Berpuasa Tetap Sehat bagi Lansia: Kesehatan Tetap Terjaga, Ibadah dengan Bahagia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Berpuasa Ramadan wajib bagi setiap muslim. Puasa juga merupakan salah satu ibadah yang tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga sangat bermanfaat untuk kesehatan. Namun, bagi lansia, berpuasa mungkin membutuhkan perhatian khusus agar tetap sehat dan prima. Kendati bisa diganti dengan membayar fidyah bagi yang benar-benar tidak mampu, namun lebih bahagia bila meski lansia masih bisa berpuasa.
Menurut Dr. dr. HM Zulfikar As'ad, MMR, ketua LK PBNU, ada beberapa tips yang dapat diikuti agar lansia dalam menjalankan puasa tetap sehat dan bahagia. Namun sebelum tips tersebut, terkait lansia dan seiring dengan perkembangan yang ada serta peningkatan usia harapan hidup yang memang terdapat perbedaan di masing-masing negara sesuai dengan situasi dan kondisi misalnya pendapatan perkapita serta "concern" negara terhadap masalah kesehatan.
Advertisement
Pernyataan dari WHO(World Health Organization), bahwa lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas, yang membagi menjadi tiga kelompok umur. Yakni lansia muda (kelompok umur 60-69 tahun), lansia madya (kelompok umur 70-79 tahun), dan lansia tua (kelompok umur 80 tahun ke atas).
Adapun menurut KEMENKES RI pengelompokan usia dewasa adalah pra lanjut usia (45-59 tahun), lanjut usia (60-69 tahun), dan lanjut usia risiko tinggi (lanjut usia >70 tahun atau usia >= 60 tahun dengan masalah kesehatan).
Terkait dengan pengelompokan diatas, berikut beberapa tips berpuasa tetap sehat dan bahagia bagi lansia.
1). Konsultasi kesehatan sebelum Berpuasa sekaligus mengetahui kondisi umum.
Sebelum memulai berpuasa, sangat penting bagi lansia untuk berkonsultasi dengan dokter. Pemeriksaan kesehatan dapat membantu mengetahui kondisi tubuh dan apakah aman bagi mereka untuk berpuasa.
"Bagi lansia sangat dianjurkan untuk memeriksakan kondisi fisik dan mendiskusikan barangkali diperlukan advis khusus hingga kemungkinan makanan, vitamin atau obat-obatan/tindakan yang memang diperlukan" saran Gus dr Ufik, sapaan akrabnya.
2. Nutrisi yang Seimbang
Pemilihan menu sahur dan berbuka yang seimbang sangat penting. Menu makanan harus mengandung semua nutrisi esensial seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Lansia disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan menghindari makanan berat atau berlemak tinggi yang dapat mengganggu pencernaan.
Sangat disarankan untuk memilih makanan yang kaya akan serat. Makanan berserat tinggi seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dapat membantu memperlancar pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama.
"Proses pencernaan pada lansia mungkin lebih lambat, sehingga makanan berserat bisa sangat membantu," kata Rektor Unipdu Jombang ini.
3. Hidrasi yang Cukup
Mengonsumsi cukup air antara waktu berbuka dan sahur penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. "Konsumsi air putih setidaknya 8 gelas per hari. Hindari minuman dengan kafein atau gula tinggi karena dapat menyebabkan dehidrasi," pesan direktur RSI Siti Hajar Sidoarjo ini.
4. Istirahat yang Cukup
Lansia membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa muda. Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup di malam hari dan manfaatkan waktu untuk beristirahat di siang hari. Yang harus selalu diingat bahwa tubuh kita butuh hak untuk istirahat dan diperhatikan.
5. Aktivitas Fisik Ringan
Meski berpuasa, melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau senam ringan sangat disarankan. Ini sangat membantu menjaga kekuatan otot dan kestabilan tubuh serta menghindari terlalu banyak berbaring ataupun duduk.
6. Memantau Kondisi Kesehatan, Memperhatikan Tanda-tanda Peringatan dengan Memanfaatkan Teknologi.
Selama bulan puasa, penting bagi lansia untuk memantau kondisi kesehatannya. Jika merasa lemah, pusing, atau ada kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan, segera konsultasi dengan dokter.
Lansia harus menyadari tanda-tanda peringatan yang menunjukkan bahwa mereka perlu membatalkan puasa atau mencari bantuan medis.
Tanda-tanda ini termasuk dehidrasi berat, kelelahan yang ekstrim, sakit kepala parah, atau gejala yang tidak biasa terkait dengan kondisi kesehatan yang ada. Seperti ini kita dapat memanfaatkan IT sehingga dapat terpantau dengan baik oleh keluarga dan yang bersangkutan.
7. Manajemen Obat-obatan
Bagi lansia yang mengonsumsi obat-obatan secara rutin, sangat penting untuk mengatur jadwal konsumsi obat selama berpuasa. Diskusikan dengan dokter mengenai penyesuaian jadwal atau dosis obat. Yang juga harus diperhatikan untuk tidak mencoba-coba obat hanya pengaruh iklan atau testimoni seseorang yang mengatakan suatu obat itu baik. Karena secara teori penggunaan obat dan cara mengkonsumsi itu sangat personal. Belum tentu baik bagi orang lain, baik juga untuk kita.
8. Dukungan Keluarga
Dukungan dari keluarga menjadi faktor yang sangat penting. Keluarga bisa membantu mempersiapkan makanan dan minuman yang baik. Apalagi bagi yang memang harus mengonsumsi obat, harus ada yang mengingatkan waktu minum obat, dan memberikan dukungan moral dengan baik. Bagi yang memang hidup sendirian, upayakan bertempat dilokasi yang disitu ada seseorang atau komunitas yang dapat memperhatikan.
9. Mengelola Kondisi Penyakit
Bagi lansia yang memiliki/kondisi penyakit tertentu seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung, pengelolaan kondisi ini selama bulan puasa menjadi sangat kritikal. Mereka harus secara ketat mengikuti arahan medis terkait pengaturan diet, pemantauan gula darah, dan pengelolaan tekanan darah. Pemantauan kesehatan secara rutin sangat dianjurkan untuk menghindari komplikasi.
10. Menjaga Keseimbangan Emosional dengan mendekatkan diri kepada Allah sebagai wujud syukur
Selain kesehatan fisik, menjaga kesehatan mental dan emosional sangatlah penting selama berpuasa. Lansia harus mencari aktifitas yang menenangkan hati seperti berdoa, baca Al Qur'an, sholat sebagai salah satu wujud syukur karena diberi usia lebih panjang dibandingkan dengan teman-teman yang sudah mendahului.
"Di waktu tertentu sangat dianjurkan bercengkerama dengan keluarga, kerabat ataupun dengan teman lama(baik melalui medsos maupun secara langsung, misalnya buka bersama). Hal ini akan dapat membantu menjaga keseimbangan emosional dan mengurangi stres," pesan Gus Ufik.
11. Penyesuaian Aktivitas Harian
Lansia mungkin perlu menyesuaikan kegiatan harian mereka selama bulan puasa untuk mencegah kelelahan. Penting untuk menghindari aktifitas fisik berat dan cuaca panas yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan kelelahan.
Berpuasa bagi lansia membutuhkan persiapan dan perhatian khusus untuk memastikan mereka tetap sehat dan kuat selama bulan Ramadhan. Dengan mengikuti tips dari Dr. HM. Zulfikar As'ad, insyaAllah lansia dapat menikmati manfaat spiritual dan kesehatan dari berpuasa tanpa mengorbankan kesejahteraan fisik mereka. Dukungan keluarga, pemantauan kesehatan yang baik dan senantiasa bersyukur adalah kunci untuk puasa yang sehat bagi lansia. Karena dengan bersyukur maka yang terpancar adalah aura positif kita. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Bambang H Irwanto |
Publisher | : Rifky Rezfany |