Resensi

Bedah Buku Karya Dokter Spesialis Kulit, Evy Ervianti: Senang Bisa Bertemu Pembaca

Sabtu, 29 Juni 2024 - 23:33 | 26.76k
Evy Ervianti, penulis novel Roti Marieku saat talk show bersama peserta. (FOTO: Siti Nur Faizah/TIMES Indonesia)
Evy Ervianti, penulis novel Roti Marieku saat talk show bersama peserta. (FOTO: Siti Nur Faizah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Di era gempuran gadget yang semakin massif, tak menyurutkan langkah Evy Ervianti untuk terus mengenalkan literasi kepada kawula muda. 

Salah satunya melalui Bedah Buku karyanya sendiri, Roti Marieku. Buku ke empat garapan Evy, yang merupakan seorang dokter spesialis kulit dan kelamin. 

Advertisement

Bekerja sama dengan Surabaya Book Party, ia mengaku senang bisa menggelar acara literasi yang belum banyak diadakan di Kota Pahlawan. 

"Kegiatan seperti ini bisa menjadikan mereka (peserta) mencintai buku," ujar Evy kepada TIMES Indonesia, Sabtu (29/6/2024). 

talk-show-bersama-peserta-2.jpgEvy Ervianti, penulis novel Roti Marieku saat bertemu lebih dekat dengan pembaca. (FOTO: Siti Nur Faizah/TIMES Indonesia)

Kegiatan yang berlangsung di Arisza Library and Learning ini memberikan pengalaman yang sangat menarik bagi Evy selaku penulis, saat bertemu dengan penikmat karyanya. 

"Senang banget rasanya, hasil karya saya berbulan-bulan bisa di appreciate sama pembaca," ungkapnya haru. 

Puluhan peserta yang hadir, membuat Evy yang juga seorang dosen ini pun sangat bersyukur. Antusiasme anak muda di zaman sekarang tidak padam, meski perlahan mulai tergerus teknologi. 

talk-show-bersama-peserta-3.jpg

"Sangat bersyukur ada anak-anak muda yang meluangkan waktunya untuk datang ke acara bedah buku ini, karena melihat Gen Z yang saat ini semakin jauh dari istilah bedah buku," akunya. 

Lebih lanjut, wanita alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) ini terinspirasi dengan book street di Vietnam. Lantas, dirinya mempertanyakan kenapa hal serupa tak bisa diterapkan di Surabaya? 

"Meski di Surabaya identiknya di Jl. Semarang, tapi kita bisa menciptakan di tempat atau jalan lain yang lebih kondusif, dimana semua masyarakat bisa membuka lapak untuk menjual atau sekadar memamerkan buku miliknya," jelas Evy. 

"Misalnya di sepanjang Kota Lama Jl. Rajawali, setiap Sabtu sore. Pasti akan tercipta silaturahmi diantara pecinta buku maupun masyarakat," sambungnya. 

Dalam bedah buku tersebut, Evy juga memfasilitasi pembaca untuk bertemu langsung dengan publisher. 

"Karena menurut saya, pertemuan dengan publisher itu penting untuk mengetahui proses dibalik buku itu bisa terbit," katanya. 

Sementara itu, Anang M Darda, CEO Genta Production sangat mengapresiasi gelaran bedah buku tersebut. Menurutnya, pertemuan seperti itu merupakan langkah untuk memunculkan ide-ide kreatif. 

"Bagi saya literasi itu industri kreatif dan akan muncul saat kita saling bertemu," ujarnya. 

Ia juga mengajak komunitas-komunitas penggiat literasi di Surabaya untuk bersinergi membangun Kota Pahlawan agar melek literasi. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES