Kasus Bedah Jantung Anak Meningkat 19,66 Persen, Inilah Pentingnya Edukasi Kesehatan Jantung Anak
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pada perayaan Hari Jantung Sedunia dan Hari Pelanggan Nasional, Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, Iwan Dakota, menggarisbawahi urgensi edukasi tentang penyakit jantung pada anak. Ia mengungkapkan betapa pentingnya memahami dan menangani penyakit jantung bawaan, sebuah kondisi yang mempengaruhi banyak bayi sejak lahir.
Menurut Iwan, penyakit jantung bawaan merupakan gangguan yang sudah ada sejak anak lahir dan cukup umum di Indonesia. Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa sekitar 8 hingga 10 dari setiap 1000 bayi di Tanah Air lahir dengan kelainan jantung ini.
Advertisement
"Pada tahun 2023, tindakan bedah jantung anak di RSJPD Harapan Kita meningkat drastis menjadi 1.260 kasus, menunjukkan kenaikan 19,66 persen dari tahun sebelumnya. Angka ini mempertegas betapa pentingnya edukasi dan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ini," jelas Iwan, Rabu (18/9/2024).
Dengan meningkatnya angka kasus, edukasi yang lebih intensif kepada orang tua dan masyarakat sangat diperlukan. Iwan percaya bahwa dengan meningkatkan pemahaman tentang gejala awal dan pentingnya pemeriksaan rutin, masyarakat dapat lebih siap dalam menangani penyakit jantung anak.
"Selain meningkatkan kesadaran, edukasi ini juga dapat mengurangi stigma yang sering dialami oleh anak-anak dengan penyakit jantung. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih proaktif dalam gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit jantung," tambahnya.
Mengapa Edukasi Kesehatan Jantung Anak Sangat Penting?
-
Pencegahan dan Deteksi Dini
Edukasi yang efektif memungkinkan orang tua untuk mengenali gejala awal penyakit jantung pada anak, seperti kelelahan berlebihan, sesak napas, atau pertumbuhan yang lambat. Deteksi dini sangat penting karena memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan efektif. -
Pengetahuan tentang Gaya Hidup Sehat
Pendidikan tentang kesehatan jantung membantu orang tua dan anak memahami pentingnya gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, aktivitas fisik yang memadai, dan menghindari faktor risiko seperti merokok dan obesitas. -
Mengurangi Stigma
Anak-anak dengan penyakit jantung sering menghadapi stigma sosial. Edukasi dapat mengurangi stigma ini dengan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kondisi tersebut dan menekankan pentingnya dukungan sosial bagi anak-anak yang terkena. -
Meningkatkan Kesadaran
Edukasi yang berkelanjutan membantu masyarakat menyadari tingginya prevalensi penyakit jantung bawaan di Indonesia, sehingga masyarakat menjadi lebih waspada dan siap untuk melakukan tindakan pencegahan. -
Mendorong Pemeriksaan Rutin
Penekanan pada pemeriksaan rutin dalam edukasi kesehatan jantung memastikan bahwa masalah kesehatan jantung dapat diidentifikasi dan ditangani lebih awal, sehingga meningkatkan kualitas hidup anak.
Perayaan ini bukan hanya tentang mengenang, tetapi juga tentang mengedukasi dan memberdayakan masyarakat untuk menjaga kesehatan jantung anak. Melalui pemahaman yang lebih baik dan tindakan preventif, diharapkan kita dapat memberikan dukungan terbaik bagi generasi mendatang dalam menghadapi tantangan kesehatan ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |