Kopi TIMES

Peta dan Peluang Pilwali Kota Surabaya 2020

Jumat, 26 Juli 2019 - 19:03 | 148.99k
Kiagus Firdaus
Kiagus Firdaus
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Yang pertama, apapun sejak 10 tahun dipimpin sosok visioner oleh Bu Risma, tentunya Kota Surabaya harus dipimpin lagi oleh orang-orang visioner. Dan ini juga menjadi tuntutan masyarakat Surabaya. Khususnya suara rasional untuk terus menjaga Surabaya yang sudah on the track 

Sedangkan calon-calon yang bermunculan saat ini, bisa kita bagi menjadi beberapa kriteria 

Advertisement

Kriteria visioner untuk melanjutkan trah kesuksesan Risma ada pada Emil Dardak yang saat ini Wagub Jatim, Azrul Ananda, Mujiaman (Dirut PDAM Surabaya) yang ini tentunya mutlak pasti sebagai cawalinya.

Kriteria kedua adalah dari kalangan birokrasi. Khususnya dari Pemkot Surabaya sendiri yang juga signifikan akan mendulang suara kaderisasi dari Risma. Di sini ada dua nama. Yakni, Hendro Gunawan (sekda Kota Surabaya) yang sudah lama dikader tetapi ditinggalkan Risma saat ini. Dan, Eri Cahyadi yang saat ini Kepala Bappeko Surabaya yang digadang-gadang oleh Risma sebagai penerusnya.

Yang terakhir kriteria dari kalangan politikus. Di sini ada nama Wawali Surabaya Whisnu Sakti Buana, Armuji, Fandi Utomo, Adis Kadir, Gus Hans, Bambang Haryo, dan Reni Astuti. Puti G. Soekarno juga termasuk masuk di sini. Ada pula Erlangga Satriagung dan Arif Afandi. Menarik juga memasukkan sosok muda Gus Ipin yang kini bupati Trenggalek.

Surabaya saat ini bukanlah pemerintahan seperti 10 tahun yang lalu. Di mana suasana masih dalam belenggu kebirokrasian dan auto pilot seremonial belaka. Akibatnya, APBD glambyar tidak jelas arah pembangunan dan konkretnya.

Sehingga dalam 10 tahun kepemimpinan Risma (yang disebut orang dengan istilah pemimpin visioner) berhasil membuat Kota Surabaya terlihat jelas pembangunannya. Prestasi yang telah dicapai juga akan menjadi catatan sendiri bagi masyarakat Surabaya, agar pengganti Risma adalah orang yang visioner. 

Wali kota yang bekerjanya bukan karakter pemimpin seremonial yang hanya bisa membuka acara. Potong pita. Atau sambutan-sambutan saja.

Nah calon yang bisa memenuhi kriteria-kriteria di atas tentunya bisa kita lihat sendiri siapa mereka. Ataupun pasangan yang kolaborasi antara visioner - birokrat. Visioner-politkus atau politikus-birokrat. (*)

 

*Kiagus Firdaus, ketua Tunas Muda Jatim

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES