Forum Mahasiswa

Mini Indonesia adalah Pesantren

Kamis, 08 Agustus 2024 - 21:06 | 21.82k
Rizki Nur Kholis Mahasiswa pendidikan bahasa Indonesia Universitas KH. Mukhtar Syafaat. Blokagung, Banyuwangi
Rizki Nur Kholis Mahasiswa pendidikan bahasa Indonesia Universitas KH. Mukhtar Syafaat. Blokagung, Banyuwangi
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sangat lumrah jika penulis disini mengungkapkan bahwa mini Indonesia adalah pesantren. Didalam pesantren anda semua pasti menemukan santri-santri lintas geografis, lintas budaya, lintas bahasa dan lintas keberagaman suku bangsa lainya yang tumpah ruah menjadi satu kesatuan dan satu tujuan yaitu tholabul ilmi atau mencari ilmu agama Islam.

Mungkin dari sebagian pembaca juga ada yang beranggapan, apa bedanya dengan universitas yang sama-sama memiliki mahasiswa yang lintas budaya dan lintas lainya juga? Jawaban penulis tentunya sangatlah berbeda jika membandingkan antara mahasiswa di dalam universitasnya dengan para santri di dalam pesantrennya.
Kalau kita lihat dari perspektif dasar bangsa Indonesia ini yaitu Pancasila. terdapat lima sila yang sangat kompleks dimiliki oleh para santri.

Advertisement

Sila pertama yaitu  Ketuhanan yang maha Esa. Sebagai seorang santri jika membahas tentang konsep ketuhanan mungkin tidak usah terlalu saya panjang lebarkan. Karena tujuan dasar yang diajarkan dalam pesantren adalah konsep tauhid atau mengesakan Allah sebagai tuhan yang satu dan selalu menjalankan perintahnya. Berbeda dengan mahasiswa yang terkadang ada yang merasuki dalam pikiran liberalnya dengan mengatakan apakah benar tuhan itu ada? Atau meyakini bahwa tuhan itu ada akan tetapi  tidak menjalankan perintah syariatnya.

Sila kedua yaitu  kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam literasi pesantren ada suatu maqolah yang masyhur dikenal yaitu Al-adabu fauqol ilmi seorang yang berilmu belum pasti dianggap mulia atau terhormat. jika tidak bersamaan dengan prototipe akhlak dan adab, banyak sekarang orang berilmu namun tidak banyak orang yang sanggup mempertahankan adab didalam ilmunya.

Sila ketiga yaitu: Persatuan Indonesia. Dalam lingkup pesantren konsep ini juga tidak perlu dipertanyakan lagi, hampir tidak ada kasus tentang perundungan tentang ras, suku ataupun lainya semuanya satu padu dalam lingkungan bahkan tempat tidur dan berbagi makanan yang sama.

Sila keempat yaitu: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dalam tampu kepemimpinan tertinggi dalam pesantren disebut dengan Kiai. Keputusan yang di fatwakan oleh sang Kiai sangat mustahil untuk bisa di bantah ataupun ditolak oleh para santri hal ini bukan mencerminkan sikap otoriter dari Kiai tersebut. Melainkan fatwa tersebut juga pastinya sudah melalui proses musyawarah dan tabayyun.

Sila kelima yaitu: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seorang santri pada umumnya memiliki sikap tenggang rasa yang tinggi dan memiliki jiwa kepekaan sosial yang tinggi pula. Biasanya walaupun seorang santri tersebut sudah tidak berada dalam pesantren tersebut jalinan antar alumni pasti terorganisir dengan baik dan digunakan untuk tujuan sosial yang bermanfaat lainya.

Spirit bulan kemerdekaan ini mungkin kita bisa menduplikat pesantren dalam implementasi Pancasila tersebut sebagai salah satu bentuk “kebhinekaan tunggal ika” kita. Dan dalam menyikapi konsep pesantren dalam mini Indonesia ini penulis mengungkapkan opini murni dalam niatan bukan bermaksud membandingkan antara santri dan mahasiswa namun ke semuanya berjalan beriringan sesuai dengan pancasila dasar negara kita.

***

*) Oleh: Rizki Nur Kholis Mahasiswa pendidikan bahasa Indonesia Universitas KH. Mukhtar Syafaat. Blokagung, Banyuwangi.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES