Kesehatan

Efek Kopi pada Usus: Apa yang Perlu Anda Ketahui?

Minggu, 03 Maret 2024 - 04:26 | 35.67k
Ilustrasi menikmati minum kopi (FOTO: Freepik/Senivpetro)
Ilustrasi menikmati minum kopi (FOTO: Freepik/Senivpetro)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Banyak dari kita mengetahui bahwa kopi mengandung kafein, yang dikenal sebagai diuretik yang meningkatkan produksi urin tubuh. Namun, tahukah Anda bahwa kafein juga memiliki beberapa efek kopi pada motilitas usus?

Menurut laporan dari Channel News Asia, konsultan senior umum dan ahli bedah kolorektal dari Colorectal Clinic Associates, Dr. Sulaiman Bin Yusof, menjelaskan bahwa selain kafein, kopi juga mengandung berbagai zat lain seperti asam klorogenat, asam sitrat, asam asetat, flavonoid, dan tanin, yang dapat mempengaruhi aktivitas usus besar.

Advertisement

"Ada makalah penelitian yang menyatakan bahwa rasa pahit kopi itu sendiri berperan dalam merangsang lambung," ujar Dr. Sulaiman.

Bahkan, kopi dengan kadar kafein yang rendah, sekitar satu hingga lima persen dari kopi biasa, dapat menyebabkan kemungkinan buang air besar setelah mengonsumsinya. Dr. Kewin Siah, konsultan senior di Divisi Gastroenterologi & Hepatologi Rumah Sakit Universitas Nasional, Departemen Kedokteran, menambahkan bahwa asam klorogenat dalam kopi juga dapat merangsang usus, meningkatkan efek dari kafein pada usus besar.

"Gastrin dan kolesistokinin, hormon yang merangsang lambung dan mengatur sekresi empedu dan enzim pencernaan, juga dilepaskan sebagai respons terhadap kopi, sehingga merangsang kontraksi usus besar," jelas Dr. Siah.

Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa efek ini hanya terjadi pada sekitar 30 persen dari 100 orang yang diteliti. Hal ini juga dipengaruhi oleh kadar kafein, jenis kopi, dan cara pengolahan biji kopi. Sebagai contoh, kopi yang disajikan di warung kopi lokal dapat mengandung sekitar 100 mg kafein per cangkir, sedangkan espresso hanya sekitar 40 mg kafein per cangkir.

Selain kafein dan komponen kopi lainnya, konsumsi gula dan susu juga dapat mempengaruhi efek buang air besar setelah minum kopi.

"Konsumsi gula dapat merangsang pelepasan insulin, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pergerakan usus pada beberapa individu. Sementara itu, laktosa dan gula susu diklasifikasikan sebagai FODMAPs (oligosakarida, disakarida, monosakarida, dan poliol yang dapat difermentasi), yang dapat menyebabkan gejala seperti gas, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar," ungkap Dr. Stephen Tsao, seorang gastroenterologi senior dari AliveoMedical.

Dr. Sulaiman menekankan bahwa kopi bisa menjadi suplemen yang membantu melancarkan buang air besar, tetapi jika seseorang tetap mengalami sembelit meskipun sudah melakukan semua langkah tersebut, penting untuk mempertimbangkan evaluasi kolon untuk memastikan tidak ada masalah mendasar pada usus besar. Hal ini khususnya penting jika ada gejala lain seperti pendarahan atau sakit perut yang dialami.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana efek kopi mempengaruhi tubuh, kita dapat mengelola konsumsi kopi dengan lebih bijak untuk menjaga kesehatan pencernaan kita. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES