Waspada! Bahaya Demam Berdarah di Ponorogo Mengintai
TIMESINDONESIA, PONOROGO – Musim pancaroba menjadi tantangan kesehatan bagi sejumlah daerah di Jawa Timur. Tidak terkecuali Kabupaten Ponorogo. Salah satunya adalah meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD). Hal tersebut disebabkan kelembaban udara yang tinggi menyebabkan yang mempercepat perkembangan nyamuk aedes aegypti, vektor penyakit DBD.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo pun meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan terkait potensi peningkatan kasus DBD tersebut, dengan mengimbau masyarakat lebih memperhatikan lingkungan seperti pemberantasan sarang nyamuk.
Advertisement
"Karena DBD ini penyakit komunal. Jadi pencegahannya harus benar-benar menerapkan pemberantasan sarang nyamuk," kata Kepala Dinkes Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, Sabtu (16/3/2024).
Ia pun menyampaikan, bahwa tetap siaga dan waspada, karena sudah ada korban dari demam berdarah atau DBD tersebut. "Tidak menyalahkan siapapun, dan ini menjadi kewaspadaan kita semua. Kita saling mengingatkan kepada siapapun bahwa kebersihan menjadi tanggung jawab kita semua,” papar Dyah Ayu Puspitaningarti.
Informasi yang dihimpun TIMES Indonesia, sudah ada dua anak meninggal dunia karena demam berdarah atau DBD. “Kedua anak tersebut dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang kurang baik,” papar Dyah Ayu Puspitaningarti.
Ia pun menjelaskan untuk menentukan kasus DBD, ada kriterianya, sehingga jika ada perbedaan antara Dinkes dan rumah sakit merupakan hal yang wajar.
“Kami menentukan apakah DBD atau tidak, harus sesuai dengan kriteria. Karena, ini yang digunakan untuk menentukan status daerah yang bersangkutan, sehingga kami benar-benar melakukan pengetatan, jika rumah sakit berbeda dengan Dinkes,” jelas Dyah Ayu Puspitaningarti.
Kendati demikian, pihaknya tetap memantau pergerakan kasus-kasus di rumah sakit atau klinik dan puskesmas di seluruh Ponorogo.
Seluruh laporan akan dikaji dan dianalisis dengan pendekatan epidemiologi untuk mengevaliasi sebaran kasus demam berdarah atau DBD di Ponorogo dan langkah-langkah penanggulangan yang diperlukan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Bambang H Irwanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |