Pilgub Jatim 2008, 2013 dan 2018, Akankah Khofifah Bernasib Sama?

TIMESINDONESIA, JAKARTA – KAJI (Khofifah - Mudjiono), itulah nama julukan di Pilgub Jatim 2008. KAJI di usung PPP dan Parpol non Perlemen dengan prestasi suara (16,72 persen). Khofifah waktu itu masih anggota DPR RI berpasangan dengan Madjiono seorang Bintang satu dengan karir terkahir KASDAM V Brawijaya.
Di awal, KAJI sempat tidak diloloskan KPUD Jatim karena salah satu dukungan parpol bermasalah. Walau akhirnya, DKPP merekomandisikan KPUD untuk meloloskan KAJI.
Advertisement
Ada 4 kaader Nahdlatul Ulama (NU) yang ikut bertarung kala itu, Ali Moechan Musa, Ketua PWNU Jatim, Achmadi, diusung PKB, Khofifah, Ketua Umum Muslimat NU dan Syaifullah Yusuf, Ketua Umum Ansor.
Disini sangat menarik. Bahkan tercatat sebagai Pilkada terlama dan terpanjang, sampai 3 putaran yang mana waktu itu diikuti 5 pasangan . Diputaran pertama tidak ada satupun calon yang mendapat suara 30 persen, atau syarat untuk memenangkan Pilkada.
Suara terbanyak di peroleh pasangan KARSA (Sukarwo-Syaifullah Yusuf ) dengan suara 26,44 persen. Suara terbanyak ke dua 24,28 persen diperoleh KAJI (Khofifah- Mudjiono), yang akhirnya masuklah kedua pasangan tersebut ke putran ke dua.
Di putaran kedua terjadi persaingan sengit. Publik menduga Pilgub akan dimenangkan pasangan KAJI. Namun hasil perhitungan suara berkata lain, pasangan KARSA tampil sebagai pemenang. Disini, pasangan KAJI merasa dicurangi dan menggugat ke MK.
MK pun mengabulkan gugatan tersebut dengan memerintahkan KPUD Jatim mengulang di Kabupaten Sampang dan Bangkalan dengan hasil akhir di putaran ke tiga KARSA 50,11 persen suara sedangkan KAJI 49,89 persen. Atau tetap dimenangkan KARSA dengan selisih 0,22 persen suara.
Ditahun 2013, Pilgub Jatim diikuti 4 pasangan dan kembali Khofifah bertemu bertarung dengan KARSA. Tapi kali ini Khofififah berpasangan dengan Hermawan Suryadi Sumawirja, mantan Kapolda Jatim, dengan julukan nama BERKAH.
Disini sudah terlihat jelas kalau KARSA akan memenangkan Pilkada, salah satunya terlihat dari parpol pengusung yang mana KARSA di usung 10 Parpol dan 22 parpol non parlemen. Sedangkan BERKAH hanya di usung PKB dan 5 parpol non Parlemen. Walaupun ada calon lain, Bambang DH – Said Abdullah di usung PDI-P serta Egy Sudjana- Muhammad Shihab yang maju lewat jalur independen.
Dan benar, hasil akhir dimenangkan pasangan KARSA dengan suara 47,25 persen sedangkan BERKAH memperoleh 37,26 persen saja. Lagi –lagi Khofifah merasa dicurangi dan mengajukan gugatan ke MK dengan pokok gugatan ada pelanggaran yang terstruktur, sistimatis dan masif.
Tetapi gugatan itu ditolak oleh MK karena tidak ditemukan pelanggaran yang struktur sistimas dan masif dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilkada Jatim. Saat itu, Akil Mochtar, ketua MK ditangkap KPK beberapa hari sebelum pembacaan putusan tentang PHPU Pilkada Jatim. Disitu dia mengatakan bahwa yang menang BERKAH?
Apapun itu, putusan sudah ada dan KPUD Jatim telah memutuskan pasangan KARSA sebagai pemenang.
Dan kini beberapa bulan lagi, Pilkada Jatim akan kembali dimulai, tepatnya tanggal 8-10 Januari 2018, masuk masa pendaftaran. Aroma pertarungan Pilgub Jatim kini kelihatannya akan menjadi terheboh di Indonesia. Mengingat Pakde Karwo sudah tidak bisa mencalonkan diri. Sedangkan Gus Ipul adalah wakil Gubernur dua pereode hingga saat ini.
Dan Gus Ipul yang sudah pasti maju sebagai Calon Gubernur (Cagub) di Pilkada ini berpasangan dengan Abullah Azzawar Anas, Bupati Banyuwangi, yang mana keduanya adalah kader muda NU terbaik yang memiliki segudang pretasi dan penghargaan. Pasangan tersebut tenar dengan julukan PUAS (Syaifullah -Anas) serta sudah mengantongi rekomendasi dari PKB dan PDI-P, Parpol pemenang Pemilu Jatim.
Lalu kemana dukungan Pakde Karwo? Mengingat Pakde Karwo adalah seorang Gubernur yang juga ketua Demokrat Jatim. Sebelumnya Pakde Karwo seorang birokrat yang tentu paham betul dan memegang peranan penting di Pilgub Jatim nanti.
Kelihatannya kini publik menungu TIM 17. Yakni Tim yang di bentuk Khofifah, di ketuai Gus Sholeh. Tugasnya untuk menyeleksi wakil Khofifah. Kali ini Khofifah bisa bernafas lega. Selain di bantu oleh Kiai-Kiai, juga Ketua – Ketua umum partai. Seperti GOLKAR, NASDEM, HANURA , PPP, sudah menyatakan siap menjadi pengusung.
Tapi ingat, masih ada GERINDRA, PAN, PKS dan DEMOKRAT, yang hingga kini belum menentukan sikap siapa yang akan diusung. Masih ada juga LANYALLA MATALITI yang sudah jauh hari mendeklarasikan diri ingin menjadi Cagub.
Selain itu La Nyalla juga mendapatkan suara yang siknifikan di berbagai Survei atau bahkan mungkin Khofifah berpasangan dengan La Nyalla, mengingat di 2008 La nyalla masuk Ring satu Tim pemenangan Khofifah.
Tentu pengalaman Pilkada 2008 dan 2013, menjadi pelajaran penting bagi Khofifah untuk meng evaluasi seluruh proses politik sebelum menentukan wakilnya!
Ataukah bernasib sama dengan pemilu sebelumnya? Yang jelas masyarakat Jawa Timur ingin Pilkada nanti berjalan damai, jujur, adil dan memunculkan pemimpin yang amanah serta mampu membawa kemajuan segala bidang. (*)
* Penulis adalah Danu Budiono, aktivis Partai Politik di Banyuwangi.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |