BPOM Tanggapi Isu Jentik Nyamuk dalam Galon AMDK yang Viral di TikTok

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa jika ada cemaran jentik nyamuk dalam air minum dalam kemasan (AMDK), kemungkinan besar tidak hanya satu galon yang tercemar. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Standardisasi Pangan Olahan BPOM, Dwiana Andayani, dalam menanggapi isu yang beredar di TikTok.
“Kalau dari proses produksinya, kemungkinan kalau benar-benar galon AMDK itu ada cemaran seperti jentik, itu tidak hanya satu galon saja tapi seharusnya ada yang lainnya juga,” ujar Dwiana Andayani dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (29/7/2024).
Advertisement
Isu ini bermula dari sebuah video di TikTok yang menunjukkan adanya jentik nyamuk dalam sebuah galon AMDK. Dwiana menekankan bahwa jika benar terdapat jentik, perlu diteliti lebih lanjut mengenai proses produksi, penyimpanan, dan kemungkinan kebocoran pada galon tersebut.
“Tapi yang jelas, tidak mungkin hanya satu saja yang tercemar jika memang itu benar-benar disebabkan saat proses produksinya. Itu perlu dilihat lagi kebenarannya,” katanya.
Tanggapan Pengamat Pangan dan Kimia
Para pengamat pangan dan kimia turut meragukan kebenaran isu tersebut. Guru Besar dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Hardinsyah, MS, menyatakan, tidak mungkin serangga atau nyamuk hidup di air dalam tanah.
Menurut dia, sistem pengawasan mutu dalam proses produksi AMDK tidak bisa main-main. Apalagi itu perusahaan AMDK yang besar.
Masih menurut dia, sistem sanitasi di ruangan produksi juga pasti lebih terawasi saat mereka memasukkan air ke dalam galon yang satu ke galon lainnya.
“Mereka juga ada sistem penyaringan sampai sekian mikro itu bisa kesaring, dan semua galon sebelum diisi itu juga disterilkan terlebih dulu. Jaminan mutu setiap pabrik kan ada, seperti jaminan mutu alat, bahan, kemasannya, dan lain-lain. Ada juga yang pakai sensor, apalagi yang besar,” ujarnya.
Hardinsyah juga menyampaikan bahwa kondisi galon yang tersegel itu tidak ada udara di dalamnya, sehingga aneh apabila ada jentik yang bisa masuk. Anehnya juga, yang ada jentik itu hanya konsumen itu sendiri.
“Jangan-jangan nanti jadi perang dagang. Apalagi konsumen tidak menyebutkan nama agen penjualnya. Konsumen harus bertanggung jawab kalau memberikan ulasan itu,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Trilogi, Hermawan Seftiono. Menurut dia, sangat aneh jika hanya satu galon yang tercemar jentik, kecuali ada beberapa toko di satu wilayah yang mengalami hal serupa.
Ia bahkan menduga kemungkinan adanya tindakan sabotase menggunakan jarum suntik untuk mencemari galon tersebut.
"Jadi, dugaan saya mungkin saja ada orang yang iseng tiba-tiba diinjeksikan larutan yang ada jentik nyamuknya dengan menggunakan jarum suntik ke dalam galon tersebut untuk persaingan dagang," ucapnya.
Dalam hal ini, masih ujar dia, pelaporan dan penyebaran isu harus dilakukan secara objektif. Dikhawatirkan penyebar isu ini terlibat dalam persaingan dagang yang tidak sehat dan dapat menimbulkan masalah bagi industri yang telah mematuhi peraturan BPOM. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |