Akaful Al-Ijtima Dalam Pengembangan Pendidikan Karakter Religius di Pondok Pesantren

TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda. Salah satu lembaga pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk karakter religius adalah pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang tidak hanya fokus pada pengajaran ilmu agama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan karakter pada santri (murid). Di tengah dinamika masyarakat yang semakin kompleks dan tantangan globalisasi yang menggerus nilai-nilai moral, pondok pesantren berusaha mempertahankan dan mengembangkan metode pendidikan yang dapat membentuk karakter santri yang religius, berintegritas, dan berakhlak mulia.
Pondok Pesantren Manbaul Ulum di Bondowoso adalah salah satu contoh pondok pesantren yang berkomitmen dalam pengembangan pendidikan karakter religius. Salah satu model pengembangan pendidikan karakter religius yang diterapkan di Pondok Pesantren Manbaul Ulum adalah Takāful Al-Ijtimā. Takāful Al-Ijtimā, yang dalam bahasa Arab berarti "solidaritas sosial," merupakan konsep yang menekankan pentingnya kerjasama, saling membantu, dan kepedulian terhadap sesama dalam rangka membangun komunitas yang harmonis dan berlandaskan nilai-nilai Islam.
Advertisement
Model Takāful Al-Ijtimā di Pondok Pesantren Manbaul Ulum diterapkan melalui berbagai program dan kegiatan yang dirancang untuk menanamkan nilai-nilai solidaritas, tanggung jawab sosial, dan kemandirian. Program-program ini mencakup pengajaran agama yang intensif, kegiatan sosial kemasyarakatan, serta pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan nilai-nilai Islam.
Pendekatan Takāful Al-Ijtimā ini bertujuan untuk membentuk santri yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan siap berkontribusi positif dalam masyarakat. Melalui pendidikan karakter religius, diharapkan santri Pondok Pesantren Manbaul Ulum mampu menjadi individu yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan dan pemimpin yang berintegritas di masa depan.
Melalui pendekatan dan model pembelajaran yang ada pada pondok pesantren tersebut, Muh. Jauhari yang salah satu mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang mencoba untuk mengeksplorasi dan menganalisis implementasi model Takāful Al-Ijtimā dalam pengembangan pendidikan karakter religius di Pondok Pesantren Manbaul Ulum Bondowoso dalam bentk sebuah penelitian.
Jauhari menjelaskan dalam disertasinya bahwa strategi penyelenggaraan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai karakter religius melalui takāful al-ijtimā’ ada tiga yakni: pengenalan, pembelajaran, dan pembiasan.
Strategi melalui pengenalan dilakukan dengan cara memperkenalkan kegiatan takāful al-ijtimā’ pada masa orientasi santri baru, breafing sebelum pelaksanaan kegiatan takāful al-ijtimā’, pengenalan melalui mata pelajaran PAI dan PKn di sekolah serta melalui materi baca kitab akhlak dan fiqih di madin.
Strategi melalui pembelajaran dilakukan dengan cara seperti pendidik membentuk kelompok-kelompok kecil, evaluasi kegiatan Takāful al-Ijtimā̔ setiap akhir bulan, dilakukan bentuk kegiatan di dalam ruangan (indoor) dan di luar pesantren (outdoor), membangun sikap tolong-menolong dan gotong-royong antara warga pesantren, serta pendidik memberikan contoh dan teladan baik di dalam maupun di luar pesantren.
Strategi melalui pembiasaan seperti mengatur dan melaksanakan jadwal piket santri dalam hal membersihkan kamar, toilet, kelas dan lingkungan sekitar pesantren, mengikuti kegiatan ta’ziyah dan tahlilan orang meninggal, mengikuti kerja bakti kampung dan jaga siskamling, menolong tetangga atau teman yang terkena musibah, dan memberikan bantuan kepada fakir miskin dan anak yatim.
Kegiatan pada takāful al-ijtimā’ dirancang bukan hanya sebagai pembelajaran di luar ruangan yang menyenangkan, tetapi juga diimplementasikan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat., yakni: Bina Ummat, Mengajar di TPQ dan Madrasah, Observasi dan Jelajah Kampung, Bantuan Pembiayaan dan Rehabilitasi Sosial, Bina Alumni.
Lebih lanjut lagi Jauhari mendapati bahwa Implikasi takāful al-ijtimā’ juga diwujudkan melalui sikap, perilaku dan keterampilan para santri. Seperti terwujudnya sikap disiplin dan tanggung jawab terhadap kebersihan dan keamanan lingkungan, baik di lingkungan, sekolah, pesantren maupun di masyarakat sekitar, selalu bersikap santun dan peduli terhadap sesama, rela berkorban demi orang lain, dan lebih memperhatikan kepentingan umum daripada pribadi.
Melalui strategi yang sudah didapati sebagai hasil penelitian, ia berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan pendidikan karakter di pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam lainnya serta dapat menjadi prototype model pembelajaran bagi pesantren lainnya.
***
*) Oleh: Muh. Jauhari, mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rochmat Shobirin |