Kesehatan

WHO: Cacar Monyet Bukan Wabah Covid Baru

Rabu, 21 Agustus 2024 - 00:13 | 45.90k
Ilustrasi virus cacar monyet. WHO menetapkan wabah cacar monyet sebagai peristiwa kesehatan global.
Ilustrasi virus cacar monyet. WHO menetapkan wabah cacar monyet sebagai peristiwa kesehatan global.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Oganisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan meski mpox atau cacar monyet menjadi wabah global yang perlu diwaspadai, namun penyakit ini bukanlah COVID-19 baru.

WHO menyatakan cacar monyet baik varian baru maupun lama, telah diketahui cara mengendalikan penyebarannya.

Advertisement

"Kita bisa dan harus mengatasi mpox bersama-sama," kata Hans Kluge, direktur regional WHO untuk Eropa, Selasa (20/8/2024).

"Apakah kita akan memilih untuk menerapkan sistem yang diperlukan untuk mengendalikan dan mengeliminasi mpox secara global? Atau kita akan memasuki siklus panik dan kelalaian lagi? Bagaimana kita merespons sekarang dan di tahun-tahun mendatang akan menjadi ujian penting bagi Eropa dan dunia," tambahnya.

Mpox adalah infeksi virus yang menyebabkan luka bernanah serta gejala mirip flu. Meskipun biasanya tidak parah, penyakit ini tetap bisa berakibat fatal.

Varian clade 1b dari virus mpox telah memunculkan kekhawatiran global karena tampaknya lebih mudah menyebar melalui kontak dekat yang sering terjadi.

Minggu lalu, kasus pertama varian ini dikonfirmasi di Swedia dan terkait dengan wabah yang sedang berkembang di Afrika. Dr. Hans Kluge, seorang pejabat WHO, menyatakan bahwa perhatian yang diberikan pada varian clade 1 ini memberikan kesempatan bagi Eropa untuk kembali fokus pada varian clade 2 yang lebih ringan. Ini termasuk upaya untuk memperkuat saran kesehatan masyarakat serta meningkatkan pengawasan.

Saat ini, sekitar 100 kasus baru dari varian clade 2 mpox dilaporkan di wilayah Eropa setiap bulannya.

Mpox, juga dikenal sebagai monkeypox, telah menjadi perhatian global setelah peningkatan kasus di luar Afrika yang tidak biasa sejak 2022.

Hingga 2024, lebih dari 90 negara telah melaporkan kasus mpox, dengan jumlah kasus mencapai puluhan ribu di beberapa wilayah. Pada awalnya, wabah ini terkonsentrasi di komunitas tertentu, tetapi sekarang meluas, sehingga otoritas kesehatan memperingatkan risiko penyebaran lebih lanjut.

Menurut data terbaru dari WHO, vaksinasi dan tindakan pencegahan lainnya telah membantu menurunkan angka kasus di beberapa wilayah.

Namun, negara-negara masih harus waspada karena risiko penularan masih ada, terutama melalui kontak langsung dengan lesi kulit atau cairan tubuh yang terinfeksi. Selain itu, mutasi pada virus mpox telah menambah kompleksitas dalam pengendalian wabah, membuat pemantauan yang berkelanjutan menjadi sangat penting.

Para ahli juga menekankan pentingnya kesadaran dan pendidikan masyarakat untuk mencegah stigmatisasi serta meningkatkan pemahaman tentang cara-cara penularan mpox, sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan lebih efektif. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES