Resep Ampuh Hadapi Krisis Umur Seperempat Abad ala Gus Nasrul
TIMESINDONESIA, SEMARANG – Dalam rangka membimbing generasi muda menghadapi gejolak usia seperempat abad, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES) mengadakan webinar mental health 2024 yang menghadirkan Dr KH Nasrullah Afandi, Lc, MA, atau Gus Nasrul.
Dalam acara bertajuk 'Kiat Menghadapi Quarter Life Crisis Perspektif Pendidikan Islam' ini, sosok karismatik yang juga Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama tersebut berbicara langsung dari pesantren Balekambang di Jepara.
Advertisement
Sesi yang diikuti oleh Prof. Dr. H. Wirawan Sumbodo selaku dekan dan sejumlah dosen ini berlangsung intens dengan Gus Nasrul memaparkan pandangannya yang tajam dan kadang menohok.
Dalam paparannya, Gus Nasrul menjelaskan dua fase krisis ini, yakni Fase "Lock-in" (usia 20-25) dan Fase "Locked-In" (menjelang usia 30). Gus Nasrul menyebut ada tiga gejala krisis yang sering menggerogoti mahasiswa Gen Z.
Gejala pertama yang beliau sebut 'Star Syndrome' - gila tenar. “Banyak mahasiswa kita lupa kuliah karena sibuk cari jempol di media sosial,” ujarnya, Senin (28/10/2024).
Fenomena ini, tambahnya, bahkan lebih kentara pada mahasiswa yang kuliah di luar negeri dengan segala keunggulan lokasi konten mereka.
“Meski ada yang menghasilkan uang dari media sosial, kewajiban kuliah tetap harus jadi prioritas,” tegas Gus Nasrul, alumnus Universitas Al-Qurawiyin, Maroko.
Kedua, gejala 'Superiority Complex' alias ingin kelihatan hebat tanpa usaha nyata. “Kadang-kadang orang dengan sindrom ini lebih sibuk mengolok orang lain daripada introspeksi diri,” katanya.
Gejala ketiga, 'Inferiority Complex' atau rasa minder berlebihan, yang sering membuat mahasiswa ragu berbicara di forum hingga stres mengerjakan skripsi. Gejala ini, kata Gus Nasrul, bahkan sering berujung pada putus kuliah.
Di sesi tanya jawab, Gus Nasrul menyinggung pentingnya memilih teman dengan tepat, mengutip kitab Ta'limul Muta’allim. “Seseorang akan terbentuk oleh lingkungannya. Teman yang suka diskusi ilmiah akan menular, begitu juga sebaliknya,” tegasnya.
Di samping itu, Gus Nasrul juga mengutip nasihat dari kitab al-Hikam karya Imam Ibnu Athoillah: “Jangan berteman dengan orang yang tidak membangkitkan kebaikanmu, dan jauhilah yang tidak membimbingmu pada ketaatan kepada Tuhan.”
Sebagai tambahan, Gus Nasrul mengingatkan pentingnya menjaga hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas) dan dengan Tuhan (hablum minallah). “Kehidupan sering terasa berat karena hubungan yang rusak dengan orang lain atau mengabaikan Tuhan,” tuturnya.
Di akhir sesi, Prof Wirawan menyuarakan kembali pentingnya etika dan akhlak mulia sebagai bekal mahasiswa. "Krisis di usia muda ini bisa terlewati asalkan kita punya pegangan yang kuat - baik dalam agama maupun sosial," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |