Indonesia Positif

Festival Mbois 7 Lahirkan Manifesto Malang Kota Kreatif di MCC

Senin, 12 Desember 2022 - 15:12 | 75.04k
Wali Kota Malang, Sutiaji saat memberikan sambutan di penutup Festival Mbois 7 di gedung MCC. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Wali Kota Malang, Sutiaji saat memberikan sambutan di penutup Festival Mbois 7 di gedung MCC. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Gedung Malang Creative Center (MCC) kini mulai melakukan masa uji coba atau soft launching lewat gelaran Festival Mbois 7 sejak tanggal 9 hingga 11 Desember 2022 kemarin malam.

Berbagai komunitas kreatif hingga musik pun unjuk gigi dalam gelaran yang terlibang sukses hingga mampu mendatangkan sekitar 3.000 masyarakat Kota Malang.

Wali Kota Malang, Sutiaji yang hadir langsung dalam penutupan Festival Mbois 7 mengatakan bahwa pelaksanaan soft launching ini melahirkan manifesto yang juga diterima secara simbolis langsung olehnya.

"Ini cek sound sebelum nanti diresmikan (gedung MCC). Jadi saya gak ingin bangunan yang memakai uang rakyat ini gak bermanfaat bagi rakyat. Jadi tugas saya untuk penguatan channeling dan teman-teman (kreatif) tinggal berkarya dan berkarya," ujar Sutiaji, Senin (12/11/2022).

Festival-Mbois-2.jpgPameran seni di gedung MCC Kota Malang. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

Manifesto yang lahir dalam kegiatan Festival Mbois 7 untuk Malang Kota Kreatif, yakni komitmen mendorong ekonomi kreatif sirkular, diplomasi kreatif, transformasi digital dan 10 prinsip kota kreatif. Berikutnya, ada juga sinergi hexahelix, communal branding dan advokasi penguatan regulasi Ekraf daerah.

Menurut Sutiaji, gelaran yang bisa dikatakan cek sound atau uji kesiapan sebelum peresmian gedung MCC ini memberikan input yang cukup positif untuk pembenahan dalam sejumlah hal demi peningkatan kualitas penyelenggaraan gelaran-gelatan mendatang.

Dengan adanya ini, Sutiaji tentu berharap bahwa pemanfaatan gedung yang sekiranya 80 persen bagi masyarakat umum secara gratis ini bisa maksimal dipergunakan.

"Semoga nilai manfaatnya akan terus menerus kita kuatkan. Ini cek sound, karena nanti ada manfaat yang lain dan masyarakat akan tahu itu. Sebagai contoh seperti space di lantai dua ini semua bebas untuk pelaku kreatif dapat berkreasi. Hanya 42 persen saja yang dikomersilkan, sisanya gratis semua untuk masyarakat," ungkapnya.

Sementara itu, Dadik Wahyu Chang selaku anggota Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Malang berharap manifesto yang dirumuskan bisa menjadi kompas pengembangan ekonomi kreatif kedepannya.

"Manifesto ini pedoman umum. Insyallah bisa mencakup semua hal yang dibutuhkan agar ekonomi kreatif di sini benar-benar kuat," katanya.

Festival-Mbois-3.jpg

Ia juga memastikan bahwa gedung MCC ini bakal mencakup keseluruhan 17 sub sektor kreatif untuk bisa memanfaatkannya.

"Siapapun yang ingin ambil peran di tempat ini mari kita bersama sama. 17 sub sektor semua masuk. Kalau ada yang belum masuk sektor, bisa kemari kita ajak dan kita arahkan agar dapat tempat di sini," pungkasnya.

Sebagai informasi, pada Festival Mbois 7 ini me jadi tempat dan ruang seluruh pelaku industri kreatif Kota Malang untuk mengekspos dan mempromosikan produknya serta karya mereka.

Adapun sejumlah sektor yang ada dalam gelaran ini, seperti Festival Perca Indonesia (Inapatch) yang menyuguhkan pameran karya tekstil, talkshow hingga workshop.

Kemudian ada Lido's Toys Market & Community, Cosplay, Workshop, Sculpting, Mural Exhibition, Creative IP Launching, Workshop Film & Recording hingga penampilan sejumlah musisi besar di Malang seperti Dazzel, I'm Sorry I'm Lost serta Tani Maju. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES