Bagaimana Puasa Bisa Bikin Bahagia? Ini Penjelasannya
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Selama Ramadan, TIMES Indonesia berkolaborasi dengan Lembaga Kesehatan (LK) PBNU menyajikan tips sehat selama puasa Ramadan. Tips berasal dari dokter-dokter anggota LK PBNU. Selamat menyimak.
***
Advertisement
Bulan Ramadan adalah momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia, di mana bulan ini ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan lain.
Ramadan tidak hanya menjadi waktu untuk beribadah, tapi juga momen yang dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesehatan mental. Menurut dr. Citra Fitri Agustina, sekretaris Lembaga Kesehatan (LK) PBNU, ada beberapa alasan mengapa bulan puasa dapat membawa kebahagiaan dan kesehatan mental yang lebih baik. Apa saja?
1. Adaptasi Fisik dan Mental
Minggu pertama puasa sering kali terasa paling berat karena tubuh sedang beradaptasi dengan perubahan rutin makan dan aktivitas. Namun, seiring berjalannya waktu, tubuh akan mulai beradaptasi.
Pada minggu kedua, biasanya tubuh sudah mulai menyesuaikan diri dengan pola makan dan kegiatan selama Ramadan. "Proses adaptasi ini bukan hanya baik untuk kesehatan fisik, tapi juga mental, karena membantu mengurangi kecemasan dan stres," ujar dr Citra.
2. Manfaat Puasa Bagi Otak
Ketika seseorang berpuasa, asupan gula dalam darahnya menurun. Hal ini memaksa otak untuk mendapatkan sumber energi dari keton yang diolah dari asam lemak. Keton berperan penting dalam melindungi sel-sel otak dan mengurangi risiko gangguan saraf.
"Selain itu, puasa dapat meningkatkan protein otak seperti BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor), yang berkaitan dengan pengurangan risiko kecemasan dan depresi," jelasnya.
3. Pengendalian Hormon
Salah satu manfaat terbesar puasa adalah pengendalian kadar hormon, termasuk kortisol dan serotonin. Kortisol, yang diproduksi saat stres, jika berlebihan dapat membuat seseorang merasa mudah tersinggung atau stres.
Puasa terbukti dapat mengendalikan produksi kortisol, sehingga membantu menjaga kestabilan emosi. Serotonin, yang berperan dalam mengatur suasana hati, nafsu makan, dan kualitas tidur, juga dipengaruhi oleh kebiasaan puasa.
"Kadar serotonin yang stabil dapat mencegah depresi dan memperbaiki suasana hati," kata dr Citra.
4. Introspeksi dan Spiritualitas
Ramadan juga merupakan bulan introspeksi dan peningkatan spiritualitas. Berpuasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga kesempatan untuk refleksi diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah.
"Aspek spiritual ini sangat penting dalam meningkatkan kebahagiaan dan kesehatan mental," ungkap dr. Citra.
5. Keharmonisan Sosial
Bulan Ramadan sering kali meningkatkan keharmonisan sosial melalui kegiatan bersama seperti buka puasa bersama dan tarawih berjamaah. Interaksi sosial ini berperan penting dalam meningkatkan perasaan bahagia dan terhubung dengan komunitas, yang keduanya penting untuk kesehatan mental.
Puasa selama bulan Ramadan menawarkan berbagai manfaat untuk kesehatan mental, mulai dari adaptasi fisik dan mental, manfaat bagi otak, pengendalian hormon, peningkatan spiritualitas, hingga interaksi sosial yang meningkat. Semua aspek ini berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan.
"Dengan memahami dan mempraktikkan puasa secara tepat, kita dapat mengoptimalkan manfaat ini untuk mencapai kebahagiaan dan kesehatan mental yang lebih baik selama bulan suci ini," jelas dr. Citra Fitri Agustina, Slsekretaris Lembaga Kesehatan PBNU. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rifky Rezfany |