Kubah Unik Masjid An Nurumi Yogyakarta, Terinspirasi dari Bangunan di Rusia

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Masjid An Nurumi memiliki keunikan yang berbeda dibanding dengan masjid lainnya di kota Yogyakarta bahkan di Indonesia. Sebab, kubah masjid tersebut disebut mirip dengan bangunan gereja yang ada di Rusia. Hal itu dikarenakan pemilik Masjid An Nurumi ini mendapatkan inspirasi saat berkunjung ke Rusia.
Untuk mendapatkan informasi yang valid, TIMES Indonesia menemui Ketua Takmir Masjid An Nurumi, Hari Supono. Ditemui di masjid usai pengajian serta berbuka puasa, Hari menceritakan ide maupun sejarah terkait dengan kubah masjid yang dinilai terinspirasi dari sebuah bangunan gereja di Rusia itu.
Advertisement
Hari menjelaskan, didirikannya .asjid ini berawal dari salah seorang pengusaha ayam goreng yang cukup terkenal di wilayah Kalasan bernama Hj. Umi Noor Salim. Lalu, masjid ini pun didirikan atas inisiatifnya bersama dengan sang ibunda bernama Hj. Noor Indarti sehingga nama Masjid An Nurumi ini merupakan sebuah kolaborasi nama dari kedua pendiri masjid ini.
"Jadi kebetulan pada saat itu beliau-beliau ini sewaktu umrah menyempatkan untuk mampir ke Rusia dan melihat bangunan hereja yang begitu identik dengan warna-warni. Sehingga, inisiatifnya membangun masjid dengan bentuk kubah ini karena melihat bangunan gereja," jelas Hari, Sabtu (1/4/2023).
Menurut Hari, bangunan khususnya kubah masjid An Nurumi ini bisa dikatakan adalah yang pertama di Indonesia. Kebanyakan masjid yang ada di Indonesia selalu identik dengan Arab ataupun negara-negara di Timur Tengah namun An Nurumi memiliki corak bangunan yang berbeda. Kemudian dari situ kedua pendiri berinisiatif membangun masjid pada tahun 2005.
"Masjid ini awal dibangun tahun 2005 dengan uang pribadi dari Noor Ummi sendiri dan selesai tahun 2007. Saat itu juga sekaligus diresmikan oleh Gubernur DIY langsung pada tanggal 9 Agustus 2007," sambung Hari.
Selain itu, berbicara mengenai keunikan dari Masjid An Nurumi tersebut adalah yang berkaitan dengan kubah. Kubah ini berjumlah sembilan yang memiliki arti dan makna bahwa agama Islam datang ke Indonesia pertama kali dibawakan oleh para Walisongo. Maka kesembilan kubah dalam masjid ini bertujuan untuk mengenang jasa-jasa Waliaongo khususnya kepada jamaah di seluruh Indonesia.
"Memang kalau dihubungkan dengan bangunan gereja di Rusia itu ngga ada tetapi sembilan kubah ini mencoba mengingatkan peran Walisongo di Indonesia terutama untuk umat Islam di seluruh Indonesia," tutur Hari.
Menariknya, beberapa masyarakat justru menyangka jika Masjid An Nurumi ini adalah Masjid Kremlin di mana identik dengan bangunan bersejarah di Moscow. Ada pula yang menganggap masjid ini sebagai masjid permen dikarenakan warna kubah dan bentuk yang panjang-panjang.
"Itu sekilas keunikan dari Masjid ini yang berkaitan dengan bentuk maupun warna," ujarnya.
Lebih lanjutnya, amanah dari kedua pendiri tersebut pasca diresmikannya Masjid An Nurumi adalah mempersilakan bagi siapapun masyarakat baik warga sekitar maupun wisatawan untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Selain itu juga, Hari memastikan juga termasuk dari para musafir yang sekadar mampir untuk beristirahat.
"Monggo bagi semua warga yang ingin datang silahkan atau bahkan mohon maaf untuk para musafir bisa mampir dan istirahat atau juga beribadah," terangnya.
Tanggapan Masyarakat Sekitar
Melihat keunikan dari Masjid An Nurumi selama ini, sebagian warga ikut merasakan kebahagian serta bangga. Di satu sisi, dari sektor ekonomi secara tidak langsung sangat berpengaruh signifikan bagi warga Kalasan utamanya. Kemudian yang kedua, dengan mempunyai tempat area ciri khas spesial ayam goreng menjadikan para wisatawan banyak yang datang sekaligus beristirahat di lajur utama jalan menuju luar DIY.
"Ini kan wilayah hampir di atas 50 persen hasil dari penjualan ayam goreng, jadi sangat membantu warga sekitar dalam meningkatkan perekonomian mereka juga. Dan juga bisa mampir beristirahat di masjid ini," imbuh Hari.
Karena tempat yang cukup strategis ini, pihaknya bersama warga optimis bahwa keberadaan Masjid An Nurumi ini bisa memberikan sumbangsih besar untuk warga sekitar maupun juga wisatawan yang berkunjung. Soal keunikan warna dan bentuk dari kubah masjid telah menjadi sorotan positif bagi Indonesia hingga saat ini.
"Saya hanya berharap gunakan masa muda kita ini untuk terus melakukan hal yang positif, mari kita sama-sama cintai masjid sebagai tempat untuk belajar dalam segala hal sebagaimana yang diamanatkan Rasulullah dulu," papar Hari. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Bambang H Irwanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |