Forum Dosen

BPI Danantara Masa Depan Perekonomian di Indonesia

Rabu, 26 Februari 2025 - 11:10 | 16.40k
Hilma Fanniar Rohman, Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Peneliti Penggiat Pendidikan Indonesia (PUNDI).
Hilma Fanniar Rohman, Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Peneliti Penggiat Pendidikan Indonesia (PUNDI).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara pada 24 Februari 2025. Lembaga ini digadang-gadang sebagai embrio super holding yang akan mengelola aset-aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan tiga fungsi utama: Sovereign Wealth Fund (SWF) seperti Indonesia Investment Authority (INA), pengembangan investasi, dan manajemen aset.

Dengan proyeksi pengelolaan aset yang besar, Danantara diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, keberhasilan lembaga ini sangat bergantung pada tata kelola yang transparan, akuntabel, serta strategi investasi yang tepat.

Advertisement

Pemilihan portofolio investasi harus dilakukan dengan cermat, memastikan bahwa alokasi modal tidak hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang bagi pembangunan nasional.

Sebagai acuan, pemerintah mencontoh model Temasek dari Singapura, yang sejak 1974 telah berhasil mengelola aset hingga mencapai USD 389 miliar. Jika dikelola dengan profesional, Danantara berpotensi menjadi entitas serupa.

Salah satu strategi investasi yang dapat diterapkan adalah diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko, dengan menempatkan dana pada sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi terbarukan, dan teknologi. Selain itu, kolaborasi dengan investor asing dapat membuka peluang transfer teknologi dan meningkatkan daya saing nasional.

Pada tahap awal, lembaga ini akan menaungi tujuh BUMN besar, termasuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID. Selain itu, Danantara juga akan menaungi INA yang saat ini memiliki aset Rp163 triliun.

Undang-Undang BUMN yang baru saja disahkan mengatur bahwa modal awal Danantara berasal dari penyertaan modal negara yang mencakup dana tunai, barang milik negara, dan saham BUMN. Modal awal ini ditetapkan sebesar Rp1.000 triliun, dengan kemungkinan peningkatan melalui penyertaan modal tambahan atau sumber lainnya.

Pengelolaan investasi Danantara dapat dilakukan secara langsung maupun melalui kemitraan dengan holding investasi lainnya, mengikuti pendekatan SWF global.

Keberadaan Danantara memiliki sejumlah keunggulan yang dapat menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dukungan penuh dari pemerintah dalam bentuk regulasi dan modal awal yang besar memberikan kepastian dalam pengelolaan investasi.

Selain itu, keberadaannya sebagai super holding memungkinkan pengelolaan aset BUMN menjadi lebih efisien dan terintegrasi. Dengan tata kelola yang profesional, Danantara dapat menjadi motor penggerak investasi, mempercepat pembangunan infrastruktur, dan menciptakan lapangan kerja baru di berbagai sektor.

Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu diantisipasi. Salah satunya adalah potensi tumpang tindih peran dengan INA, yang sudah lebih dahulu berdiri dan memiliki fungsi serupa.

Tanpa koordinasi yang baik, keduanya bisa saling bersaing alih-alih bersinergi. Pengawasan ketat juga diperlukan agar pengelolaan aset tidak disalahgunakan dan tetap selaras dengan kepentingan nasional.

Selain itu, struktur birokrasi yang kompleks bisa memperlambat proses pengambilan keputusan, sehingga reformasi administrasi harus menjadi prioritas. Jika tata kelola tidak transparan, kepercayaan investor asing bisa terganggu, mengurangi potensi masuknya modal ke Indonesia.

Oleh karena itu, diperlukan sistem pengawasan yang kuat serta keterbukaan informasi kepada publik agar Danantara tidak hanya efektif secara finansial, tetapi juga memiliki legitimasi yang tinggi.

Di sisi lain, Danantara memiliki peluang besar untuk meningkatkan investasi dalam infrastruktur dan sektor strategis lainnya. Jika dikelola secara profesional dan transparan, lembaga ini dapat menarik lebih banyak investor asing, mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan investasi yang tepat, sektor energi terbarukan, manufaktur, dan ekonomi digital dapat berkembang lebih pesat, mendukung visi Indonesia sebagai pusat ekonomi di Asia Tenggara.

Kemungkinan ekspansi ke pasar global juga terbuka dengan strategi investasi yang tepat. Namun, tantangan eksternal seperti perubahan regulasi dan kondisi ekonomi global yang tidak stabil tetap harus diwaspadai.

Potensi intervensi politik dalam pengambilan keputusan juga menjadi faktor yang dapat memengaruhi fleksibilitas dan efektivitas lembaga ini.

Untuk memastikan keberhasilannya, Danantara harus menerapkan tata kelola yang transparan serta mendorong partisipasi publik dalam pengawasan. Dukungan masyarakat akan meningkatkan kredibilitasnya dan meminimalkan potensi penyimpangan dalam pengelolaan aset.

Selain itu, strategi investasi harus dirancang dengan cermat agar Danantara tidak hanya menjadi instrumen akumulasi aset, tetapi juga sebagai penggerak utama perekonomian nasional.

Ke depan, keberhasilan Danantara akan sangat bergantung pada sinergi antara sektor publik dan swasta, implementasi kebijakan yang adaptif, serta kemampuannya dalam menarik investor global.

Jika dikelola dengan baik, Danantara tidak hanya akan meningkatkan daya saing ekonomi nasional, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi seluruh masyarakat Indonesia.

***

*) Oleh : Hilma Fanniar Rohman, Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Peneliti Penggiat Pendidikan Indonesia (PUNDI).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES