Kesehatan

Masyarakat Banyuwangi Harap Waspada, Penyakit Ini Mengintai Saat Suhu Udara Dingin

Rabu, 17 Juli 2024 - 23:23 | 38.56k
Foto Ilustrasi suhu dingin. (Foto: Grafis TIMES Indonesia)
Foto Ilustrasi suhu dingin. (Foto: Grafis TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Masyarakat Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur diharapkan untuk mewaspadai berlangsungnya fenomena bediding atau suhu udara lebih dingin daripada biasanya. Adanya fenomena tersebut dapat memicu berbagai penyakit.

Munculnya resiko penyakit saat bediding tersebut dijelaskan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat. Dalam paparanya suhu udara dingin dapat memicu beberapa resiko penyakit dari mulai yang ringan hingga kasus tertingginya hingga menyebabkan kematian.

Advertisement

Amir mengatakan, dampak ringan dari suhu dingin yang paling umum yaitu Influenza atau flu dan pilek. Dikatakan, suhu dingin dapat memperlambat kinerja salah satu bagian organ pernapasan bernama Silia yang ada pada hidung. 

“Lambatnya kinerja Silia menyebabkan mudah masuk virus melalui pernafasan, karena tugas Silia sendiri adalah menyaring kotoran, virus dan bakteri masuk dalam sistem pernapasan,” jelasnya pada, Rabu (17/7/2024).

“Kulit kering dan bibir pecah juga perlu diperhatikan, karena suhu dingin dapat menarik kelembaban kulit,” imbuh Amir.

Selain itu, resiko lain yang mengintai saat suhu udara tinggi yakni nyeri otot dan sendi. terjadinya nyeri otot dan sendi tersebut karena suhu dingin menyebabkan otot menegang.

“Nyeri otot dan sendi ini termasuk resiko sedang. Itu sangat tidak nyaman untuk tubuh,” kata Amir.

Resiko tinggi yang sangat berbahaya akibat suhu dingin yaitu resiko Hipotermia. Penyakit ini dapat terjadi apabila suhu udara dingin terus berlangsung lama, sehingga menyebabkan penurunan suhu tubuh.

“Hipotermia adalah suatu kondisi di mana suhu tubuh turun di bawah normal, yakni suhu tubuh kurang dari 35 derajat celcius,” papar Amir.

Adapun tanda Hipotermia sendiri, masih Amir, yakni menggigil, fokus konsentrasi yang berkurang, kehilangan koordinasi tubuh, hingga kasus terparahnya dapat menyebabkan kematian.

Suhu dingin juga dapat memicu serangan jantung. Hal tersebut bisa terjadi karena suhu dingin menyebabkan tekanan darah sehingga memaksa jantung bekerja lebih keras dari biasanya untuk merespon suhu dingin.

“Meningkatkan resiko serangan jantung  bagi yang komorbid.” ujar Amir.

Untuk mengatasi dan mengurangi dampak daripada suhu dingin selama fenomena Bediding, Dinkes memberikan beberapa tips yang dapat diterapkan diantaranya : 

  1. Dianjurkan memakai pakaian hangat. Pakaian yang dapat menjaga suhu, terutama saat beraktivitas di luar rumah pada malam dan pagi hari. Terlebih pakaian yang tahan angin dan air.

  2. Minum air putih yang cukup dan hangat. Ini penting dilakukan untuk tetap terhidrasi dengan baik meski suhu terasa dingin. Minum air putih yang cukup membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.

  3. Mengonsumsi Makanan Bergizi. Termasuk pola makan sehat dan bergizi dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap perubahan suhu ekstrem.

  4. Istirahat yang cukup. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.  

  5. Lindungi kulit dan bibir dengan pelembab supaya tidak kering.

  6. Kurangi minuman beralkohol dan yang mengandung kafein.

  7. Bagi pengidap komorbid agar lebih diperhatikan dalam menjaga kesehatan dengan menghindari dan menerapkan tips-tips yang ada.

Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah tersebut, masyarakat Banyuwangi diharapkan dapat menghadapi fenomena bediding dengan lebih baik dan tetap menjaga kesehatan di tengah kondisi cuaca yang ekstrim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES