Kopi TIMES

Hidup Berkah Berkat Sedekah

Selasa, 03 Oktober 2017 - 15:27 | 66.53k
Noor Shodiq Askandar, Ketua PW Lazisnu Jatim / Wakil Rektor 2 Unisma Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
Noor Shodiq Askandar, Ketua PW Lazisnu Jatim / Wakil Rektor 2 Unisma Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Sedekah adalah kata yang gampang diucapkan, akan tetapi seringkali berat untuk dijalankan. Apalagi jika dijalankan secara konsisten, akan menjadi lebih berat lagi. Kenapa demikian ? Jawabannya sederhana, karena kecintaan kita terhadap terhadap hal hal yang bersifat duniawi sangat kuat, sehingga membuat kita merasa berat untuk menunaikan sedekah atas sebagian rizqi yang telah diberikan oleh Allah swt. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah swt  bahwa manusia itu diciptakan untuk senang pada wanita, perhiasan, dan berbagai hal yang menyenangkan lainnya. Atas hal ini kita bisa melihat sebagian besar manusia kesukaannya adalah menumpuk harta, meskipun tidak mungkin dapat menikmatinya secara keseluruhan. Bahkan ketika sudah bergelimang dengan harta, justru yang muncul adalah anjuran untuk menghindarinya. Dulu ketika miskin, pingin beli daging tidak bisa. Sekarang ketika sudah bisa dengan mudahnya untuk membeli daging, karena penyakit tertentu malah tidak boleh mengkonsumsinya.

Oleh karena itu Allah swt selalu mengingatkan untuk berbagi “Ambillah sebagian dari hartamu untuk disedekahkan” (khudz min amwaalihim sodaqotan….dst). Pada surat adzariyat 19 bahkan ditegaskan bahwa pada setiap kekayaan itu ada hak orang lain, diminta atau tidak (wafi amwaalihim haqqullissaailina wal mahrum). Firman ini tentu menegaskan pentingnya kita berbagi kepada yang lain sebagai amanat. Kewajiban manusia adalah menyampaikan amanat itu kepada yang berhak. 

Advertisement

Atas dasar firman Allah swt tersebut, sedekah merupakan kewajiban bagi setiap ummat manusia untuk dijalankan dan bukan untuk dihindari, karena ini bagian dari kebaikan dan kemanfaatan kita kepada sesama. Berbagai kebaikan dan kemanfaatan sedekah tersebut, antara lain :

Pertama, dengan sedekah adalah bagian dari upaya meningkatkan keberkahan dari rizqi yang kita peroleh. Allah swt telah menjanjikan bahwa setiap kebaikan yang kita berikan (termasuk didalamnya sedekah), maka akan diberikan imbalan kebaikan yang berlipat. Dengan demikian tidak ada ceritanya orang sedekah akan makin miskin, akan tetapi justru akan meningkat berlipat lipat manakala kita berikan dengan penuh keihlasan.

Kedua, sedekah akan dapat mengurangi kesenjangan hidup. Makin banyak kita memberi, akan makin banyak orang yang meningkat kesejahteraan hidupnya dan kemampuan daya belinya. Kesenjangan yang besar akan dapat menciptakan berbagai gejolak social dan kriminalitas. Dahulu kita bisa melihat masyarakat pedesaan yang kampungnya sangat aman dan jauh dari berbagai aksi kejahatan. Kenapa demikian? Karena kesenjangan diantara masyarakat sangat tipis berkat konsep hidup gotong royong. Dengan gotong royong tidak hanya kesenjangan yang berkurang, akan tetapi nilai ekonomisnya juga semakin meningkat. Orang panen padi di desa seringkali tidak mengambil habis hasil produksinya, akan tetapi masih menyisakan bagi yang tidak punya sawah, tambak, dan lain sebagainya (budaya ngasak : mengais sisa panen dari pemilik). Membangun rumah dengan biaya murah, karena semua tetangganya turut membantu secara sukarela.

Ketiga, dengan sedekah akan dapat meningkatkan daya beli masyarakat lainnya. Orang yang kita beri sedekah, bisa meningkat kemampuan ekonominya. Apalagi jika kemudian diperuntukkan untuk hal hal yang produktif. Kalau kemampuan ekonomi meningkat, maka daya beli juga akan meningkat. Akibat selanjutnya transaksi ekonomi juga akan meningkat pula. Perekonomian itu dapat berjalan, salah satunya kalau terjadi transaksi jual beli secara massif di masyarakat. Jual beli yang meningkat akan dapat meningkatkan kegairahan produksi, dan seterusnya.

Melihat berbagai kemanfaatan sedekah tersebut, sebetulnya tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak berbagi kepada yang lain. Kita tidak hanya dapat pahala  dan kemanfaaatan yang berlipat, akan tetapi juga ketentraman hidup karena kesenjangan yang berkurang dapat mengurangi berbagai bentuk gejolak social dan kriminalitas, serta  peningkatan transaksi dan kemanfaatan ekonomi. 

Atas dasar pemikiran ini pula, Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama (Lazisnu) di Jawa Timur mengadakan Gerakan Sedekah Seribu Per Hari (One Day One Thousand), sebagai upaya memberikan sarana bersedekah yang mudah dan tidak terasa berat. Sisa belanja seribu setiap hari sepertinya tidak terlalu bermakna bagi kita, akan tetapi mempunyai kemanfaatan besar bagi yang lain.

Apalagi jika dilakukan secara bersama, tentu kemanfaatannya dapat meningkat jauh lebih besar bagi berbagai fihak dan negeri yang kita cintai bersama ini. Bagaimana dengan anda?

Oleh : Noor Shodiq Askandar, Ketua PW Lazisnu Jatim / Wakil Rektor 2 Unisma Malang.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES