Kopi TIMES

Budaya Kongko Mahasiswa di Kafe

Rabu, 21 November 2018 - 13:00 | 55.07k
Dariz Zunaida, Dosen Program Studi Administrasi Bisnis dan Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Islam Malang  (Grafis: TIMES Indonesia)
Dariz Zunaida, Dosen Program Studi Administrasi Bisnis dan Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Islam Malang (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – MARAK dan menjamurnya kafe di Malang menjadikan suatu hal yang menarik untuk di usik, sebagai kota  pelajar, dengan tingkat penduduk yang terus bertambah ditandai dengan kedatangan mahasiswa dari berbagai kota dan daerah menjadikan Malang  sebagai kota yang padat dan sibuk.  

Keadaan ini tidak sebanding dengan penambahan jumlah mahasiswa yang datang ke Malang dengan akses jalan raya  yang kurang signifikan dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang masuk ke Malang. 

Percampuran adat, budaya, komunikasi, pola pikir dan kreatifitas mahasiswa, mau tidak mau menjadikan sarana atau agenda tersendiri untuk didiskusikan lebih dalam oleh mahasiswa ke dalam suatu tempat dan keadaan yang lebih nyaman dan kekinian.

Sebagai mahasiswa yang notabene pelajar tingkat tinggi, tentu punya cara yang unik dan menarik untuk mempertemukan antar persepsi itu dalam suatu ajang diskusi yang lebih modern dan kekinian, salah satunya dengan mempergunakan media kafe yang akhir-akhir ini sudah menjamur dan mewarnai berbagai sisi dan sudut Kota Malang yang indah dan sejuk. Hal ini  sangat  cocok untuk sarana “kongko” mahasiswa dan pebisnis untuk mendiskusikan sesuatu hal yang menarik. 

Fenomena ini terkadang oleh mahasiswa tidak sedikit yang mempergunakan sarana kafe untuk hal –hal yang kurang memberikan nilai positif, salah satunya dengan mendiskusikan sesuatu yang kurang bermanfaat untuk diri mahasiswa dan hanya semata–mata untuk menghabiskan waktu setelah rutinitas kuliah di kampus.

Tetapi juga banyak mahasiswa yang terbiasa dan sudah menjadi kebiasaan  untuk menghabiskan wakunya di kampus dengan beraktifitas dan berorganisasi, salah satunya dengan belajar, membaca, diskusi dan berkretifitas mandiri atau kelompok dengan sarana UKM (Unit Kreatifitas Mahasiswa) yang sudah disediakan di berbagai kampus yang ada di Malang.  

Berkembangnya kafe yang ada di Malang memberikan angin segar kepada  dunia bisnis. Sebagai entrepreneur pasti akan melihat menjamurnya kafe sebagai peluang yang sangat menjajikan diera sekarang ini. Oleh  karena itu pemilik kafe memberikan fasilitas yang nyaman kepada pengunjungnya. Salah satunya fasilitas yang wajib ada adalah  wifi, yang ini bisa dimanfaatkan oleh para pengunjung yang bisa menghabiskan waktunya selama berjam-jam di kafe. 

Tidak ketinggalan kafe juga menyuguhkan menu-menu yang disajikan dengan sangat variatif, salah satunya menggunakan nama menu-menu makananan yang unik  dan terkadang aneh, sehingga menarik minat konsumen untuk mencobanya. Tentunya hal itu dilakukan oleh pemilik kafe, salah satunya adalah dengan strategi maketing untuk lebih bisa bersaing dalam dunia bisnis.

Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Kotler ( 2000) bahwa pemarsaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. 

Owner kafe di Malang juga berusaha mensegmentatif pasar dengan  memberikan harga yang variatif dan bersaing yang dampaknya konsumen bisa menentukan pilihan sesuai kantong masing-masing konsumen. 

Diera miliniel 4.0 entreperenuer dituntut untuk lebih meningkatkan usahanya lebih kreatif dan inovatif, diikuti dengan minat konsumen yang bervariatif. Dengan tidak semata-mata profit oriented, tetapi juga dengan menggunakan sistem yang lebih bisa diterima sesama produsen konsumen sebagai bagian dari franchise dengan sharing capital.

David J Kaufmaan mengungkapkan bahwa frachise adalah sistem pemasaran dan distribusi yang diajalankan oleh suatu institusi bisnis kecil yang memiliki jaminan dengan membayar sejumlah uang, memperoleh hak terhadap akses pasar yang dijalankan dengan standar isi yang mapan di dalam pengawasan asistensi franchisor. Entrepreneur di Malang bisa membantu pendapatan daerah, sehingga tingkat ekonomi masyaraatnya meningkat.  

Perkembangan budaya sudah menjadikan mahasiswa di Malang untuk bisa memilih aktifitas yang bisa mengarahkan mahasiswa tersebut ke arah yang lebih baik, positif dan terarah. (*)

* Penulis, Daris ZunaidaDosen Program Studi Adminitrasi Bisnis dan Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Islam Malang

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES