Sp.PD seperti dikutip dari Antara.
Menurutnya, stres juga dapat membuat sistem imun tubuh melemah sehingga kesehatan tubuh jadi lebih mudah terganggu.
Dia mengatakan bahwa penderita GERD saat ini banyak yang berusia 20 sampai 30 tahun dan di antaranya ada yang mengalami gangguan psikologis.
Penanganan penderita GERD yang mengalami gangguan psikologis, menurut dia, lebih baik dilakukan dengan dukungan dari ahli kesehatan jiwa.
"Pasien saya secara keseluruhan beberapa persennya juga dikonsultasikan atau istilahnya rawat bersama dengan teman-teman dari psikiater, kesehatan jiwa, karena kita harus tahu bahwa sehat itu ada dua, secara fisik dan secara mental," kata Yongki.
Berdasarkan informasi di laman resmi Kementerian Kesehatan, GERD terjadi akibat melemahnya otot-otot pembatas antara kerongkongan dan lambung sehingga menyebabkan refluks (aliran balik) atau naiknya isi dan asam lambung ke saluran esofagus.
Paparan asam lambung yang berulang-ulang ke esofagus akan mengakibatkan iritasi pada lapisan esofagus atau kerongkongan.
GERD juga dapat dipicu oleh faktor makanan, antara lain, mengonsumsi makanan dan minuman dengan rasa yang kuat serta kebiasaan makan yang kurang baik seperti makan terburu-buru, sering makan dalam porsi banyak sekaligus, dan langsung tidur setelah makan.
Gejala GERD antara lain mual, rasa pahit di mulut, karies pada gigi, regurgitasi (makanan kembali ke mulut dari kerongkongan), nyeri saat menelan atau kesulitan menelan, batuk kronis, sakit tenggorokan dan suara serak, serta bau mulut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |