
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Kabinet Indonesia Maju (KIM) sudah resmi dimulai yang ditandai dengan pelantikan Menteri dan sejumlah Wakil Menteri. Selalu ada saja muncul sikap pro dan kontra terhadap kehadiran sosok Menteri dan Wamen. Hal ini sangat terkait erat dengan keyakinan dan kepentingan yang selalu berbeda di antara Presiden yang memiliki hak prerogratif dan rakyat yang memiliki kepentingan. Yang jelas Presiden dengan tanggung jawabnya telah membuat keputusan yang final, semoga memberikan hasilnya yang terbaik. Telah dilantik 12 Wamen dengan sebaran, ada yang satu dan ada yang dua Wamen di suatu kementrian. Bagaimana dengan Kemendikbud, perlukah?
Kemendikbud pada KIM memiliki cakupan tugas pokok dan fungsi lebih besar daripada kabinet sebelumnya dengan masuknya kembali Pendidikan Tinggi (Dikti). Walaupun Dikti kembali ke induknya semula tidak berarti dengan mudah formatnya seperti sebelumnya, namun dengan tuntutan baru bisa jadi formatnya bisa berbeda. Demikian juga urusan lain yang terkait dengan penanganan guru dan tenaga kependidikan. Belum lagi ada kebijakan baru berkenaan dengan penyederhanaan birokrasi. Juga issu-issu penting harus mendapat solusi cepat dan tepat, terutama untuk pembangunan SDM.
Advertisement
Memperhatikan kinerja Kemdikbud periode sebelumnya yang kurang optimal, yang mungkin salah satunya disebabkan oleh tiadanya seorang wamendikbud, di samping juga cakupan tugas dan fungsi Kementerian yang lebih luas, maka kehadiran Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan dan Kebudayaan dirasakan sangat dibutuhkan. Tentu kehadirannya tidak bersifat simbolik, melainkan diharapkan mampu hadir
secara fungsional dan strategis.
Idealnya dibutuhkan 4 Wamen yang mampu menopang tugas utama Mendikbud, yaitu Wamen bidan Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan Nonformal dan Informal, Wamen Bidang Pendidikan Tinggi, Wamen Bidang Kebudayaan, dan Wamen Bidang Manajemen. Pertama, Wamen bidang Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan Nonformal dan Informal, diharapkan membantu Menteri dalam mengkoordinasikan penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah dengan fokus sukses an Pendidikan 12 tahun baik melalui pendidikan formal, nonformal maupun informal.
Kedua, Wamen bidang Pendidikan Tinggi diharapkan membantu Menteri dalam mengawal sistem pendidikan tinggi, sehingga tidak hanya Pendidikan Tinggi yang ada di bawah Kemdikbud, melainkan juga Pendidikan Tinggi Yang terkait di bawah Kemenag dan Pendidikan Tinggi yang terkait di antara Pendidikan kedinasan. Demikian juga orientasinya tidak hanya bersifat akademik saja, melainkan juga bersifat teknik manajerial.
Ketiga, Wamen bidang Kebudayaan diharapkan tidak hanya membantu Menteri dalam mengkoordinasikan berbagai agenda, baik persoalan Kebudayaan sebagai core business, melainkan juga yang mesupport terutama bidang pendidikan di semua jenis, jenjang dan jakar pendidikan, bidang seni, bidang pariwisata, dan economi kreatif, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Keempat, Wamen bidang Manajemen diharapkan membantu Menteri dalam mengkordinasitas unit-unit pendukung aktivitas manajerial, sehingga perilaku organisasi mampu penunjukkan efektivitas dan efisiensi serta akuntabitas institusi. Sejalan dengan perkembangan iptek, terutama teknologi informasi diharapkan menjadi bagian penting dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Persoalan jumlah dan bidang Wamen sangatlah tergantung pada kebutuhan, apakah ada 4, 3, 2, atau 1 orang. Semuanya sangat tergantung pada kepentingan institusi, sehingga Kemdikbud bisa perform dengan baik. Kita menyadari bahwa dewasa ini collective intelligence dipandang jauh lebih penting dan bermakna daripada individual intelligence. Karena itu Kemdikbud memiliki cakupan yang sangat luas dan kompleks, sehingga kehadiran Wamen menjadi keniscayaan, bahkan suatu kebutuhan yang patut dipertimbangkan.
Idealnya bahwa kehadiran Wamen diharapkan bersifat fungsional, bukan formalitas. Karena itu profil Wamen lebih dituntut kemampuan dan kapasitas profesional daripada aspek politis. Jika itu selintas pertimbangannya politis, namun tetap aspek prifesionalnya harus dipertimbangkan, sehingga kehadiran Wamen mampu berkontribusi secara signifikan bagi kinerja dan produktivitas kementerian. Semoga KIM mampu menghadirkan kepemimpinan kemdikbud yang prospectif yang mampu berkontribusi bagi pembangunan SDM yang berkarakter dan kompetitif. Gimana menurut Sahabat TIMES Lovers (*)
*) Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |