Resensi

Menanam Spiritualitas Hijau di Kampus Islam

Selasa, 15 Juli 2025 - 13:48 | 14.39k
Buku “Mewujudkan Green Campus dan Eco-Pesantren” (2025) karya Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana Dkk
Buku “Mewujudkan Green Campus dan Eco-Pesantren” (2025) karya Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana Dkk
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dunia semakin dilanda krisis ekologi global. Mulai dari pemanasan global, polusi, hingga deforestasi. Nah buku “Mewujudkan Green Campus dan Eco-Pesantren” (2025) hadir sebagai panduan reflektif dan transformatif bagi lembaga pendidikan Islam. 

Ditulis oleh tim penulis lintas disiplin yang diketuai oleh Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, buku ini bukan hanya sekadar kumpulan teori. Buku ini menjadi sebuah ajakan tulus untuk menanamkan kesadaran ekologis ke dalam relung spiritualitas kampus dan pesantren.

Advertisement

Buku ini patut diapresiasi karena dengan sangat sistematis mengintegrasikan nilai-nilai teologis Islam dengan praktik-praktik keberlanjutan. Para penulis menyadari bahwa lembaga pendidikan Islam, baik pesantren maupun perguruan tinggi, memiliki potensi besar dalam menumbuhkan budaya ekologis, karena berakar pada sistem nilai yang kokoh dan memiliki pengaruh moral yang kuat terhadap masyarakat.

Seperti tertulis dalam pengantar (hal. iii), “Islam melalui al-Qur’an maupun Hadits mengajarkan bagaimana beretika pada alam dan lingkungan.”

Inilah benang merah buku ini. Membumikan ekologi sebagai laku spiritual.

Ekoteologi: Titik Temu Iman dan Ekosistem

Bab pertama membuka cakrawala kita pada istilah yang mungkin masih asing di sebagian kalangan, yakni eco-teologi. Eco-teologi didefinisikan sebagai kajian tentang hubungan antara agama dan lingkungan, dalam hal ini Islam dan ekologi (hal. 5). 

Menariknya, penulis tidak berhenti pada definisi. Mereka juga mengelaborasi lima prinsip utama eco-teologi Islam (hal. 7–15). 

Kelima prinsip itu meliputi: alam sebagai tanda kekuasaan Allah (hal. 8), alam sebagai makhluk Allah (hal. 9), alam sebagai kemaslahatan manusia (hal. 10), manusia sebagai khalifah yang bertugas memakmurkan bumi (hal. 11), dan larangan untuk merusak alam (hal. 14).

Ayat-ayat Al-Qur’an yang disajikan tak sekadar dikutip, namun ditafsirkan dalam konteks kekinian, seperti QS. Al-Baqarah:30 yang menekankan amanah kekhalifahan manusia untuk menjaga bumi. Etika ekologis yang dibangun pun berlapis: dari tanggung jawab individual hingga sistem sosial yang adil bagi seluruh makhluk hidup.

Pendekatan seperti ini menjadikan buku ini unik, karena tidak berhenti pada jargon religius, melainkan meneguhkan kerangka berpikir yang dapat dieksekusi dalam kebijakan pendidikan.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES