
TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Rabies merupakan penyakit infeksi serius yang menyerang sistem saraf pusat (otak) akibat Lyssavirus. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menular ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi virus tersebut.
Dokter umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD Pandega) Kabupaten Pangandaran dr. Himawan Widyatmoko mengatakan, jika seseorang digigit oleh hewan yang membawa virus rabies, maka virus rabies dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi yang berpotensi fatal, termasuk kematian.
Advertisement
"Rabies itu sifatnya sangat menular dan mematikan, maka penting untuk mengenali bahaya rabies serta hewan-hewan yang berpotensi menyebarkannya agar dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat," katanya, Rabu (4/6/2025).
Gejala Rabies
Dokter dari RSUD Pandega, dr. Himawan menuturkan, gejala rabies pada manusia berkembang secara bertahap. Biasanya dimulai dengan masa inkubasi yang berlangsung antara 1 hingga 3 bulan setelah gigitan hewan yang terinfeksi, meskipun bisa lebih cepat atau lebih lama tergantung lokasi gigitan.
"Pada masa inkubasi, belum ada gejala yang terlihat. Kemudian masuk gejala awal rabies, pada tahap ini cenderung mirip dengan gejala flu. Biasanya berlangsung selama 2-10 hari. Setelah itu Penderita rabies akan memasuki tahapan berikutnya yang semakin parah, yaitu gangguan saraf," tuturnya.
Lokasi gigitan juga berpengaruh terhadap penyebaran virus. Semakin dekat gigitan ke otak, maka semakin cepat gejalanya muncul.
Hewan yang paling sering menularkan rabies ke manusia adalah anjing, kucing, dan kera. Selain itu, hewan liar seperti rubah, musang, dan anjing liar juga dapat menjadi sumber penularan.
Pertolongan Pertama saat Terjadi Gigitan
Bila terkena gigitan hewan peliharaan atau hewan liar, segera lakukan ini:
1. Cuci luka gigitan atau cakaran hewan dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit agar kotoran dan kuman hilang.
2. Oleskan antiseptik pada luka untuk mencegah infeksi.
3. Segera pergi ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |