Minum Kopi Susu Gandakan Efek Antiperadangan pada Sel Kekebalan Tubuh
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry mengungkapkan bahwa kombinasi kopi dan susu memiliki efek sinergis yang dapat meningkatkan kemampuan anti-inflamasi atau antiperadangan.
Dilaporkan oleh Medical Daily dan Earth.com, studi yang dilakukan pada Januari 2024 tersebut menemukan bahwa antioksidan yang terdapat dalam kopi, bila dipadukan dengan protein dari susu, dapat menggandakan efek antiperadangan pada sel-sel kekebalan tubuh.
Advertisement
Sistem kekebalan tubuh berfungsi melindungi tubuh dari patogen dan bahan asing dengan mengerahkan sel-sel darah putih dan zat kimia yang dapat menyebabkan peradangan. Antioksidan, seperti polifenol, memiliki kemampuan untuk mengurangi kerusakan akibat peradangan.
Peneliti dari University of Copenhagen yang terlibat dalam studi ini menganalisis interaksi antara molekul, seperti asam amino, yang merupakan komponen penyusun protein. Mereka menemukan bahwa saat polifenol berinteraksi dengan asam amino, efek anti-inflamasi terhadap sel kekebalan tubuh menjadi lebih signifikan.
Polifenol dikenal memiliki kemampuan untuk mengikat protein dalam berbagai produk seperti daging dan susu, serta memberikan manfaat kesehatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa efek serupa juga terjadi pada campuran kopi dan susu.
“Temuan kami menunjukkan bahwa reaksi antara polifenol dan protein juga terjadi pada beberapa varian kopi susu yang kami teliti,” ujar Marianne Lund, seorang ahli ilmu pangan dari Copenhagen.
Di sisi lain, penelitian lain menunjukkan bahwa konsumsi dua cangkir kopi atau lebih per hari dapat meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung pada individu dengan tekanan darah tinggi. Konsumsi kopi yang berlebihan dikaitkan dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular pada orang dengan hipertensi berat, namun tidak pada mereka dengan tekanan darah normal atau hipertensi ringan.
Sebaliknya, konsumsi teh hijau tidak menunjukkan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular berdasarkan kategori tekanan darah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |