Resensi

Bedah 14 Cerpen Karya Kevin Alfirdaus: Dari Isu Perempuan sampai Memori Individu

Jumat, 14 Maret 2025 - 09:30 | 18.15k
Suasana  bincang buku
Suasana bincang buku "Yang Hampir Redup Di Setengah Jalan" karya Kevin Alfirdaus di Rumah Diksi Kota Batu. (Foto: Nihrul Bahy Muhammad/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATUOmah Diksi Kota Batu dan Penerbit Ohara Books menggelar bedah buku Yang Hampir Redup di Setengah Jalan karya Kevin Alfirdaus pada Rabu, 12 Maret 2025. Acara ini dipandu oleh Asisella sebagai moderator dan menghadirkan tiga pegiat literasi dari Kota Malang.

Diskusi yang berlangsung hangat ini menjadi ajang bertukar kesan bagi para pecinta literasi yang hadir.

Advertisement

Musawir, pegiat sastra dan salah satu pembicara, mengulas aspek teknis penceritaan dalam buku Kevin. Menurutnya, struktur cerita yang runtut membuat narasi terasa akurat dan tidak melompat-lompat.

"Misalnya, dalam cerita Fajar di Musim Gugur Sepanjang Trans-Siberia, saya menikmati bagaimana alurnya mengalir tanpa ada lompatan sintaksis atau alur yang membingungkan," ujar Musawir sebelum membacakan kutipan dari buku tersebut.

Namun, Musawir juga mengkritisi aspek deskripsi latar yang menurutnya kurang tergambar dengan jelas.

"Saya merasa kesulitan membayangkan suasana dalam beberapa cerita karena deskripsinya minim. Pembaca jadi harus meraba-raba bagaimana keadaan yang ingin disampaikan," tambahnya.

Sementara itu, Fadrin dari Komunitas Malang Book Party menyoroti detail kecil yang justru merusak keseluruhan cerita dalam Kebenaran Apa yang Ada di Rumah Ini.

"Detail-detail yang tidak relevan terkadang mengganggu alur dan membuat pembaca kehilangan fokus," ungkap Fadrin.

Menanggapi kritik tersebut, Kevin Alfirdaus mengungkapkan bahwa melalui 14 cerpen dalam buku debutnya ini, ia berusaha menarasikan perjalanan hidup dan keluh kesah yang dialaminya. Ia juga ingin memberi suara kepada mereka yang termarjinalkan.

"Melalui buku ini, saya ingin menyampaikan bahwa ada orang-orang yang tak mampu bersuara dan saya berusaha mewakili mereka," ujar Kevin.

Nila, pegiat komunitas Women Ngalam Bergerak, turut memberikan apresiasi terhadap keberanian Kevin dalam mengangkat beragam topik.

"Saya melihat banyak muatan feminis dan unsur kesetaraan dalam cerpen-cerpennya. Isu-isu seperti bagaimana manusia berjuang melawan kecemasannya sendiri sangat berkesan bagi saya," tutur Nila. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES