Forum Dosen

Selamat Datang Ramadan

Selasa, 18 Februari 2025 - 12:23 | 13.92k
Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau, Pekanbaru.
Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau, Pekanbaru.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, RIAU – Bulan Ramadan 1446 H sebentar lagi akan tiba dan menyapa umat Islam di seluruh penjuru dunia, dari pelosok desa hingga perkotaan. Bulan Syakban sudah mulai menua dan akan segera berganti dengan Ramadan.

Bulan yang ditunggu-tunggu dan dirindui kehadirannya oleh umat Islam yang mengaku dirinya beriman. Bahkan orang-orang sholeh sudah berdo’a sejak enam bulan lalu, agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadan.

Advertisement

Bulan yang sangat agung dan mulia, dilipatgandakan pahala amal sholeh, bulan yang penuh berkah, ampunan, kasih sayang, rahmat dan terbebas dari api neraka bagi yang mengamalkannya dengan penuh ikhlas mengharapkan ganjaran pahala semata dari Allah serta sesuai dengan sunnah yang diajarkan oleh Rasululllah Shallallahu Alaihi Wassalam.

Kaum muslimin bersuka ria dan bergembira menanti datangnya bulan Ramadan, yang kehadirannya hanya sekali saja dalam setahun. Bukan yang dinisbatkan juga sebagai bulan ‘suci’ di Tanah Air.

Walaupun tidak ada satupun nash dan dalil dari Al-Qur’an dan Hadith yang menyatakan demikian, seperti halnya penyebutan kitab suci atau kota suci untuk Mekah dan Madinah Almunawaroh yang telah disepakati kaum muslimin di seluruh dunia dari dahulu hingga hari kiamat kelak. Namun juga tidak ada umat Islam yang menafikan atau membantahnya.

Mengenal Bulan Suci Ramadan 

Mengapa disebut sebagai bulan suci? Karena pada bulan tersebut adalah bulan yang dapat diampunkan dosa-dosa kaum muslimin dari tahun sebelumnya bagi yang mengerjakan puasa sesuai petunjuk Nabi dan penuh ikhlas mengharapkan pahala semata dari Allah.

Bulan yang penuh berkah dan ampunan, serta dibebaskan dari siksaan api neraka. Dimana beramal sholeh di bulan tersebut, mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda. Bahkan beramal sholeh di malam Lailatul Qadar, balasan pahalanya setara dengan beramal selama 1000 bulan, atau lebih kurang 83 tahun.

Satu bonus yang khusus sekali saja dalam setahun Allah berikan kepada hambanya yang beriman, yaitu pada 10 malam ganjil terakhir di bulan Ramadan, sebagaimana yang tertera dalam hadith shahih yang diperakui oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Tidak ada khilaf didalamnya.

Sehingga kehadiran bulan Ramadan adalah momentum bagi umat Islam untuk melakukan amal sholeh yang selama ini terabaikan, terlupakan dan terpinggirkan karena kesibukan kerja, kelalaian, kealfaan dan kemalasan. Momentum untuk melakukan perubahan dan perbaikan amal sholeh.

Bulan untuk latihan keikhlasan beribadah hanya semata untuk mendapatkan ridha Allah. Dimana balasan puasa adalah tiada batas, terserah kepada Allah saja, yang membedakan dengan balasan pahala amal ibadah lainnya.

Bulan yang Dinantikan

Oleh karena itu kedatangan bulan Ramadan selalu ditunggu dan dinantikan oleh kaum muslimin, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Semuanya menyambut dengan sukaria dan bergembira. Bulan Ramadan juga mengajarkan dan mendidik untuk kebersamaan keluarga.

Bahkan masyarkat, bangsa dan negara, dengan berkumpulnya secara bersamaan antara yang kaya dan miskin dari berbagai latar belakang sosial didalam acara berbuka puasa, dan dilanjutkan nantinya dengan sholat taraweh berjemaah di mesjid atau musola dan tempat-tempat lainnya yang dibenarkan syariat.

Keluarga yang  selama ini sukar dan jarang berkumpul bersama di dalam makan malam, dengan menjalani puasa di bulan Ramadan akan bisa diwujudkan makan malam bersama dalam kegiatan berbuka bersama.

Komunitas tertentu seperti jemaah mesjid, para pelajar, mahasiswa dan dosen, karyawan dan alumni berbagai sekolah juga sudah mentradisi untuk melakukan kegitan rutin berbuka bersama. Bahkan rekan/teman dan kolega yang bukan beragama Islam juga tak jarang ikut serta meramaikan acara berbuka bersama.

Intinya, puasa menjalin kebersamaan dan persatuan umat. Jadi bulan Ramadan juga momentum untuk menjalin silaturahmi yang selama ini terputus.

Dalam dua minggu menjelang Ramadan bahkan sebulan sebelumnya, umat Islam sudah mulai berbenah diri dan bersiap-siap menjemput tibanya bulan Ramadan. Pengurus mesjid dan musola biasanya akan mengadakan gotong royong untuk membersihkan dan mendandani mesjid dan musola.

Melakukan perbaikan yang diperlukan seperti mengganti karpet baru, mencat dinding mesjid, memperbaiki AC dan kipas angin, memperbaiki dan membersihkan tempat wudhu dan toilet, mengganti lampu yang rusak serta asesoris lainnya yang diperlukan untuk menambah kenyamanan dan kekhsusyukan jemaah di dalam ibadah selama sebulan penuh di bulan Ramadan.

Seturut itu, berbagai pengajian dan ceramah seputar bulan Ramadan juga biasanya dilakukan, untuk mengingatkan dan menyegarkan pengetahuan  tentang tatacara dan hukum berkenaan bulan puasa, sholat taraweh, i’tikaf, zakat fitrah, sedekah, infak  dan sholat Idul Fitri.

Termasuk juga pengurus mesjid dan musola melakukan rapat dan musyawarah untuk menetapkan imam sholat taraweh, jadwal ceramah siraman Ramadan, berbuka bersama dan juga pesantren kilat untuk anak-anak dan remaja mesjid beserta lomba yang menyertainya.

Selain itu adalah membincangkan untuk santunan bagi fakir miskin dan anak yatim dan warga lainnya yang membutuhkan bantuan seperti lansia, jompo, janda miskin dan kelompok minoritas lainnya.

Di luar mesjid dan musola, aroma menyambut bulan Ramadan juga sudah tercium di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan seperti mal, supermarket, mini market dan toko serta kedai dengan aneka kuliner, jajanan serta perlengkapan untuk sholat (sarung, peci, songkok, mukena, sajadah, minyak wangi), buku-buku tentang puasa dan Ramadan serta  mushaf Al-Qur’an.

Selain itu, perbincangan warga di media sosial seperti WA group, twiter, instagram juga semakin gencar dan membahana.

Masyarakat di lingkungan perumahan juga tidak mau ketinggalan, dengan mengajak warga perumahan untuk bergotong royong di lingkungan perumahan untuk membersihkan jalan, parit, selokan, drainase termasuk memperindah lingkungan perumahan seperti menambah lampu penerangan di jalan, gapura dan yang lainnya dalam rangka menyambut dan menyemarakkan bulan Ramadan.

Dalam situasi dan kondisi ekonomi yang tidak baik baik saja, dengan harga kebutuhan pokok yang terus menaik tidak menyurutkan semangat dan antusias umat Islam dalam menanti dan menyambut bulan Ramadan di Tanah Air.  

Ini menunjukakn bahwa tingkat keimanan masih terjaga dan terawat dengan baik. Bahkan justru selama bulan Ramadan biasanya  membawa berkah di dalam roda perekonomian lokal dan tanah air dengan meningkatnya daya beli masyarakat selama bulan Ramadan.

***

*) Oleh : Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau, Pekanbaru.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES