Kesehatan

Benarkah Vaksin Penyebab Autisme?

Rabu, 23 April 2025 - 05:39 | 13.38k
Ilustrasi vaksinasi (FOTO: TIMES Indonesia)
Ilustrasi vaksinasi (FOTO: TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Isu vaksin sebagai penyebab autisme tetap memicu perdebatan sengit di kalangan masyarakat, ilmuwan, dan bahkan politisi. 

Mayoritas penelitian medis menolak hubungan antara vaksin dan autieme. Namun, beberapa pihak tetap meyakini bahwa vaksin, terutama yang mengandung bahan seperti thimerosal atau alumunium, berkontribusi terhadap peningkatan kasus autisme. 

Advertisement

Argumen Vaksin Berkaitan dengan Autisme

Beberapa kelompok, termasuk sejumlah ilmuwan dan orang tua, percaya bahwa vaksin dapat memicu autisme karena alasan berikut:

1. Kandungan Thimerosal dan Logam Berat

Untuk diketahui, thimerosal (pengawet berbasis merkuri) memang pernah digunakan dalam beberapa vaksin sebelum tahun 2000-an. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh kelompok Coalition for Mercury-Free Drugs di AS menyatakan bahwa paparan merkuri dapat merusak perkembangan saraf.

Studi lain ada yang mengklaim bahwa anak yang menerima vaksin mengandung thimerosal punya risiko autisme lebih tinggi.

2. Alumunium Adjuvan dalam Vaksin

Beberapa vaksin yang mengandung alumunium sebagai bahan penguat respons imun dinilai bisa berkontribusi juga. Penelitian oleh Christopher Exley pada 2018 lalu misalnya menyatakan bahwa akumulasi alumunium di otak mungkin terkait dengan gangguan neurologis, termasuk autisme.

3. Kasus Anak yang Mengalami Regresi Setelah Vaksinasi

Pernah ada kasus, sejumlah orang tua melaporkan bahwa anak mereka menunjukkan gejala autisme setelah setelah menerima vaksin MMR atau vaksin kombinasi lainnya. 

NVIC (National Vaccine Information Center) di Amerika Serikat yang mengumpulkan testimoni tersebut melaporkan bahwa ada dugaan vaksinasi bisa memicu peradangan otak (encephalopathy) yang berujung pada gejala autistik.

Argumen Bantahan dari Sisi Ilmu Medis

Meskipun pendapat yang mengatakan bahwa ada hubungan vaksin dan autisme terdengar masuk akal bagi sebagian orang, namun komunitas ilmiah menolak klaim tersebut. 

Begini beberapa data dan alasan bantahan tersebut:

  1. Thimerosal sudah dihapus, tapi autisme justru tetap meningkat. Di AS dan banyak negara, pemerintahnya sudah menghapus penggunaan thimerosal dari vaksin anak sejak awal 2000-an. Namun catatan angka autisme terus naik. Bahkan bertambah cepat kenaikannya.

  2. Studi yang dilakukan Exley terkait pengaruh aluminium juga dikriitik oleh beberapa kalangan. Bahkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS dan WHO menyatakan bahwa alumunium dalam vaksin terlalu kecil untuk menyebabkan kerusakan saraf yang kemudian menjadi penyebab autisme.

  3. Masih tidak ada mekanisme biologis yang jelas terkait autisme. Autisme terkait dengan kelainan perkembangan otak sejak dalam kandungan, sementara vaksin diberikan setelah lahir. Tidak ada bukti bahwa vaksin menyebabkan mutasi genetik atau kerusakan otak permanen.

Haruskah Kita Khawatir?

Sampai saat ini, memang tidak ada konsensus ilmiah yang sahih bahwa vaksin menyebabkan autisme. Namun, harus diakui, ketidakpercayaan orang tua terhadap vaksin tetap ada karena:

  • Ketidakpuasan terhadap industri farmasi. Misalnya kasus fraud dalam uji klinis.

  • Pengalaman pribadi orang tua yang sulit diabaikan, meski belum terbukti secara medis.

Jika Anda masih khawatir terkait dampak vaksin kepada anak, lebih baik gunakan vaksin alternatif. Minta saja ke rumah sakit atau dokter: vaksin yang bebas thimerosal jika tersedia. Pantau terus perkembangan anak dan segera konsultasi ke dokter jika ada gejala yang mencurigakan.

Sekadar informasi, risiko penyakit seperti campak, polio, atau difteri jauh lebih nyata daripada pendapat soal autisme akibat vaksin.

Penelitian tentang autisme saat ini terus berkembang. Banyak penelitian mengungkap bahwa faktor genetik dan lingkungan prenatal lebih kuat pengaruhnya sebagai penyebab autisme. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES