Kopi TIMES

Terompet Tahun Baru Isrofil

Jumat, 30 Desember 2016 - 06:04 | 164.82k
Busri Toha. (Grafis: TIMES Indonesia)
Busri Toha. (Grafis: TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMENEPSEBENTAR lagi, tahun baru masehi segera tiba. Sudah pasti setiap menjelang tahun baru, penjual terompet semakin banyak. Mulai dari toko kecil  hingga besar. Dari Kota Sumenep, Pamekasan, Sampang hingga Bangkalan, di pertokoan dan dipinggir jalan dipadati penjual terompet.

Pedagang memanfaatkan momentum tahun baru untuk meraup keuntungan. Sebab, tidak ada waktu lain bagi mereka kecuali tahun baru masehi. Saat tahun baru hijriah, tidak ada penjual terompet. Bahkan, umat Islam sendiri terkadang tidak tahu tahun baru Islam.

Advertisement

Saya heran mengapa setiap tahun baru Masehi, di jalanan dipenuhi dengan jualan terompet. Pergantian tahun disambut dengan bunyi terompet yang bisa memekakkan telinga. Anak kecil kadang bisa bangun dari tidur gara-gara bunyi nyaring terompet.

Beberapa tahun silam, pergantian dari tahun 2011 ke 2012, saya memiliki seorang teman di Sumenep. Teman saya ini, mempunyai anak yang baru lahir. Semalaman anaknya selalu rewel dan menangis. Medekati detik-detik pergantian tahun, hampir pukul 00.00 WIB, anaknya sudah bisa tidur dengan nyenyak.

Namun, pas pergantian tahun, bunyi terompet nyaris memadati alam kota Sumenep. Karuan saja, anak teman saya itu langsung terbangun, rewel lagi dan menangis. Barangkali anaknya tak tahan dengan suara bunyi terompet. Atau barangkali anaknya mengira bahwa bunyi terompet adalah milik Malaikat Isrofil yang ditiup.

Orang tuanya marah. Peniup terompet di depan rumahnya diusir. Jika memaksa meniup terompet di depan rumah dia, tindakan adat pasti berlaku. Semua orang berhamburan. Tahun baru jadi petaka. Tak satupun melanjutkan tiup terompet di depan rumah teman saya itu.

Bagi saya, tiup terompet tidak lebih dari sekedar bersenang-senang. Berganti tahun dianggap sebagai pelepasan tahun lalu untuk yang lebih baik. Jika begitu tidak masalah. Namun, dengan bergantinya tahun, tanpa disadari bahwa umur kita semakin berkurang.

Tidak ada jaminan dengan berganti tahun, perilaku manusia akan lebih baik. Justru, bisa jadi lebih parah. Tetapi, jika menyebut bahwa umur semakin berkurang, itu sudah pasti dan terjamin. Berganti tahun, umur semakin berkurang.

Ketika umur manusia semakin berkurang, berarti umur dunia ini pun semakin tua. Saya tidak tahu dunia ini sudah berumur berapa ribu trilliun. Yang pasti sudah cukup tua.

Ketika terompet itu berbunyi, kadang saya teringat dengan keterangan bahwa Malaikat Isrofil ketika mendekati hari kiamat nanti, akan meniup terompet. Terompet Malaikat Isrofil tentu lebih nyaring dibanding dengan perayaan terompet saat pergantian tahun.

Dalam sebuah hadis, dari Abu Sa’id Alkhudzriyyi RA bahwa Rasulullah bersabda: bagaimana kalian bisa hidup nyaman padahal malaikat peniup terompet sudah meletakkan terompetnya di mulutnya. Ia selalu mendengar instruksi, di saat perintah untuk meniup terompet datang maka pasti akan ditiup. Seolah-olah sabda beliau terasa berat pada diri sahabat Rosululloh maka beliau bersabda: Ucapkanlah Hasbunalloh Wani’mal Wakiil. (HR Tirmidzi).

Semoga pada pergantian tahun ini, warga yang meniup terompet tidak dalam rangka mengajak Malaikat Isrofil ikut meniup terompet. Jika malaikat mengikuti apa yang dilakukan oleh manusia, maka 2016 adalah akhir segalanya. Meniup terompet, jadikanlah renungan bahwa kiamat pasti tiba.

Mendekatkan diri kepada Allah harus kuat. Untuk menguatkan iman, jangan menunggu Malaikat Isrofil tiup terompet. Tetapi renungkanlah, bahwa umur semakin bekurang dan amal baik semakin sedikit. Selama Tahun Baru 2017. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES