Resensi

Ini Sejarah Qira'at Al-Quran dari Rasulullah SAW hingga Sampai ke Indonesia

Jumat, 10 November 2023 - 08:30 | 99.92k
Penyampaian materi sanad Al-Qur'an oleh Kiai Said dan Gus Abid dalam Seminar Nasional rangkaian acara Musabaqah Tilawatil Qur'an Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVII 2023 (Foto: Hanum Dinda Ayu Fardila/TIMES Indonesia)
Penyampaian materi sanad Al-Qur'an oleh Kiai Said dan Gus Abid dalam Seminar Nasional rangkaian acara Musabaqah Tilawatil Qur'an Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVII 2023 (Foto: Hanum Dinda Ayu Fardila/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGAl-Quran merupakan kitab suci bagi orang Islam. Dalam proses belajarnya pun harus memiliki sanad yang jelas hingga bersambung pada Nabi Muhammad atau Rasulullah SAW.

Terkait hal tersebut, Seminar Nasional Universitas Brawijaya dalam rangkaian acara Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa (MTQMN) XVII 2023 mengupas tuntas mengenai sejarah qira’at Al-Qur’an dari Rasulullah SAW hingga ke Indonesia.

Advertisement

Seminar yang diadakan di Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya tersebut menghadirkan dua pemateri yang berkompeten dalam bidangnya yakni Guru Besar Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta dan Peneliti Sanad Al-Qur'an Nusantara. 

Menurut Muhammad Aly al-Shabuni, qira’at dapat dijelaskan sebagai sebuah aliran tertentu dalam cara membaca Al-Qur’an yang didasarkan pada silsilah-sanadnya yang bersambung sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

Sanad secara istilah adalah rentetan mata rantai matan yang terdiri dari berbagai orang perawi. Maka sanad qira'at adalah mata rantai yang terdiri dari para qari' Al-Qur'an yang bermuara sampai kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Guru Besar di bidang Tafsir Hadits Ushul Fiqh Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar, M.A., menyampaikan kalimat Abdullah Ibnil Mubarok yang wafat 181 Hijriyah yang mengatakan bahwa untuk Al-Qur’an dan juga untuk disiplin ilmu-ilmu keislaman tanpa terkecuali harus ada sanadnya. 

“Mulai dari kalau ngaji kitab dari penulis Kitab yang bersangkutan harus bersambung sanad dari kita, guru kita, guru-guru kita, sampai kepada penulis kitab yang diajarkan,” terangnya.

Yang perlu diketahui bahwa semua Ahlul Qur’an yang ada di Indonesia itu memiliki sanad yang bersambung sampai kepada Rasulullah SAW.  Indonesia memiliki tokoh-tokoh Al-Qur’an dan semuanya belajar khususnya dari Timur Tengah. Sanad merupakan hal terpenting bagi orang yang belajar Al-Qur’an karena di dalamnya mempunyai keberkahan tersendiri hingga tidak bisa digambarkan.

“Dengan bersanad kita akan mendapatkan keberkahan dan kita punya hubungan batin dengan penulis kitab yang bersangkutan,” terang Kiai Said.

Gus Muhammad Abid Muaffan, Peneliti Sanad Al-Qur'an Nusantara menyampaikan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam muslim. Dikatakan, sesungguhnya ilmu ini adalah agama maka perhatikanlah dari siapa kalian mempelajari ilmu agama tersebut khususnya juga Al-Qur’an. 

Al-Qur’an ini sungguh luar biasa mulai dari proses penurunan yang cukup panjang. Disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa awal Al-Qur’an itu berada di Lauhul Mahfudz. Kemudian pada Lailatul Qadr yang mana kitab suci tersebut diturunkan secara langsung ke baitul izzah di langit dunia. Menantikan kehadiran Baginda Muhammad SAW yang lahir 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi dan kemudian beliau diangkat menjadi rasul di usia 40 tahun. 

“Saat itulah Rasulullah mendapatkan wahyu yang di dapatkan di gua hira dan wahyu itu adalah yang kita kenal semua surah Al-Alaq ayat 1-5,” ujar Gus Abid, pada Kamis, (9/11/2023).

Kemudian barulah Al-Qur’an itu sebagaimana dalam surat Al-Isra ayat 106 dikatakan bahwa secara garis besar maknanya Al-Qur’an ini diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Ada yang menafsir 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Rasulullah setelah mendapatkan wahyu dan beliau sebarkan kepada para sahabatnya,  Al-Qur’an diajarkan di Makkah tepatnya di Darul Arqom dan ketika sudah di Madinah mendirikan Masjid Nabawi maka akan ada ahlus suffah. Ahlus suffah ialah di antara mereka yang banyak mengkaji Al-Qur’an langsung kepada Baginda Nabiyullah Muhammad SAW dan terus-menerus diajarkan oleh Rasulullah sampai beliau wafat. 

Saat para sahabat-sahabat yang belajar kepada Rasulullah, beliau bersabda bahwa pelajari Al-Qur’an itu dari empat orang. Mereka adalah Abdullah bin Mas'ud, Salim Maula Abi Hudaifah, Mu’ad Bin Jabal, dan Ubay bin Ka'ab. 

Maka dari situlah kemudian juga muncul sahabat lain sekali Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan lain-lain. Ketika Rasulullah meninggal mulailah proses Islam tersebar luas ke penjuru-penjuru negara Jazirah Arab khususnya Kota Kufah. 

Di Kufah ada seorang tabiin bernama Al Imam Abu Abdurrahman Abdullah bin Habib As-Sulami. Dari situlah Al Imam Abu Abdurrahman Abdullah memiliki murid diantaranya adalah Al Imam Abu Bakar Ashim bin Abi al-Najud (Imam Ashim). Imam Ashim memiliki murid Hafs bin Sulaiman bin al-Mughirah bin Abi Daud al-Asadi al-Kufi (Imam Hafs). 

Menurut Abu Bakar Ibnu Mujahid bahwa qira’at yang masyhur ada 7 yakni Imam Ashim dari Kufah, Ibnu Amir dari Syam Damaskus, Abu Amr dari Basrah, Ibnu Katsir dari Makkah, Imam Nafi’ dari Madinah, Hamzah dari Kufah, dan Kisani dari Kufah. 

Gus Abid juga menjelaskan bahwasannya bacaan yang riwayatnya sampai pada kita dan dibaca seluruh umat dari seluruh penjuru dunia adalah qira’at Imam Ashim riwayat Imam Hafs

Peta Persebaran Sanad Al-Qur’an qira’at Ashim riwayat Hafs dari Haramain ke Nusantara yakni mulai dari Makkah hingga Madinah (Saudi Arabia), lanjut ke Kufah - Baghdad (Iraq), lanjut ke Aleppo (Syiria), lanjut ke Mesir hingga Cordova, lanjut ke Valencia (Andalusia/ Spanyol), kemudian ke Kairo, Dimyath (Mesir), dan ke Haramain (Saudi Arabia) hingga Nusantara. 

Ayahanda dari Kiai Said yakni Habib Husin bin Agil Al-Munawwar juga merupakan salah satu pejuang Al-Qur’an di Palembang. Selain itu, terdapat juga Guru Besar Al-Qur’an di Nusantara yakni KH. Muhammad Munawwir bin Abdullah Rosyad. 

Tidak hanya dalam lingkup Nusantara bahkan dalam kawasan Malang Raya pun terdapat beberapa tokoh penting yang termasuk menjadi Ahlul Qur’an.

Tokoh Ahlul Qur’an Malang Raya antara lain KH. Ahmad Syadzili Muhdlor dari Pakis, KH, Muhammad Mujahid dari Tumpang, KH. Maftuh Sa’id dari Bululawang, KH. Mustain Syamsuri dari Singosari, KH. M. Basori Alwi dari Singosari, KH. A. Mannan Syukur dari Singosari, KH. Abdullah Kamal dari Kepanjen, dan Alm. Kyai Ahmad Syafa’at dari Gasek Karangbesuki.

Itulah penjelasan singkat sejarah qira’at Al-Qur’an dari Rasulullah SAW hingga ke Indonesia.

Pada akhir penyampaian seminar, Kiai Said mengijazahkan kepada para peserta seminar sebuah doa dari kakek beliau, Habib Mualim Nang (Habib Alwi Bahsin). Ijazah doa tersebut yakni doa pertolongan perjuangan Palestina untuk menghancurkan Yahudi, doa menguatkan hafalan Al-Qur’an, dan shalawat supaya dimudahkan rezeki sehingga tidak pernah istilahnya mengalami kantong kering. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES