Kisah Perang Badar di Bulan Ramadan yang Perlu Diingat Kembali

TIMESINDONESIA, PACITAN – Fase perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW identik pula dengan peperangan dan pertempuran. Hal itu dilakukan sebatas pembelaan diri dari kekejaman kaum Quraisy. Namun perlu diingat bahwa hanya Perang Badar saja yang paling berkesan bagi umat Islam. Terlebih kisahnya terjadi pada pertengahan Ramadan.
Seperti tertulis di dalam kitab Tarikh Tasyri' al-Islami Karya Syaikh Manna Al Qattan, Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriyah.
Advertisement
Dinamakan Badar karena pertempuran ini terjadi di dekat sebuah lembah milik seseorang bernama Badar, lokasinya berada di antara Makkah dan Madinah.
Bila dicermati, pertempuran Badar sepenuhnya merupakan campur tangan Allah SWT sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam QS al-Anfal ayat 17.
'Maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka. Melainkan Allah yang membunuh mereka. Dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar. Tetapi Allah lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin dengan kemenangan yang baik.'
Campur tangan Allah yang lainnya yaitu ketika Allah memperlihatkan kepada pasukan Islam sebelum terjadinya pertempuran dengan memperlihatkan jumlah pasukan musuh yang sedikit.
Padahal jumlah pasukan musuh sebenarnya adalah lebih dari seribu pasukan dibanding pasukan Islam yang hanya berjumlah tiga ratusan. Hikmah dari kejadian ini adalah agar pasukan Islam merasa yakin akan kemenangan dan tidak takut dalam menghadapi pertempuran.
'Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka (berjumlah) banyak tentu kamu menjadi gentar dan tentu kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu.' (QS al-Anfal [8]: 43).
Ada satu diksi yang perlu direnungkan berkaitan dengan pertempuran Badr. Yaitu doa Nabi SAW ketika hendak melakukan pertempuran, "Ya Allah, jika pasukan Muslim ini kalah, maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini."
Bukti dari doa ini kemudian Allah menepati janji-Nya dengan memberikan kemenangan bagi pasukan Muslim atas pasukan kafir pada pertempuran Badar.
Allah SWT berfirman: '(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, "Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.' (QS al-Anfal [8]: 9).
Alhasil, pertempuran Badar merupakan titik tolak kekuatan dan kepercayaan umat Islam dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan.
Pun demikian, beberapa pertempuran yang diikuti umat Islam selain mendapatkan penderitaan bahkan kekalahan. Namunn, setidaknya, semua semua tidak menjadikan umat Islam justru lemah, sehingga kemenangan yang sejati terletak pada pertempuran Badar.
Perang Badar diyakini umat Islam telah memberi kedudukan, kepercayaan, keyakinan, dan stabilitas pada waktu itu dalam menghadapi perjuangan-perjuangan selanjutnya. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik dari peristiwa Perang Badar. Perang ini populer disebut Badar Kubra.
Jalannya Perang Badar
Perang Badar Kubra terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah. Sebab dari terjadinya perang ini, Rasulullah SAW. menugaskan beberapa orang sahabat untuk menghadang kaum Quraisy yang kembali dari Syria (Suriah) menuju Makkah.
Saat itu mereka membawa harta kekayaan penduduk Mekah yang melimpah. Rasulullah SAW. tidak bertujuan melakukan peperangan. Akan tetapi, rombongan yang dipimpin oleh Abu Sufyan tersebut berhasil lolos, setelah berhasil mengirim utusan ke Quraisy dan meminta mereka untuk melindungi rombongan.
Kaum musyrikin Quraisy mengerahkan sekitar 1.000 bala tentara, 600 di antaranya mengenakan baju besi, 100 kuda beralas besi, pasukan kavaleri, dan 700 ekor unta.
Mereka juga menyertakan penyanyi yang bertugas manabuh rebana dan menyanyikan lagu hinaan terhadap prajurit Muslimin. Sedangkan prajurit Muslim berjumlah 313 atau 314.
Sebagian besar dari kalangan Anshar, hanya membawa 70 ekor unta. Kuda hanya terhitung dua atau tiga ekor saja. Lalu Nabi SAW. menggilir rombongan yang sedikit ini menaiki seekor unta selang beberapa waktu sekali.
Sebelum masuk ke medan perang, Nabi meminta masukan dari para sahabat, terutama kaum Anshar, untuk memulai pertempuran. Kaum Muhajirin memberi saran pada beliau untuk memulai perang. Mereka menyambut dengan semangat.
Rasulullah SAW. bersama pasukan kemudian berjalan sampai sumber air terdekat dari Badar dan berhenti di sana.
Seorang sahabat bernama Al-Habbab bin Al-Mundzir bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ini wahyu yang Allah turunkan kepadamu agar engkau jangan maju dan mundur darinya (berdiam di tempat), atau sekadar pendapat, siasat perang, dan strategi?"
Rasulullah SAW. menjawab, "Tidak, ini adalah sekadar pendapat, siasat perang, dan strategi."
Setelah itu, Al-Habbab bin Al-Mundzir memberi masukan agar Nabi SAW. beserta pasukan berjalan ke tempat lain yang lebih strategis dan lebih memungkinkan bagi kaum Muslim untuk memutus sumber mata air Badar dari kaum kafir.
Rasulullah bersama sahabat bangkit menuju tempat yang ditunjukkan Al-Habbab. Mereka bermukim di sana.
Sahabat Sa'd bin Mu'adz kemudian turut memberikan saran agar didirikan tenda khusus bagi Rasulullah SAW. di belakang barisan pasukan Muslim. Apabila Allah SWT meluhurkan mereka maka hal inilah yang beliau inginkan. Bila tidak, beliau duduk di atas kendaraan dan bertemu dengan orang-orang di Madinah.
Ketika dua pasukan tempur itu akan bertempur, Rasulullah segera menyiapkan barisan Muslimin sambil mendorong mereka untuk bertempur dan menanamkan kecintaan mati syahid.
Rasulullah bersabda, "Demi Dzat yang diriku ada pada genggaman-Nya, pada hari ini, tidak seorang pun berjuang melawan mereka (kafir Quraisy), lalu ia gugur dalam kondisi sabar dan mengharap ridho Allah serta pantang mundur, kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga."
Setelah itu, Rasulullah SAW. kembali ke tenda bersama Abu Bakar, sedang Sa'd bin Mu'adz mengawal beliau dengan pedang terhunus. Rasulullah SAW. mulai berdoa.
"Ya Allah, aku mengingatkan kekuasaan dan janji-Mu; Ya Allah, jika Engkau binasakan golongan ini (kaum mukmin yang bertempur), Engkau tidak akan disembah di bumi. Nabi bersujud begitu lama, sampai Abu Bakar berkata, "Cukup Rasulullah, sungguh Allah akan memenuhi janji-Nya."
Tak lama kemudian, pertempuran berjalan dengan panasnya dan berakhir dengan kemenangan di pihak kaum Muslimin.
Setidaknya, dari pihak musyrikin terbunuh sekitar 70 orang. Di antara korban itu terdapat para pembesar Quraisy, seperti Abu Jahal dan 70 orang lainnya menjadi tawanan perang. Rasulullah memerintahkan untuk menguburkan seluruh prajurit yang gugur, lalu beliau kembali ke Madinah.
Beberapa sahabat kemudian memberikan saran perihal tawanan perang. Saat itu Sahabat Umar RA. menyarankan agar seluruh tawanan perang dibunuh. Sedangkan Abu Bakar al-Shidiq berpendapat supaya mereka dibebaskan dengan membayar tebusan.
Rasulullah SAW. menerima saran Abu Bakar. Akhirnya, kaum musyrikin harus menebus tawanan mereka dengan sejumlah uang.
Hikmah Perang Badar di Tengah Ramadan
1. Ramadan Bukan Alasan untuk Bermalas-Malasan
Perlu diketahui, Perang Badar Kubra yang terjadi saat itu bahwa kondisi umat Muslim sedang dalam keadaan berpuasa. Namun demikian justru tidak menyurutkan spirit mereka untuk berperang menegakkan agama Allah meskipun jumlah tentara muslimin jauh lebih sedikit dibanding kubu kaum Musyrikin.
2. Pentingnya Musyawarah Mufakat
Saat pasukan Muslim sampai di sumber air terdekat dari Badar dan berhenti di sana, Al-Habbab bin Al-Mundzir mengusulkan strategi kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW. dengan terbuka menerima usulannya.
Dari sikap Rasulullah SAW. tersebut, kita bisa mengambil pelajaran penting, bahwa musyawarah itu perlu. Kendati Ia merupakan seorang Nabi sekaligus kepala negara, namun tidak membuatnya merasa paling benar. Terbukti menerima masukan dari para sahabat dengan bijak.
3. Selalu Berdoa kepada Allah
Sudah barang tentu doa Nabi Muhammad SAW. dikabulkan oleh Allah SAW. Nyatanya hal ini justru tidak membuatnya berleha-leha. Rasul tetap berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT. agar diberi kemenangan memukul mundur kaum musyrik.
Saking khusyuknya dalam berdoa untuk Perang Badar Kubra, Abu Bakar merasa iba melihat sang junjungan terlalu lama bersujud.
4. Pentingnya Sikap Tawakal
Nabi Muhammad SAW tidak hanya dikenal sebagai tokoh spiritual di tengah umatnya, tetapi juga sebagai komandan yang menguasai betul strategi perang. Dalam Perang Badar Kubra, kita melihat bagaimana seorang Nabi mengatur barisan tentara Muslim dan mengobarkan semangat jihad kepada mereka.
Tidak hanya itu, selain usaha lahir, Nabi juga tetap berdoa dengan sungguh-sungguh agar diberi kemenangan.
Hasilnya, pasukan Muslim memenangkan perang besar itu. Inilah balasan bagi hamba-hambaNya yang bertawakal. Mengimbangi amal dengan doa. Beramal tanpa doa adalah sombong, berdoa saja tanpa bertindak sama saja bohong.
5. Tidak Menuntut Balas
Ketika pasukan Muslim berhasil memenangkan perang, tidak hanya memperoleh harta rampasan perang (ghanimah) saja. Tetapi juga beberapa tawanan perang.
Terhadap tawanan itu, Nabi tidak membunuh mereka sebagaimana usul Umar bin al-Khattab. Nabi memilih usulan Abu Bakar agar tawanan jangan dibunuh, melainkan dibebaskan dengan syarat membayar tebusan.
Apa yang Nabi pilih itu adalah bentuk kasih sayangnya terhadap sesama manusia. Meskipun tawanan itu adalah orang-orang kafir yang baru saja memerangi kaum muslim, namun nyatanya Nabi tidak menyimpan sedikitpun rasa dendam.
Amalan Malam 17 Ramadan
Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan, KH Muadz Harits Dimyathi atau Gus Muadz menjelaskan, untuk memperingati kemenangan Perang Badar Kubra, umat Muslim dianjurkan membacakan tawasul kepada para syuhada.
"Ya, niat hurmat dan tabarukan kepada Ahlul Badr dan Ahli Jannah. Makanya malam ini, saya mengajak umat Muslim untuk membaca tawasul dan melantunkan shalawat badar," katanya, Jumat (7/4/2023) malam.
Berkaitan dengan kemenangan Perang Badar kubra, menurut Gus Muadz merupakan campur tangan Allah SWT. Ribuan tentara gaib diperbantukan untuk memukul mundur bala tentara musyrikin.
"Allah SWT. memang berkehendak memenangkan Perang Badar Kubra. Kalau dipikir dengan nalar tidak sampai," jelasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |