Kopi TIMES

Fenomenologi Idealisme dan Pragmatisme Sebagai Perubahan

Kamis, 25 Juli 2019 - 12:43 | 544.68k
Akhmad, Mahasiswa semester VI, Penedidikan Bahasa dan Sastra Bahasa Indonesia (PBSI), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Fenomena. FKIP-UNISMA. 
Akhmad, Mahasiswa semester VI, Penedidikan Bahasa dan Sastra Bahasa Indonesia (PBSI), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Fenomena. FKIP-UNISMA. 
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Di depan salah satu pemantik berkata "Apakah di forum ini masih ada yang memiliki idealis, apa masih ada yang melakukan perlawanan ketika ada salah satu dosen sewenang-sewenang pada kita ketika belajar?". Diskusi yang dibuka dengan pertanyaan sepertinya akan membuka pertanyaan baru dalam diri kita. Apa idealis Itu sebenarnya, apakah akan berpatokan dengan pendapat para pemikir sebelumnya. Para penganut seperti Plato, Brakkley, Imanuel Kant, dan Friedrick Hegel. Yang memiliki aliran idealisme. 

Aliran filsafat idealisme terbukti cukup banyak memperhatikan masalah-masalah pendidikan, sehingga cukup berpengaruh terhadap pemikiran dan praktik pendidikan. William T. Harris adalah tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat. Hal itu merupakan kesalahan fatal karena esensi dari ide akan lahir dari diri sendiri. Lalu mencipta membentuk eksistensi berbentuk realitas berupa materil. 

Advertisement

Ide akan menjadi acuan manusia dalam memberi sebuah fungsi pada materil. Kala tercipta akan membawa diri kita pada satu pandangan baru yang realitas. Batas manusia akan ada pada sebuah objek ide yang nanti akan berbentuk implemintasi. Idealis tujuannya adalah bentuk kesadaran, kesadaran atas objek yaitu rakyat, kesadaran pada rakyat berupa materil.

Sehingga dalam membuka ada peristiwa paling berharga tapi tidak akan leluasa bagi kita semua menanyakan apa yang ada di dalam jiwa, sebagai jawaban paling pasti, ketika material dirasa secara signifikan. 

Kenyataan akan merupakan sebuah peranyaan yang sudah menjadi pertanyaan dalam kehidupan kita sebagaimana menemukan tapi tetap tidak dirayakan pada bentuk pelaksanaan. Maka "Omong kosong kebaikan berpikir". Ide menurut paling utama dalam rialitas sosial dan ide merupakan awal kehidupan manusia. Setelah itu baru berbicara tentang rialitas dan pragmatisme. 

Pragmatisme bisa diartikan secara universal ditelusuri dari etimologi bentuk dari kenyataan manusia bisa diartikan sebab akibat manusia mengenai permasalahan dalam kenyataan untuk melakukan sebuah praktik yang bermanfaat secara praktis. Yang tidak lain dan tidak bukan bahwa itu tercipta karena adanya ide, pokok dari pragmatis itu terletak pada esensial ide. Jika ditarik dari sebuah kronologi terjadinya praktik yang pragtmais akan terletak pada ide, bagaimana ide berpikir maka praktik manusia hadir dalam bentuk laku. 

Jika makna idealisme beracuan pada sosok Soe Hok Gie. Kita akan menjadi orang konservatif. Memaknai fenomena pada masa lalu tidak memandang bahwa pada hari ini ada kehidupan yang lebih nyata. Harus inspiratif. Maka kita juga harus paham mengenai kajian fenomenologi dalam teori ini harus memahami rentetanan peristiwa dan keadaan pada masa itu.

Jangan samakan kita dengan Soe Hok Gie yang idealis dengan cara bergerak melawan gurunya atau melawan rezim tidak sesuai dengan keadaan masyarakat di bawah pemimpin seorang dictator sebut saja pada masa itu Soekarno. Gie sebutannya pada masa itu memang tidak bisa diragukan lagi, namun tidak harus kita samakan dengan masa itu, jika kesunyian dan ketidak terimaan kita hanya ada dalam tulisan maka idealis itu tidak ada.

Pergi ke Gunung mencari kesunyian bukan salah satu idelis karena hal itu tidak memiliki dampak pada keadilan orang kecil atau orang-orang tertindas. 

Jika kita memaknai puisinya Soe Hok Gie dalam kutipannya yang dikenal kadang menjadi refrensi disetiap mahasiswa yang mengambil jalur jadi aktivis kutipan berbunyi "Lebih baik diasingkan daripada harus menyerah pada kemunafikan". Kata "Diasingkan" tidak relevan dengan kehidupan sekarang karena kata afik "di" menunjukkan bahwa ketidak diterimanya suatu orang disuatu tempat atau wilayah orang itu disingkirkan.  

Jadi kata diasingkan mending lebih tepat yang digunkan kata "Mengasingkan". Karena arti dari kata tersebut yaitu "memilih untuk mengasingkan diri", sehingga makna itu merupakan cara implemintasi kita hari ini tidak hanya menyamankan diri pada posisinya, melainkan harus memilih mengasingkan diri untuk bisa makna dari sebuah perjuangan. 

Pada pembahasan idealisme dan pragmatisme harus pula memahami fenomenologis. Idealis mahasiswa hari bukan terletak pada sebuah aksi (turun kejalan demo). Melainkan pada sebuah aksi yang obejeknya pada rakyat untuk membentuk kesadaran masyarakat. Mengajak masyarakat sadar akan dirinya untuk paham akan hak dan kewajibannya.

Selaras dengan apa yang ditulis oleh Mohtar Lubis dalam buku berjudul Senja di Jakarta, ketika berbicara mengani perubahan. Hal itu hanya ada dua denyut perubuhan.yang harus dipahami mengenai perubahan bukan terletak pada sebuah organisasi atau sebuah gerakan massa yang hanya dilakukan mahasiswa, malinkan sebuah kesadaran mahasiswa pada masyarakat.

Denyut itu terletak pada mahasiswa dan rakyat. Mahasiswa sebagai pemikir dan sebagai penggerak dan  bisa mengendalikan rakyat ketika bisa menggerakkan rakyat maka perubahan akan bisa dirasakan, jika tidak jangan berharap akan terjadi perubahan.

Pragmatisme yang terjadi pada hari ini khususnya mahasiswa kadang banyak menyalahkan gunakan. Para aktivis kampus yang tidak hanya mengambil keuntungan hal itu menunjukkan sebuah edukasi paling sukses dalam berorganisasi dan edukasi yang didapatkan dari dosen-dosen itu bermanfaat karena bisa mengamalkan. (*)


*) Penulis: Akhmad, Mahasiswa semester VI, Penedidikan Bahasa dan Sastra Bahasa Indonesia (PBSI), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Fenomena. FKIP-UNISMA

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES