Kasus Flu Singapura Ramai Lagi di Indonesia, Kenali Gejala Hingga Pencegahannya
TIMESINDONESIA, MALANG – Belakangan ini kasus flu Singapura sedang ramai di Indonesia. Pasalnya banyak anak atau orang dewasa di republik ini yang dilaporkan terpapar Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau atau penyakit tangan, kaki, dan mulut ini.
Virus ini sebenernya bukan hal baru. Istilah Flu Singapore pernah ramai pada tahun 2022, karena saat itu terjadi ledakan kasus dan kematian akibat HFMD ini di Singapura.
Advertisement
Mengutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, flu Singapura disebabkan oleh infeksi virus enterovirus terutama coxsackievirus A16 dan enterovirus 71 namun dapat juga disebabkan oleh coxsackievirus A6. Virus ini dapat ditemukan pada cairan pada hidung dan tenggorokan, tinja, air liur, serta pada kulit yang melepuh.
Secara umum, flu Singapura lebih banyak menjangkit anak-anak berusia di bawah 5 tahun, atau anak-anak usia 5-10 tahun. Meskipun demikian, orang dewasa juga tidak lepas dari resiko terpapar flu Singapura ini.
Lalu apa saja gejala orang yang terpapar Flu Singapura? Berikut beberapa gejala apabila seseorang terpapar HFMD;
• Demam
• Sakit tenggorokan
• Sariawan
• Hilang nafsu makan
• Ruam merah yang tidak terasa gatal, terkadang disertai lepuhan di telapak tangan, kaki, dan pantat
• Nyeri perut
Penyakit Flu Singapura tergolong sebagai penyakit yang sangat mudah menyebar. Penyebaran virus ini dapat melalui mulut dan dapat pula dengan cara dihirup namun hal ini lebih jarang. Penularannya dapat melalui penggunaan alat makan bersama, atau alat gosok gigi. Dapat juga dengan menghirup percikan liur penderita saat batuk atau bersin.
Proses inveksinya, ketika virus enterovirus masuk kedalam tubuh, terjadi fase inkubasi selama 3-6 hari, kemudian muncul gejala awal dari penyakit ini atau yang dikenal dengan gejala prodormal yaitu demam yang mencapai suhu 38°C - 39°C yang berlangsung selama 1-2 hari, tidak enak badan, dan kadang-kadang disertai dengan nyeri perut, dan batuk.
Tak hanya itu, orang yang terpapar Flu Singapura ini juga sering kali mengalami nyeri tenggorokan atau nyeri mulut, yang dapat menyebabkan menurunya asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang berisiko menyebabkan dehidrasi.
Pada fase selanjutnya, orang yang terpapar HFMD ini biasanya muncul lepuh pada bibir yang menyerupai sariawan. Serta lepuh terutama pada telapak tangan dan telapak kaki. Namun gejala yang bisa dirasakan penderita bisa berbeda-beda. Ada pula yang mengalami lepuh pada kulit yang berukuran besar, dengan ukuran lebih dari 2 cm. Hal ini disebabkan oleh virus coxsackievirus A6.
Apabila lepuhan pada kulit ini terjadi pada anak-anak, orangtua diharapkan untuk tidak panik dan mengambil tindakan sendiri dengan menusuk atau memecahkan bula. Langkah yang tepat adalah memeriksakan buah hati ke dokter untuk mendapatkan pengobatan untuk meredakan gejala seperti demam dan nyeri menelan, serta kecukupan nutrisi untuk mencegah dehidrasi.
Penyakit ini kebanyakan akan membaik pada hari ke 7-10 dan tidak meninggalkan bekas pada kulit. Berikut adalah langkah pencegahan penularan Flu Singapura yang bisa dilakukan mandiri ala Kemenkes RI;
- Memisahkan anak yang sakit dengan anak yang sehat
- Anak yang sakit sebaiknya tidak pergi ke tempat umum seperti sekolah terlebih dahulu
- Tidak menggunakan alat makan dan minum serta sikat gigi bersama-sama
- menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin
- menggunakan masker
- mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- membersihkan benda-benda yang sering digukan bersama-sama seperti alat tulis dan mainan anak.
Itu tadi seputar gejala, fase penyakit, hingga tindakan pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terpapar Flu Singapura. Menurut laporan BMKG, diprakirakan masa pancaroba akan berlangsung pada bulan Maret hingga April 2024. Sehingga untuk menjaga kesehatan, masyarakat dihimbau untuk bisa mengonsumsi makanan bergizi hingga vitamin agar tidak mudah terserang penyakit. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |