Gelar Vaksinasi DBD Massal, Pemkab Probolinggo Gandeng Bio Farma
TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Program vaksinasi DBD untuk 1.120 siswa kelas 3 dan 4 jenjan SD di Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jatim, diluncurkan Sabtu (14/9/2024). Dalam program ini, pemkab setempat menggandeng PT Bio Farma.
PT Bio Farma adalah Badan Usaha Milik Negara atau BUMN di bidang farmasi. Perusahaan yang berkantor di Bandung, Provinsi Jawa Barat ini, memproduksi vaksin DBD dengan nama Qdenga.
Advertisement
Peluncuran vaksinasi DBD dilakukan di Hall Pertemuan PJB Paiton. Dihadiri Pj Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto; Pj Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo, Rita Erik Ugas Irwanto; Plt Ketua Tim Kerja Arbovirosis Direktorat P2PM Kementerian Kesehatan RI, Agus Handito.
Ada juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jawa Timur, Sulvy Dwi Anggraeni; perwakilan dari PT Biofarma Persero; camat dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Probolinggo, serta perwakilan MUI, IDAI, IDI, PPNI dan IBI.
Peluncuran ditandai dengan penekanan layar videotrone Ugas Irwanto. Dilanjutkan dengan prosesi vaksinasi DBD pertama di Kabupaten Probolinggo oleh dr. Catur Prangga Wadana, dan dr. Vonny Mariany Deckert beserta tim.
Vaksinasi DBD akan dilakukan dua kali. Masing-masing pada September dan Desember 2024. Untuk itu, pemerintah bersama PT Bio Farma menyiapkan 2.240 vial vaksin DBD Qdenga.
Diketahui, pada 2023, kasus DBD di Kabupaten Probolinggo meningkat 60,3 persen dari 2022. Pada 2022, jumlah warga yang terkena DBD tercatat 294 orang. Tapi pada 2023, meningkat menjadi 741 orang.
Tahun ini, dalam periode Januari hingga akhir Agustus, peningkatan kasus DBD di daerah berpenduduk 1,15 juta jiwa berdasarkan Sensus Penduduk 202o ini mencapai 300 persen. Persisnya berada di angka 2.309 kasus.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS Kabupaten Probolinggo, Kecamatan Paiton menjadi daerah dengan penyumbang kasus DBD terbanyak dalam lima tahun terakhir. Karena itulah, kecamatan di ujung timur Probolinggo ini menjadi lokasi vaksinasi DBD.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Hariawan Dwi Tamtomo mengatakan, Pemkab Probolinggo telah mengeluarkan sejumlah regulasi untuk mengendalikan penyakit DBD.
Antara lain Peraturan Bupati Nomor 53 Tahun 2015 tentang Pengendalian Penyakit DBD, dan Instruksi Bupati tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk secara berkala melalui Gerakan Tebas Jentik (Gema Tjantik).
“Program ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk kader kesehatan dan dunia usaha,” katanya usai peluncuran vaksinasi DBD.
Hariawan berharap, vaksinasi DBD terhadap 1.120 siswa kelas 3 dan 4 jenjang SD di Kecamatan Paiton ini, dapat mengurangi penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.
“Kami berharap program ini dapat membantu mengurangi angka kasus dan kematian akibat DBD di Kabupaten Probolinggo. Di mana kasusnya terus meningkat tajam setiap tahun,” terangnya.
Langkah Inovatif
Pj Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto mengatakan, vaksinasi DBD merupakan langkah inovatif untuk memberikan kekebalan tubuh kepada masyarakat, terutama anak-anak.
“Ini merupakan inovasi penting untuk mencegah penyebaran DBD di Kabupaten Probolinggo. Kita harus terus berupaya agar anak-anak dan masyarakat tidak terkena DBD, apalagi jumlah kasus terus meningkat,” katanya.
Meskipun demikian, ia menekankan, langkah pemberantasan sarang nyamuk dengan Gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup dan Mendaur ulang) harus tetap digalakkan.
Kebersihan lingkungan dan upaya preventif masih menjadi faktor utama dalam mencegah penyebaran DBD.
“Vaksinasi ini bukan satu-satunya solusi, tetapi kita harus memastikan bahwa masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan. Air yang tergenang, misalnya dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD,” tambahnya.
Di Pulau Jawa, vaksinasi terhadap 1.120 siswa di Paiton, Kabupaten Probolinggo merupakan yang pertama. Sebelumnya, vaksinasi dilakukan di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
“Hari ini kita ada gerakan vaksinasi DBD, tetapi kita tetap diingatkan untuk hidup sehat melalui gerakan 3M Plus,” tegasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |