Forum Dosen

Bank Syariah: Penggerak Ekonomi Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 17:24 | 14.84k
Hilma Fanniar Rohman, Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Peneliti Penggiat Pendidikan Indonesia (PUNDI).
Hilma Fanniar Rohman, Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Peneliti Penggiat Pendidikan Indonesia (PUNDI).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, memiliki potensi luar biasa untuk mengembangkan ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan. Bank syariah di Indonesia memainkan peran kunci dalam menciptakan ekonomi yang lebih adil, berkelanjutan, dan terintegrasi, baik di tingkat domestik maupun global.

Dengan prinsip-prinsip syariah yang mengedepankan keadilan, transparansi, dan keberlanjutan, perbankan syariah mampu memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional.

Advertisement

Posisi Indonesia di Kancah Global

Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai salah satu kekuatan utama dalam ekonomi syariah global. Pada tahun 2023, Indonesia berhasil menempati posisi ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI), sebuah indikator yang mengukur kekuatan ekonomi syariah global.

Ini merupakan prestasi yang signifikan, mengingat Indonesia harus bersaing dengan negara-negara besar seperti Arab Saudi dan Malaysia. Pencapaian ini mencerminkan sinergi antara sektor publik dan swasta, serta kebijakan yang mendukung perkembangan ekonomi syariah, termasuk sektor perbankan syariah.

Salah satu tonggak penting dalam pengembangan ekonomi syariah adalah The Halal 20 (H20) Forum yang diinisiasi Indonesia pada saat Presidensi G20. Forum ini menjadi wadah untuk memperkuat kerjasama antara negara-negara dengan ekosistem halal, menciptakan peluang untuk memperluas pasar produk halal dan memperkenalkan inovasi dalam ekonomi syariah global.

Peran Bank Syariah dalam Mendorong Ekonomi Inklusif

Bank syariah di Indonesia telah menjadi pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, khususnya dengan menyediakan akses pembiayaan yang lebih adil untuk seluruh lapisan masyarakat.

Prinsip utama dalam perbankan syariah adalah berbasis pada bagi hasil (mudarabah) dan kemitraan (musyarakah), bukan bunga, yang memastikan bahwa setiap transaksi berjalan dengan adil bagi semua pihak.

Hal ini membuka peluang bagi sektor-sektor yang kurang terlayani oleh perbankan konvensional, seperti UMKM, untuk mendapatkan akses pembiayaan yang lebih mudah dan terjangkau.

Pada 2023, sektor Halal Value Chain (HVC) di Indonesia tumbuh sebesar 3,93% (YoY), memberikan kontribusi hampir 23% terhadap perekonomian nasional. Sektor-sektor unggulan seperti makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, dan fesyen muslim menjadi primadona yang semakin berkembang pesat.

Bank syariah berperan penting dalam mendukung sektor-sektor ini, tidak hanya dalam hal pembiayaan tetapi juga dalam hal inovasi dan pengembangan produk keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.

Inovasi dan Keberlanjutan dalam Perbankan Syariah

Sektor perbankan syariah di Indonesia juga semakin fokus pada keberlanjutan dan pengembangan produk-produk yang ramah lingkungan. Salah satu inovasi penting adalah penerbitan Green Sukuk, yang mendukung proyek-proyek energi terbarukan dan keberlanjutan.

Indonesia, yang pada 2023 menerbitkan Green Sukuk terbesar di dunia senilai USD 1,5 miliar, menunjukkan komitmennya dalam mendukung agenda global terkait perubahan iklim dan keberlanjutan.

Selain itu, perbankan syariah Indonesia juga semakin gencar mengembangkan sektor fintech syariah. Contohnya adalah Hijra, sebuah platform fintech syariah yang telah berhasil mengumpulkan USD 67,6 juta dan menyalurkan lebih dari USD 300 juta kepada UMKM.

Inovasi ini memungkinkan UMKM untuk mengakses pembiayaan secara lebih mudah dan efisien, memanfaatkan kemajuan teknologi yang mendukung inklusi keuangan.

Peluang Besar di Sektor Halal dan Industri Kreatif

Indonesia juga berada di posisi yang sangat menguntungkan dalam sektor produk halal, termasuk makanan halal dan fesyen muslim. Pada 2022, pengeluaran global untuk makanan halal mencapai USD 1,4 triliun, dengan Indonesia sebagai pasar terbesar kedua di dunia.

Selain itu, sektor fesyen muslim juga menunjukkan pertumbuhan yang pesat, dengan belanja global untuk pakaian mencapai USD 318 miliar pada 2022. Indonesia menduduki posisi ketiga dalam industri modest fashion, dan berbagai merek fesyen muslim lokal semakin dikenal di pasar internasional.

Salah satu contoh kesuksesan industri fesyen muslim Indonesia adalah Elzatta, yang menjadi merek hijab pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2022.

Hal ini membuktikan bahwa industri kreatif berbasis syariah, seperti fesyen, tidak hanya menjanjikan keuntungan ekonomi, tetapi juga dapat memberikan dampak sosial yang besar dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan memperkenalkan nilai-nilai syariah ke seluruh dunia.

Sinergi Antarlembaga dan Prospek Masa Depan

Keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah tidak lepas dari sinergi yang terjalin antara berbagai lembaga, baik pemerintah, perbankan, maupun sektor swasta.

Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus bekerja sama untuk memperkuat kebijakan yang mendukung sektor ini, mulai dari penguatan sektor unggulan seperti makanan halal dan fesyen muslim, hingga peningkatan literasi keuangan syariah di masyarakat.

Proyeksi Bank Indonesia untuk 2024 menunjukkan bahwa ekonomi syariah akan terus tumbuh antara 4,7% hingga 5,5% (YoY), dengan sektor perbankan syariah diperkirakan tumbuh 10-12%.

Ini merupakan bukti nyata bahwa perbankan syariah memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.

***

*) Oleh : Hilma Fanniar Rohman, Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Peneliti Penggiat Pendidikan Indonesia (PUNDI).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES