Forum Mahasiswa

Naskah Mujarobat dan Misteri Firasat Gempa

Senin, 25 Maret 2024 - 13:01 | 38.55k
Muhammad Dzunnurain, Mahasiswa Universitas Islam Malang.
Muhammad Dzunnurain, Mahasiswa Universitas Islam Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Dalam lipatan sejarah kebudayaan Nusantara, terdapat karya-karya sastra yang menyimpan kekayaan ilmu dan warisan intelektual. Salah satu manuskrip kuno yang berakar dalam tradisi kejawen adalah naskah Mujarrobat, yang merupakan gabungan unik antara ajaran Islam dan budaya Jawa. Naskah ini menyimpan banyak informasi tentang ajaran-ajaran agama Islam secara umum, termasuk tentang rukun iman dan syariah.

Salinan kuno Kitab al-Mujarobat, yang ditulis oleh Abdul Rohman bin Aziz Singgapura asal Madiun, menjadi saksi interaksi antara manusia dan alam semesta melalui lensa spiritualitas dan metafisika. Ini menunjukkan bahwa naskah-naskah seperti Mujarobat tidak hanya penting secara historis, tetapi juga memiliki relevansi yang berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.

Advertisement

Dalam naskah ini juga terdapat ramalan-ramalan dalam tradisi Jawa, serta manuskrip yang dipercaya mengandung pengetahuan tentang firasat dan tanda-tanda alam, termasuk gempa bumi. 

Menurut sejarawan, Kitab al-Mujarobat memiliki judul asli Fath al-Mulk al-Majid al-Mu’allaf li Naf’il Abid wa Qam’i Kulli Jabbarin ‘Anid karya Syekh ad-Dairobi dari Mesir. Kitab ini ditulis sebagai respons terhadap upaya penguasa yang ingin merampas tanah subur di kampung penulis, menunjukkan bagaimana teks-teks seperti ini digunakan sebagai bentuk perlawanan sosial.

Naskah mujarobat ini sering dikaitkan dengan ramalan dan firasat, termasuk firasat gempa. Misteri firasat gempa yang dikaitkan dengan naskah Mujarobat menambah dimensi lain pada relevansinya. 

Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa naskah tersebut dapat digunakan untuk meramalkan gempa bumi, kepercayaan ini tetap bertahan di kalangan beberapa komunitas di Jawa. Hal ini menunjukkan bagaimana tradisi lisan dan kepercayaan lokal dapat bertahan dan beradaptasi seiring waktu, bahkan di era modern.

Gempa bumi sering kali dianggap sebagai refleksi dari ketidakstabilan yang lebih besar dalam masyarakat, terutama yang terjadi di tahun politik. Pertanda fenomena alam yang terjadi ini bisa jadi simbolis terhadap ketegangan sosial dan politik yang terjadi. Percekcokan politik sering kali meningkat di tahun-tahun seperti ini, di mana pemilihan kepemimpinan nasional menjadi fokus utamanya.

Naskah Mujarobat sendiri meskipun sering dikaitkan dengan ramalan dan mistisisme, pada hakikatnya mengajarkan tentang pentingnya keseimbangan dan harmoni antara manusia dan alam. Pesan yang relevan tidak hanya dalam konteks gempa bumi, tetapi juga berbagai macam hal yang ada dalam naskah tersebut.

Dengan memahami dan merenungkan pesan-pesan yang terkandung dalam naskah Mujarobat dan tradisi Jawa, kita dapat belajar untuk lebih peka terhadap isyarat alam dan lebih bijaksana dalam menavigasi dinamika kehidupan sosial dan politik. Dengan demikian, kita dapat berharap untuk menciptakan masa depan yang lebih stabil dan harmonis, baik secara alamiah maupun sosial-politik.

***

*) Oleh : Muhammad Dzunnurain, Mahasiswa Universitas Islam Malang

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES